Kelebihan Teknik EUS-RFA untuk Pengobatan Tumor Gastrointestinal

Reporter

Antara

Selasa, 8 Oktober 2024 11:13 WIB

Ilustrasi tindakan operasi (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis penyakit dalam konsultan gastro-entero-hepatologi RS Siloam MRCCC Semanggi, Rinaldi Lesmana, menjelaskan Endoscopic Ultrasound (EUS) adalah teknik medis yang memanfaatkan kombinasi endoskopi dan ultrasound untuk memeriksa organ-organ dalam tubuh. Selama prosedur EUS, dokter memasukkan endoskop ke dalam tubuh melalui mulut atau rektum. Endoscopic Ultrasound-guided Radiofrequency Ablation (EUS-RFA) adalah teknik pengobatan yang menggabungkan dua teknologi, Endoscopic Ultrasound dan Radiofrequency Ablation untuk memberikan pendekatan yang lebih tepat dan aman dalam pengobatan tumor, misalnya gastrointestinal.

Di ujung endoskop terdapat alat ultrasound yang mengeluarkan gelombang suara frekuensi tinggi. Gelombang itu menciptakan gambar rinci dari organ dan jaringan di sekelilingnya, memungkinkan dokter melihat tumor atau lesi dengan jelas. Gambar yang dihasilkan oleh EUS sangat detail sehingga memudahkan dokter dalam menentukan ukuran, lokasi, dan sifat tumor.

"Ini sangat berguna untuk diagnosis awal dan perencanaan pengobatan, terutama untuk tumor di area yang sulit diakses dengan teknik lain," kata Rinaldi.

Sedangkan RFA adalah metode pengobatan energi gelombang radio untuk merusak jaringan abnormal seperti tumor. Prosedur itu dimulai dengan memasukkan elektroda, alat yang bisa menghantarkan energi ke area target melalui jarum atau alat lainnya. Elektroda itu menghasilkan gelombang radio frekuensi yang menghasilkan panas yang secara efektif memusnahkan sel-sel tumor tanpa perlu pembedahan besar.

RFA sering digunakan untuk mengobati tumor di organ seperti hati dan ginjal. Teknik itu dapat digunakan untuk tumor yang tidak dapat dioperasi atau untuk melengkapi perawatan lain seperti kemoterapi.

Advertising
Advertising

Beda dari metode lain
EUS-RFA menggabungkan keunggulan dari EUS dan RFA, memberikan keuntungan yang signifikan dibandingkan metode ablasi lainnya. EUS menyediakan panduan visual yang sangat detail sehingga memungkinkan dokter menargetkan tumor dengan akurat sekaligus menghindari jaringan sehat di sekelilingnya, yang meningkatkan efektivitas dan keamanan prosedur.

Metode ablasi lain, seperti laser atau krioablasi (menggunakan suhu dingin ekstrem) juga efektif tetapi tidak selalu menawarkan tingkat presisi yang sama. Misalnya laser dapat efektif untuk tumor yang lebih dangkal, sementara krioablasi mungkin tidak ideal untuk tumor di lokasi yang sangat dalam.

Keuntungan utama EUS-RFA adalah presisi tinggi karena EUS memberikan panduan visual yang sangat jelas di mana dokter dapat memastikan energi RFA tepat mengenai tumor tanpa merusak jaringan di sekeliling. EUS-RFA adalah metode minimal invasif, artinya tidak memerlukan pembedahan besar dan waktu pemulihan biasanya lebih cepat dibandingkan pembedahan konvensional.

EUS-RFA digunakan untuk berbagai indikasi medis, terutama ketika tumor gastrointestinal tidak dapat dioperasi atau ketika pengobatan lain tidak efektif. Beberapa indikasi umum termasuk tumor pankreas yang terletak di area yang sulit dijangkau dengan pembedahan konvensional, kista pankreas dengan tanda-tanda prakanker, serta tumor di saluran pencernaan dan hati.

Prosedur dan risiko komplikasi
Prosedur EUS-RFA dilakukan dalam beberapa langkah. Pertama, pasien diberi sedasi ringan atau anestesi untuk memastikan kenyamanan selama prosedur. Dokter kemudian memasukkan endoskop melalui mulut atau rektum untuk mendapatkan panduan visual menggunakan EUS. Setelah itu, elektroda RFA ditempatkan dengan hati-hati di lokasi tumor.

Setelah elektroda berada di posisi yang tepat, gelombang radio frekuensi diterapkan untuk memanaskan dan merusak tumor. Seluruh proses dipantau secara ketat untuk memastikan tumor mendapatkan dosis energi yang tepat dan tidak ada kerusakan pada jaringan sehat di sekitar.

Meski EUS-RFA adalah prosedur minim invasif, tetap ada risiko dan komplikasi yang perlu diwaspadai. Risiko umum yang mungkin terjadi antara lain infeksi, perdarahan di tempat ablasi, reaksi terhadap sedasi, dan kerusakan jaringan.

