Pergulatan Filsafat Transeksual dalam Novel  

Reporter

Editor

Minggu, 20 Maret 2011 13:13 WIB

Lost Butterfly: Dilema Cinta Mantan Pria
TEMPO Interaktif, Jakarta - Orang-orang yang terjebak dalam raga tak sesuai dengan jiwa mereka mestinya dibantu dengan solusi. Bukan dikucilkan, apalagi tidak diperbolehkan memenuhi hasrat seksualnya dengan cara yang benar.
Perdebatan filosofis dan religius tentang transeksual dibahas dalam novel ini. Tentu saja dibalut cerita tentang mantan pria yang diperankan oleh Fitriyana Maria Lucci (Maria). Ia gamang terhadap cinta pada seorang lelaki atau melayani nafsu perempuan. Maria juga gamang pada status dirinya, karena masyarakat masih memandang miring terhadap kaum ganti kelamin (transeksual).
Penulis sejak awal sudah tak sepakat dengan istilah waria. Menurut dia, istilah waria kurang tepat, karena melestarikan ketidakjelasan, wanita sekaligus pria. Padahal waria, pada umumnya, memperlakukan diri sebagai perempuan dan memandang laki-laki sebagai lawan jenis. Istilah yang lebih tepat adalah mantan pria---maria. Karena mereka sudah meyakini dan menegaskan diri sebagai wanita.
Keberadaan transeksual nyata ada dan tak bisa dinafikan. Pembelaan terhadap kaum transeksual dalam novel ini melalui perdebatan antara Arman, seorang dosen di sebuah universitas Islam, dengan kawannya Siswoyo, yang memahami transeksual seperti orang pada umumnya.
Apakah mengubah kelamin merusak ciptaan Tuhan atau menyalahi kodrat? Karena dilahirkan sebagai laki-laki malah mengubah diri menjadi perempuan. Istilah Siswoyo, yang pemikirannya lateral, sama saja mengubah cetakan Allah. "Bukannya bersyukur dilimpahi kesempurnaan, malah sesukanya sendiri menyunting ciptaan Tuhan."
Sebaliknya Amran. Sebagai tokoh pembela kaum transeksual dia berpendapat dalam sebagian kasus mungkin benar, mereka melanggar kodrat dan mengacaukan tatanan alam. Tapi pada sebagian lainnya, alih-alih melawan kodrat, mereka malah layak disebut mengikuti kodrat atau lebih tepatnya kembali kepada kodrat penciptaan.
Lho, kok, orang yang ganti kelamin bisa disebut kembali ke kodrat? Jelas-jelas mereka mengubah ciptaan Tuhan. Ditakdirkan Tuhan menjadi cowok malah berubah menjadi cewek? Kembali kepada kodrat penciptaan bagaimana?
Klaim merusak penciptaan Tuhan di alam ini adalah salah. Sebagai sesama orang beragama seharusnya tahu manusia tak bisa dan tak akan pernah bisa mengubah ciptaan Tuhan. Manusia hanya bisa menyusun ulang, mengubah komposisi, dan membentuk lagi yang baru dari bahan-bahan yang diciptakan Tuhan. Itu pun dengan izin-Nya, yang disebut sunnatullah, hukum alam atau sistem penciptaan.
Menuduh operasi ganti kelamin atau transeksual sebagai merusak ciptaan Tuhan atau melanggar kodrat, menurut penulis novel ini, adalah mengerdilkan Tuhan itu sendiri. Menempatkan Tuhan bukan lagi Maha Pencipta dan Maha Kuasa, sehingga ciptaan-Nya bisa diubah makhluknya yang bernama manusia.
Penulis, lewat Amran, menyangkal. Kalau operasi ganti kelamin dianggap merusak ciptaan Tuhan hanya karena mengubah komposisi dan menyusun ulang pemberian Tuhan, maka memotong kuku, mencukur rambut, dan jenggot, sunatan, memasang tangan dan kaki palsu, atau bahkan mengamputasi anggota tubuh yang terkena penyakit bisa juga disebut mengubah ciptaan Tuhan. Bedanya hanya pada obyek yang direkonstruksi, yang satu kuku, satunya lagi alat kelamin.
Kita tidak boleh memvonis mereka begitu saja hanya karena dilahirkan berbeda dengan manusia normal lainnya. Banci juga manusia, punya hak pula untuk hidup damai. Jangan dicibir karena dilahirkan berbeda dari yang lain.
Penulis ini membagi dua jenis banci: khuntsa dan waria. Khuntsa sejak lahir fisik dan genetisnya terkemas dalam raga yang tidak sesuai dengan kecenderungan jiwanya. Statusnya masih belum jelas, pria atau perempuan?
Sedangkan waria, seperti namanya, adalah pria normal yang lebih suka berperilaku seperti wanita dalam kehidupan sehari-hari. Jelas seorang pria, cuma berperilaku seperti wanita. Ini yang perlu dipertanyakan motivasinya, biasanya, persoalan ekonomi atau mata pencarian.
Tapi, kalau tipe khuntsa berbeda. Tak boleh disalahkan karena dia dilahirkan dalam kondisi yang berbeda dengan orang kebanyakan. Nah, tipe inilah menurut penulis yang juga doktor filsafat, yang harus diarahkan untuk mempertegas identitasnya. Seperti juga mereka yang lahir dengan kelamin ganda, ambigous genitalia, "Zalim kalau kita ikut memusuhinya."

