TEMPO.CO, Jakarta - Perubahan iklim yang membuat cuaca dunia makin panas menyebabkan bayi dan orang lanjut usia mudah stres. Ini merupakan dampak langsung perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global.
"Dampak langsung lainnya adalah melonjaknya kanker kulit akibat suhu udara yang meningkat," kata Direktur Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Drh. Wilfried H. Purba dalam konferensi pers di kantornya, Jumat, 24 Februari 2012.
Adapun dampak tidak langsungnya, kata Wilfried, adalah menurunnya ketersediaan air akibat kekeringan dan meningkatnya kasus diare. Keterbatasan panas akibat gagal panen juga akan menimbulkan masalah kekurangan gizi pada masyarakat yang rentan secara ekonomis.
Secara tidak langsung, perubahan iklim juga dapat meningkatkan resistensi penyakit yang ditularkan melalui vektor dan penyakit kulit akibat kekurangan air. Peningkatan kasus infeksi saluran pernafasan (ISPA), kata dia, juga dipengaruhi oleh pencemaran udara akibat perubahan iklim.
Wilfried belum dapat menyebutkan berapa kenaikan pasti penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh perubahan iklim ini. "Jumlah pastinya masih kami selidiki," katanya.
Efek gas rumah kaca adalah penyebab utama terjadinya perubahan iklim tersebut. Timbulnya efek gas rumah kaca disebabkan karena aktivitas manusia seperti penggundulan hutan, pencemaran udara dan air, rusaknya ekosistem, serta menurunnya keanekaragaman hayati.
Secara fisik, perubahan iklim dapat berupa peningkatan suhu sekitar empat derajat celcius-lima derajat celcius. Selain itu, kenaikan permukaan air laut dan siklus hidrologi (tata air) yang ekstrem adalah akibat lain yang ditimbulkan oleh perubahan iklim.
MITRA TARIGAN
Berita terkait
Inilah 5 Dampak Perubahan Iklim terhadap Hewan Ternak
22 Maret 2022
Perubahan iklim dapat mempengaruhi hewan ternak baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Baca SelengkapnyaPolusi Udara Jakarta, Greenpeace Indonesia: Tak Sehat Sebulan
22 Agustus 2018
Greenpeace Indonesia menyebut polusi udara Jakarta tergolong kategori tak sehat selama satu bulan terakhir, menjelang Asian Games 2018.
Baca SelengkapnyaAyo Jaga Kelestarian Bumi Kita Dengan Cara ini
5 Oktober 2016
Perubahan iklim membuat bumi kita semakin panas. Inilah cara-
cara menjaga kelestarian bumi kita.
Kabut Asap, Ini Dampaknya pada Kesehatan Mata dan Paru-paru
6 Oktober 2015
Terpapar asap yang terus menerus dalam jangka panjang dampaknya bisa berbahaya untuk kesehatan pernapasan.
Baca SelengkapnyaPolusi Udara, 7 Juta Orang Tewas Setiap Tahun
25 Maret 2014
Hampir 90 persen terjadi di negara sedang berkembang.
Baca SelengkapnyaPolusi Udara, Penderita Kanker Paru Cina Bertambah
13 November 2013
Sementara jumlah perokok menurun, polusi udara justru meningkat hingga 30 persen.
Baca SelengkapnyaPenyegar Udara dan Lilin beraroma Picu Alergi
7 November 2011
Labu rempah-rempah beraroma dan penyegar udara beraroma pinus bagi sebagian orang bisa membangkitkan rasa nyaman seperti sedang berlibur.
Baca SelengkapnyaDKI Jakarta Programkan Udara Bersih
25 Juli 2011
Saat ini, agenda yang sedang dilaksanakan yaitu kegiatan review pemantauan kualitas udara dan membangun partisipasi stakeholder dalam peningkatan kualitas udara.
Baca SelengkapnyaTips Menghindari Abu Vulkanik
27 Oktober 2010
Mereka yang mengidap asma dan penyakit pernafasan kronis lainnya seperti emphysema atau bronkitis lebih rentan terkena iritasi.
Baca SelengkapnyaKayu Bakar Bisa Merusak Paru-paru
2 Maret 2010
Orang yang memakai bahan bakar biomassa--dari limbah tanaman atau kayu--untuk memasak atau pemanas ruangan memiliki risiko tinggi terkena emfisema--penyakit paru kronis--.