Efektivitas dan waktu pemulihan
EUS-RFA dikenal efektif dalam mengobati tumor gastrointestinal, terutama yang tidak dapat dioperasi atau yang tidak merespons pengobatan lain. Prosedur ini dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan beberapa metode lain seperti krioablasi. Hasil yang baik dari EUS-RFA juga sering kali mengurangi kebutuhan akan pembedahan besar dan mengurangi waktu pemulihan.

Waktu pemulihan setelah EUS-RFA bervariasi, tetapi biasanya pasien dapat kembali ke aktivitas normal dalam beberapa hari hingga satu minggu. Sebagian besar pasien mengalami ketidaknyamanan ringan yang dapat diatasi dengan obat pereda nyeri dan pemulihan penuh seringkali cepat dibanding metode pembedahan konvensional. Setelah EUS-RFA, hasil jangka panjang dipantau dengan melakukan pemeriksaan berkala menggunakan EUS atau pencitraan lain.

Pilihan Editor: Selain Jinak dan Ganas, Ini 2 Jenis Tumor Otak dan Penyebabnya

Berita terkait

Hati-hati, Kedutan Ternyata Bisa Jadi Gejala Kanker dan Tumor Otak

1 hari lalu

Hati-hati, Kedutan Ternyata Bisa Jadi Gejala Kanker dan Tumor Otak

Meski tak secara langsung menjadi indikator kanker, kedutan bisa juga menjadi sinyal kanker otak, menurut Asosiasi Tumor Otak Amerika.

Baca Selengkapnya

Operasi Tumor di Kepala dengan Metode Endoskopi Invasif Minim Risiko

9 hari lalu

Operasi Tumor di Kepala dengan Metode Endoskopi Invasif Minim Risiko

Metode endoskopi minimal invasif adalah pembedahan yang dilakukan dengan sayatan kecil sehingga mengurangi risiko komplikasi pada operasi tumor.

Baca Selengkapnya

Selain Jinak dan Ganas, Ini 2 Jenis Tumor Otak dan Penyebabnya

16 hari lalu

Selain Jinak dan Ganas, Ini 2 Jenis Tumor Otak dan Penyebabnya

Selain tumor jinak dan ganas, tumor otak juga terdiri dari dua jenis, yakni primer dan sekunder. Cek bedanya.

Baca Selengkapnya

Kajian di Bawah WHO: Tak Ada Hubungan antara Ponsel dan Kanker Otak

34 hari lalu

Kajian di Bawah WHO: Tak Ada Hubungan antara Ponsel dan Kanker Otak

Kajian komprehensif yang dilakukan di bawah WHO menegaskan kalau penggunaan ponsel aman dari risiko peningkatan kanker otak atau kanker lain di kepala

Baca Selengkapnya

Sebab Tumor Tulang Bisa Sebabkan Kematian bila Didiamkan

36 hari lalu

Sebab Tumor Tulang Bisa Sebabkan Kematian bila Didiamkan

Kasus tumor tulang sering terjadi pada umur 10-30 tahun. Namun pada banyak kasus ternyata cenderung dibiarkan sehingga kondisinya menjadi parah.

Baca Selengkapnya

Pulmonolog Sebut Sederet Gejala Kanker Paru sehingga Perlu Deteksi Dini

54 hari lalu

Pulmonolog Sebut Sederet Gejala Kanker Paru sehingga Perlu Deteksi Dini

Dokter paru menyebut beberapa gejala yang harus diwaspadai yang berhubungan dengan kanker paru dan memerlukan deteksi dini.

Baca Selengkapnya

Cara Aman Operasi Tiroid dengan Minim Bekas Luka

7 Agustus 2024

Cara Aman Operasi Tiroid dengan Minim Bekas Luka

Beberapa pilihan metode operasi tiroid yang aman dan minim bekas luka bisa menjadi pertimbangan pasien jika mengalami pembengkakan kelenjar tiroid.

Baca Selengkapnya

Cek Benjolan Tiroid di Rumah dengan Cara Berikut

7 Agustus 2024

Cek Benjolan Tiroid di Rumah dengan Cara Berikut

Berikut cara deteksi dini benjolan pada kelenjar tiroid yang dapat dilakukan secara mandiri di rumah.

Baca Selengkapnya

Metode Bedah Toraks Minim Sayatan, Cocok untuk Kanker Paru

22 Juli 2024

Metode Bedah Toraks Minim Sayatan, Cocok untuk Kanker Paru

VATS adalah metode pembedahan minimal invasif atau bedah sayatan kecil di rongga dada (toraks), termasuk untuk kanker paru.

Baca Selengkapnya

Anjing pun Bisa Terserang Kanker, Kenali Gejala sebelum Terlambat

8 Juli 2024

Anjing pun Bisa Terserang Kanker, Kenali Gejala sebelum Terlambat

Kebanyakan anjing terlambat terdeteksi kanker. Karena itulah, pemilik perlu waspada dan memahami perubahan perilaku atau tanda-tanda lain.

Baca Selengkapnya