Berwisata ke Pulau Kodingareng Lompo

Reporter

Editor

Sabtu, 21 Mei 2011 16:16 WIB

Pulau Kodingareng, Sulawesi Selatan. TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO Interaktif, Makassar -- Friska Valentina, Mutmainnah Amri, Vincensius Waldy, Rahmi Abdullah, dan Yansto Tambing sepakat memenuhi liburan akhir pekan mereka ke Pulau Kodingareng Lompo. Mereka berniat snorkeling di pantai bagian barat Pulau Kodingareng Lompo, yang masuk di wilayah Kelurahan Kodingareng, Kecamatan Ujung Tanah, Makassar.

Sebelum mencapai pantai, pandangan mereka terantuk oleh sebuah gusung, gundukan pasir pantai yang terbentuk secara alami oleh fenomena ombak dan air laut. Gusung yang dipenuhi oleh batang terumbu karang mati itu membuat mereka tercengang. "Kenapa bisa jadi begini," kata Friska.

Mereka harus turun dari perahu tradisional yang disebut jolorok–semacam perahu kelotok bermesin–untuk mencapai garis pantai berpasir itu. Melihat dasar pantai yang dipenuhi terumbu karang yang tajam dan bulu babi yang bertebaran, membuat wisatawan lokal ini harus waspada. Jika menginjak bulu babi, bisa bengkak seminggu atau harus dibawa ke rumah sakit. Namun, ada obat tradisional yang dipercaya oleh penduduk lokal. Sederhana saja. Tempat luka yang terkena bulu babi diusap dengan air kencing sendiri, dijamin cepat pulih. Boleh percaya, boleh tidak.

Di atas gusung pasir, patahan terumbu karang terhampar luas dan menggunung di permukaan hingga menyerupai pulau kecil berbentuk huruf U. Di sana juga menjadi tampungan sampah laut. "Terumbu karang di sini banyak yang mati," kata Friska, yang juga menjadi penyuluh masyarakat dan terumbu karang dari Coremap Papua.

Sore itu mereka batal snorkeling , tapi tak ada raut kecewa dalam wajah mereka. Pemandangan terumbu karang yang mulai tumbuh–bisa dilihat dari warnanya yang ungu–di antara cabang terumbu mati di dasar laut dan pemandangan matahari terbenam, melupakan tujuan semula. "Tapi, banyak juga terumbu yang tidak sehat. Ujung batangnya putih menyala," ujar Friska.

Menurutnya, keadaan itu bisa disebabkan oleh pendangkalan dan perilaku warga setempat yang tidak mampu menjaga terumbu. "Ada kemungkinan karena menggunakan bom dan racun potas saat mencari ikan di sekitar kawasan itu," kata Friska.

Abdul Kadir, Ketua RW 2, Kelurahan Kodingareng, membenarkan adanya aktivitas nelayan yang menangkap ikan menggunakan racun potas. "Tapi, itu dilakukan bukan oleh warga Kodingareng. Warga pulau lain terkadang masuk ke area itu dengan meracuni ikan sehingga terumbu karang ikut teracuni."

Di bagian ujung pulau yang dihuni sekitar 5.000 jiwa itu terhampar pasir putih dengan pemandangan daratan Kota Makassar dan Kampung Galesong. Sementara itu, di sebelah selatan, batas laut Selat Makassar terlihat menggaris di bawah matahari. Friska dan kawan-kawan menginap di rumah Abdul Wahab, tokoh masyarakat. "Kalau ada pendatang, warga selalu mengajak makan ikan," ujarnya.



Berlayar ke Pulau Kodingareng Lompo

1. Naik perahu di Dermaga Kayu Bangkoa: Ada tiga perahu yang bolak-balik ke Dermaga Tumbak Kayu Bangkoa, Makassar. Dermaga ini berada di Jalan Penghibur, tepat di belakang Hotel Pantai Gapura.
2. Penumpang cukup merogoh Rp 10.000 untuk sampai di pulau yang berjarak sekitar 16 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 45 menit dari dermaga. Namun, kapal penyeberangan hanya melayani penumpang pada pagi saja, sekitar pukul 09.00-10.00 WITA. Sedangkan dari dermaga pulau perahu beroperasi sekitar pukul 07.00 WITA dengan tarif sama, Rp 10.000.
3. Dari Dermaga Kayu Bangkoa juga terdapat kapal penumpang rute lain, yakni Pulau Balang Lompo dan Pulau Balang Caddi. Jadi, jangan salah naik kapal.



