Pakar Ungkap Proses Penularan HIV dari Ibu ke Anak

Reporter

Antara

Rabu, 30 Oktober 2024 13:23 WIB

Ilustrasi pemeriksaan HIV. ANTARA/Zabur Karuru

TEMPO.CO, Jakarta - Penularan Human Immunodeficiency Virus atau HIV tidak terjadi melalui sentuhan, pelukan, penggunaan peralatan makan bersama, atau tinggal serumah dengan penderita HIV. Spesialis penyakit dalam konsultan hematologi onkologi dai RS Cipto Mangunkusumo Kencana Jakarta, Andhika Rachman, mengatakan HIV bisa ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh seperti luka terbuka atau darah dari penderita kepada yang merawat.

"Pada kasus anak kecil yang merawat ibu dengan HIV, potensi risiko bisa muncul jika ada kontak langsung antara luka terbuka anak dengan darah ibunya," kata Andhika, Rabu, 30 Oktober 2024.

Ia mengatakan pada kasus anak yang meninggal ketika merawat ibu yang sakit HIV kemungkinan disebabkan adanya kontak dengan darah atau cairan tubuh yang terinfeksi. Selain darah, cairan tubuh juga bisa berupa cairan vagina, air mani dan ASI. Penggunaan peralatan medis atau jarum yang tidak steril atau saat menyusui juga bisa memperbesar risiko tertular pada anak apabila ibu memiliki viral load atau jumlah HIV dalam darah yang tidak terkendali.

"Gunakan sarung tangan saat merawat luka, hindari penggunaan jarum suntik atau peralatan medis yang tidak steril, dan jangan berbagi benda tajam seperti gunting kuku atau sikat gigi," pesannya.

Gejala anak terinfeksi HIV
Andhika mengatakan penting juga bagi orang tua untuk mengetahui apakah anak memiliki risiko tertular HIV jika ibu memang diketahui positif HIV. Idealnya, bayi yang lahir dari ibu pasien HIV positif harus menjalani skrining dalam 48 jam pertama setelah kelahiran, dilanjutkan pemeriksaan pada usia 1-2 bulan dan 4-6 bulan untuk memastikan apakah bayi tertular atau tidak.

Advertising
Advertising

"Pemeriksaan PCR-DNA pada bayi baru lahir bisa dilakukan untuk mendeteksi adanya HIV," tambahnya.

Anak yang terinfeksi HIV juga biasanya menunjukkan gejala berupa pertumbuhan yang terhambat, berat badan yang sulit naik, sering mengalami diare kronis, batuk berulang, infeksi oportunistik seperti pneumonia, atau adanya pembesaran kelenjar getah bening di beberapa bagian tubuh.

Andhika juga menjelaskan tanda-tanda lain bisa berupa infeksi kulit yang berulang atau infeksi jamur pada mulut yang sulit sembuh. Karena itu penting bagi orang tua atau pengasuh untuk memperhatikan tanda-tanda pada anak dan segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Lulusan Universitas Indonesia ini mengingatkan penularan HIV tidak terjadi melalui sentuhan, pelukan, penggunaan peralatan makan bersama, atau tinggal serumah dengan pasien HIV. Adanya edukasi lebih lanjut juga penting untuk mengurangi stigma dan memastikan setiap orang tahu bahwa HIV tidak menular melalui interaksi sehari-hari.

Pilihan Editor: Dokter Sarankan Tes HIV Setidaknya Sekali Seumur Hidup

Berita terkait

Jangan Saling Pinjam 5 Barang Berikut atau Kesehatan Jadi Taruhan

9 hari lalu

Jangan Saling Pinjam 5 Barang Berikut atau Kesehatan Jadi Taruhan

Demi kesehatan, jangan coba-coba saling meminjamkan barang-barang berikut dengan orang lain karena mungkin Anda justru akan terkena penyakit.

Baca Selengkapnya

Ketahui Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Penanganan Penyakit Leptospirosis

11 hari lalu

Ketahui Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Penanganan Penyakit Leptospirosis

Beberapa hewan yang sering menjadi penyebab penularan leptospirosis adalah tikus, anjing, dan hewan ternak.

Baca Selengkapnya

Inovasi Kesehatan: Nucleopad, Solusi Cepat Deteksi Penyakit Infeksi

11 hari lalu

Inovasi Kesehatan: Nucleopad, Solusi Cepat Deteksi Penyakit Infeksi

Nucleopad mempercepat diagnosis penyakit infeksi dengan teknologi sederhana dan tanpa peralatan laboratorium canggih, mendukung kemandirian kesehatan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Batu Ginjal Bila Dibiarkan Bisa Berdampak Infeksi

12 hari lalu

Batu Ginjal Bila Dibiarkan Bisa Berdampak Infeksi

Jika batu ginjal didiampkan, bisa menyebabkan infeksi dan kerusakan ginjal yang serius.

Baca Selengkapnya

Yang Tak Boleh Dilakukan usai Digigit Nyamuk dan yang Disarankan

26 hari lalu

Yang Tak Boleh Dilakukan usai Digigit Nyamuk dan yang Disarankan

Reaksi gigitan nyamuk berbeda pada setiap orang. Ada yang hanya gatal ringan dan ada yang parah disertai bentol. Jangan lakukan hal ini.

Baca Selengkapnya

Mengenal Sakit 'Flu Pria', Benarkah Hanya Reaksi yang Berlebihan?

31 hari lalu

Mengenal Sakit 'Flu Pria', Benarkah Hanya Reaksi yang Berlebihan?

Ada bukti kuat bahwa pria lebih mungkin mengalami infeksi parah daripada wanita saat mereka sakit. Hal ini terlihat pada masa awal pandemi COVID-19.

Baca Selengkapnya

Kiat Hindari Heat Stroke saat Cuaca Panas dari Dokter Penyakit Dalam

35 hari lalu

Kiat Hindari Heat Stroke saat Cuaca Panas dari Dokter Penyakit Dalam

Pakar menyebut perlunya pengaturan aktivitas untuk menghindari heat stroke atau serangan panas pada saat cuaca panas.

Baca Selengkapnya

Penyebab Radang Lidah, Mengenali Gejalanya

35 hari lalu

Penyebab Radang Lidah, Mengenali Gejalanya

Radang lidah atau glossitis kondisi yang ditandai bengkak atau berubah warna

Baca Selengkapnya

Alasan Laki-laki Lebih Mudah Sakit Dibanding Perempuan

35 hari lalu

Alasan Laki-laki Lebih Mudah Sakit Dibanding Perempuan

Benarkah laki-laki lebih gampang sakit dibanding perempuan? Simak hasil penelitian berikut ini.

Baca Selengkapnya

Belajar dari Kasus Mpox, Ini yang Diperlukan untuk Hadapi Perubahan Pola Penyakit

38 hari lalu

Belajar dari Kasus Mpox, Ini yang Diperlukan untuk Hadapi Perubahan Pola Penyakit

Pakar menyebut virus Mpox adalah salah satu contoh perubahan pola penyakit akibat dinamika kehidupan yang bergerak di antara patofisiologi interaksi.

Baca Selengkapnya