*Ahmad Taufik, jurnalis pemerhati transeksual

Judul buku: Lost Butterfly: Dilema Cinta Mantan Pria
Penulis: Yanda Sadra
Penerbit: Tinta Publisher, Jakarta
Terbitan: Januari, 2011
Tebal: 330 halaman ++

Berita terkait

Peluncuran Buku Majukan Perdagangan Bersama Zulhas

5 Februari 2024

Peluncuran Buku Majukan Perdagangan Bersama Zulhas

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan kembali menyoroti pentingnya kolaborasi sebagai kunci keberhasilan dalam memajukan sektor perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

IKAPI Kecam dan Batal Hadiri Frankfurt Book Fair 2023, Begini Sejarah Ikatan Penerbit Indonesia

17 Oktober 2023

IKAPI Kecam dan Batal Hadiri Frankfurt Book Fair 2023, Begini Sejarah Ikatan Penerbit Indonesia

Simak sejarah IKAPI yang salah satu pelopornya merupakan sastrawan Sutan Takdir Alisjahbana. IKAPI mengecam dan batal hadiri Frankfurt Book Fair 2023

Baca Selengkapnya

Buku Awan Merah: Cerita Colombus hingga Cyrus Habib dalam Refleksi Rohaniwan

28 September 2023

Buku Awan Merah: Cerita Colombus hingga Cyrus Habib dalam Refleksi Rohaniwan

Rohaniwan yang juga pengajar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Baskara T. Wardaya menulis buku bertajuk Awan Merah: Catatan Sepanjang Jalan.

Baca Selengkapnya

4 Tahapan Membuat ISBN, Penuhi 8 Syarat ini

11 Mei 2022

4 Tahapan Membuat ISBN, Penuhi 8 Syarat ini

Begini cara mengajukan permohonan ISBN dengan memenuhi 8 syarat teknis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Lowongan Kerja Balai Pustaka bagi Lulusan D3 dan S1, Berikut Kualifikasinya

9 September 2021

Lowongan Kerja Balai Pustaka bagi Lulusan D3 dan S1, Berikut Kualifikasinya

PT Balai Pustaka membuka lowongan kerja bagi lulusan D3 dan S1.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno Dukung Penerbitan Buku Wisata Halal Indonesia

2 Juli 2021

Sandiaga Uno Dukung Penerbitan Buku Wisata Halal Indonesia

Sejumlah daerah di Indonesia juga telah menerapkan dan mengembangkan konsep wisata halal.

Baca Selengkapnya

Cara Dapat Uang Dari Wattpad, Jangan Lewatkan 6 Tips ini

29 Mei 2021

Cara Dapat Uang Dari Wattpad, Jangan Lewatkan 6 Tips ini

Di era serba digital, cara dapat uang dari Wattpad pun bisa dilakukan oleh mereka yang suka menulis. Simak tipsnya.

Baca Selengkapnya

Program Nulis dari Rumah, Stimulus untuk Penulis dan Penerbit

6 Oktober 2020

Program Nulis dari Rumah, Stimulus untuk Penulis dan Penerbit

Pemerintah memberikan stimulus untuk penulis dan penerbit melalui program "Nulis dari Rumah".

Baca Selengkapnya

London Book Fair, Penerbit Asing Borong Hak Terbit Buku Indonesia

13 Maret 2019

London Book Fair, Penerbit Asing Borong Hak Terbit Buku Indonesia

Pada hari pertama pameran buku London Book Fair (LBF) 2019, Indonesia sudah membukukan penjualan hak penerbitan untuk 12 judul buku.

Baca Selengkapnya

Buku Ucok Homicide Soal Hip Hop Dalam 1 Dekade Beredar

30 Agustus 2018

Buku Ucok Homicide Soal Hip Hop Dalam 1 Dekade Beredar

Penerbit buku independen Elevation Books belum kapok membidani kumpulan tulisan Herry Sutresna aka Ucok Homicide.

Baca Selengkapnya