Pernah Menjadi Basis Laskar Kahar Muzakkar
Kodingareng, dalam bahasa Indonesia, berarti "Nama Jelek" dan begitulah nama populer pulau yang masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar. Sejarah nama pulau ini muncul ketika aparat pemerintah datang. Ternyata yang dilihat di pantai adalah warga yang sedang cebok atau pattidikang dalam bahasa lokalnya. "Pattidikang itu kan kodingareng (nama jelek) dan nama kodingareng melekat untuk menyebut pattidikang," kata Abdul Kadir, Ketua RW 2.

Menurut dia, pulau itu pernah menjadi basis tentara pemberontakan Kahar Muzakkar pada 1960-an hingga pulau itu disebut Pulau Perjuangan. Kemudian namanya berganti menjadi Pulau Harapan saat masuk wilayah administrasi Kabupaten Pangkep dan terakhir disebut Kodingareng.

Di pulau itu, terdapat kompleks pemakaman Tionghoa yang diperkirakan sebagai penghuni pertama pulau itu. Selain itu, ada bungker peninggalan Jepang.

ABD AZIS

Advertising
Advertising

Berita terkait

Pengelolaan Kebun Raya Cibodas Akan Dilelang  

20 Agustus 2013

Pengelolaan Kebun Raya Cibodas Akan Dilelang  

Ada empat lokasi wisata yang memiliki daya tarik tertinggi di kawasan Cianjur, yaitu Kebun Raya Cibodas, Pantai Jayanti, Ziarah Makam Cikundul, dan Waduk Cirata.

Baca Selengkapnya

300 Wisatawan Parangtritis Disengat Ubur-ubur  

11 Agustus 2013

300 Wisatawan Parangtritis Disengat Ubur-ubur  

Ubur-ubur datang bersamaan dengan datangnya musim kemarau

Baca Selengkapnya

100 Ribu Pengunjung Padati Kawasan Wisata Ancol

9 Agustus 2013

100 Ribu Pengunjung Padati Kawasan Wisata Ancol

Untuk lebaran tahun ini, Ancol dipadati sekitar 100 Ribu pengunjung.

Baca Selengkapnya

Hari Ini, Pengunjung Ragunan Diprediksi Membludak

9 Agustus 2013

Hari Ini, Pengunjung Ragunan Diprediksi Membludak

Tahun lalu, puncak kunjungan ada di H+2 ketika pengunjung Ragunan mencapai 142.999 orang.

Baca Selengkapnya

Borobudur Lebih Ketat Jelang Idul Fitri

8 Agustus 2013

Borobudur Lebih Ketat Jelang Idul Fitri

Pengelola Candi Borobudur juga memasang close circuit television atau kamera CCTV di sejumlah titik di kawasan candi.

Baca Selengkapnya

Payung-payung Cantik Warnai Langit Agueda Portugal  

26 Juli 2013

Payung-payung Cantik Warnai Langit Agueda Portugal  

Payung-payung tersebut membuat turis yang berkunjung ke Agueda, Portugal, terkagum-kagum.

Baca Selengkapnya

Jatim Park Group Bagi-bagi Tiket Gratis

10 Juli 2013

Jatim Park Group Bagi-bagi Tiket Gratis

Promo diberikan untuk menjaga tingkat kunjungan wisata yang menurun saat bulan puasa.

Baca Selengkapnya

Layak Dicoba, Resor Mewah Milik Bos Virgin Air

5 Juli 2013

Layak Dicoba, Resor Mewah Milik Bos Virgin Air

Untuk menginap di resor mewah ini, Anda harus siap mengeluarkan
biaya sebesar US $ 60 ribu atau sekitar Rp 596 juta per
malamnya. Apa fasilitasnya?

Baca Selengkapnya

Tantangan Penjelajah Kaldera Tambora

5 Juli 2013

Tantangan Penjelajah Kaldera Tambora

Lama waktu tempuh turun sejauh 2,8 kilometer ini diperhitungkan delapan jam dan pulangnya memerlukan waktu lebih lama, sekitar 12 jam.

Baca Selengkapnya

BBM Naik, Lokasi Wisata Bogor Padat Pengunjung

23 Juni 2013

BBM Naik, Lokasi Wisata Bogor Padat Pengunjung

Riska bahkan sudah menyiapkan uang untuk membeli ole-ole dan biaya makan di restroran untuk keluarganya.

Baca Selengkapnya