TEMPO.CO, Jakarta - Praktisi kesehatan dr. Andreas Prasadja mengatakan mimpi saat tidur penting untuk kebugaran tubuh dan meningkatkan konsentrasi saat melakukan aktivitas. Ia mengatakan fase rapid eye movement (REM) atau tidur mimpi yang baik sekitar 20-25 persen dari total tidur yang dilakukan pada malam hari.

"Jadi, kalau kurang mimpi menandakan tidur kurang maksimal dan mengakibatkan bisa muncul halusinasi yang buruk (ketindihan). REM dibagi menjadi tiga bagian, yakni tahap tidur ringan, tahap tidur sedang (50 persen dari total tidur), dan tahap tidur dalam (20-25 persen dari total tidur)," ujar Andreas di Medan, Kamis, 31 Oktober 2024.

Ia juga mengatakan hasil bermimpi yang baik bisa dilihat ketika bangun tidur dengan mengalami kebugaran tubuh dan konsentrasi yang baik saat melakukan aktivitas.

"Artinya, tidur tersebut sudah berhasil dan berefek kepada kesehatan tubuh tanpa menggunakan stimulan seperti kafein, kopi, dan lainnya," paparnya.

Anjuran durasi tidur
Untuk mencapai tidur yang sehat berbagai faktor perlu dilakukan, seperti pola makan yang baik, rutin berolahraga, dan tidur yang cukup pada malam hari. "Durasi tidur penting, kontinuitas tidur penting, mimpi juga penting. Yang membuat kita bangun tidak segar adalah kualitas tidur yang buruk, bukan karena teringat mimpi," jelas Andreas.

Namun, seiring perkembangan zaman terjadi pergeseran jam bekerja yang juga berdampak pada pergeseran jam tidur. Semakin berkurangnya tidur akan berakibat pada berkurangnya produktivitas dan kesehatan. Di sisi lain, Andreas mengatakan bagi laki-laki tidur sehat akan berdampak pada kemampuan ereksi lebih baik daripada yang kurang tidur. Pada wanita, cukup tidur membuat hormon yang melepas induk tidur sangat baik dan kesuburan terjaga.

"Pada umumnya tidur yang baik tentu tujuh sampai sembilan jam dengan kategori anak sampai dewasa," ucapnya.

Pilihan Editor: Bukan Mimpi Buruk, Tapi Jenis Mimpi Ini Bikin Khawatir