TEMPO.CO, Jakarta - Seperti jenis tumor lain, tumor otak juga diakibatkan sel-sel yang tumbuh abnormal dan jumlahnya mempengaruhi ukuran tumor. Pada kasus tumor otak jinak, sel-sel biasanya tumbuh perlahan dan tak akan menyebar ke bagian tubuh lain sehingga ada batas tertentu pada tumor.
Sementara itu, tumor otak ganas bisa menyebar sangat cepat dan menginvasi struktur-struktur otak di sekitarnya. "Tumor ini cenderung lebih agresif dan sangat sulit diobati atau dibuang," jelas Dr. Andrea Cercek, pakar onkologi gastrointestinal, dikutip dari USA Today.
Pakar onkologi saraf Dr. Marissa Barbaro menjelaskan dua jenis tumor otak. Tumor otak primer bila muncul di otak itu sendiri dan sekunder bila tumor menyebar ke otak dari kanker di bagian tubuh lain seperti paru-paru atau payudara. Tumor otak sekunder lebih umum dibanding primer. Keduanya sama-sama berbahaya.
Meski tumor ganas diklaim lebih sulit ditangani dan bisa menyebar dengan cepat, tumor jinak juga tak kalah membahayakan, apalagi jika dibandingkan dengan tumor yang muncul di bagian tubuh lain. Meski pertumbuhannya lambat dan tak menyebar ke bagian tubuh lain, tumor jinak bisa menekan bagian otak lainnya.
"Otak mengontrol setiap proses yang mengatur tubuh, termasuk pikiran, daya ingat, emosi, sentuhan, keterampilan motorik, penglihatan, pernapasan, suhu tubuh, dan rasa lapar. Tumor otak bisa mempengaruhi semua fungsi itu jika tumbuh di dalam tengkorak dan menambah tekanan di otak dan berpotensi menyebabkan kondisi neurologis seperti kelemahan otot atau kelumpuhan, kesulitan bicara, dan tidak sadarkan diri," papar Dr. Julie Gralow, kepala staf medis di American Society of Clinical Oncology.
Karena hal itulah dokter akan menganjurkan operasi pembuangan tumor, ganas maupun jinak.
Faktor pemicu
Banyak faktor penyebab tumor otak, termasuk pertambahan usia yang menyebabkan sistem imun menurun. Meski masih butuh lebih banyak penelitian, faktor lingkungan juga berpengaruh. Misalnya frekuensi radio, gelombang elektromagnetik, polusi udara, dan paparan racun di sekitar. Gralow mengatakan riwayat keluarga dan genetik juga bisa meningkatkan risiko, juga apakah orang itu pernah mengalami cedera kepala.
Meski tak ada tumor yang bisa benar-benar dicegah pertumbuhannya, beberapa langkah bisa menurunkan risiko memiliki tumor otak, di antaranya tidak merokok dan terpapar radiasi berlebihan, serta menghindari bahaya dari lingkungan. Anak-anak dan ibu hamil diminta menghindari paparan radiasi dari CT Scan di kepala kecuali benar-benar diperlukan, jelas American Cancer Society. Jaga juga kesehatan imun dengan cukup tidur, menghindari stres, dan pola makan seimbang.
Pilihan Editor: Sebab Pasien Operasi Otak Hanya Dibius Lokal dan Tetap Dibuat Sadar