TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penelitian menemukan bahwa perempuan paruh baya pengidap diabetes mesti berupaya lebih keras untuk memenuhi kebutuhan biologisnya dibanding yang tidak terkena diabetes.
Selama ini, masalah seksual terhadap pengidap diabetes umumnya diketahui hanya pada laki-laki, misalnya impotensi. Sementara pada perempuan diabetesi, masalah seksual ini belum banyak diketahui. "Ini wilayah yang belum banyak dipelajari, khususnya pada perempuan dewasa," kata Alison Huang dari University of California, San Francisco, yang memimpin penelitian ini.
Dalam studi ini, peneliti melakukan survei hampir pada 2.300 perempuan berusia 40-80 tahun di negara bagian California. Hasilnya, peneliti menemukan lebih dari sepertiga perempuan yang melakukan pengobatan insulin ternyata mengalami ketidakpuasan seksual, mulai dari sedang sampai berat.
Sekitar seperempat perempuan diabetesi yang tidak menggunakan insulin dilaporkan mempunyai ketidakpuasan dengan kadar yang sama. Sementara, hanya kurang dari 20 persen perempuan tanpa penyakit diabetes yang merasakan ketidakpuasan tersebut. Dalam studi ini, peneliti telah memperhitungkan faktor lainnya, seperti usia, ras, status hubungan, berat badan, dan terapi sulih hormon estrogen. Hasil penelitian ini dipublikasikan pada jurnal Obstetrics & Gynecology.
"Ini bukan berarti perempuan diabetesi tidak tertarik pada aktivitas seksual," kata Huang. "Perempuan diabetesi pada hasil studi ini diketahui memiliki lebih banyak masalah seksual, tapi mereka tetap tertarik pada aktivitas seksual dan mempunyai level aktivitas seksual yang sama dengan perempuan tanpa diabetes," kata Huang.
Sekitar enam persen perempuan dalam studi ini melakukan pengobatan insulin, sementara 15 persen lainnya memiliki diabetes tapi tidak menggunakan insulin. Sisanya tidak mempunyai diabetes.
Di antara perempuan yang aktif secara seksual, mereka yang menggunakan insulin mengeluh lebih sering mengalami masalah pada lubrikasi dan orgasme saat berhubungan seksual, dibanding pada perempuan tanpa diabetes. Dan perempuan dengan komplikasi diabetes, seperti penyakit jantung dan ginjal, cenderung lebih kurang melakukan hubungan seksual dibanding responden lainnya. Sekurangnya, mereka melakukan hubungan seksual hanya sebulan sekali.
"Saya pikir, hasil penelitian ini menyarankan, jika Anda adalah perempuan diabetesi, mencegah komplikasi mungkin bisa membantu mencegah timbulnya problem seksual," kata Huang. Dia menambahkan, diet diabetes dan melakukan olahraga secara rutin bisa menurunkan risiko komplikasi diabetes.
Terdapat sejumlah alasan mengapa perempuan diabetesi memiliki lebih banyak masalah seksual. Jika pada pria diabetesi masalah itu sering kali dijawab karena timbulnya kolesterol pada pembuluh darah arteri yang menyuplai darah ke penis, Huang mengatakan, maka pada perempuan diabetesi hal itu karena aliran darah cenderung kurang bekerja dengan baik.
AMIRULLAH | DAILYMAIL
Berita Populer:
10 Fantasi Seksual Perempuan
Waspadai Modus Kejahatan Ini di Bandara
Robert Pattinson Nyaris Lamar Kristen Stewart
Tip Jalan-Jalan di London Selagi Olimpiade
Pengakuan Kristen Stewart Bisa Hancurkan Kariernya
Berita terkait
Mengenal Apa Itu Platonic Relationship dan Karakteristiknya
49 hari lalu
Platonic relationship adalah salah satu hubungan yang mengedepankan kedekatan tanpa gairah atau nafsu. Ini pengertian dan karakteristiknya.
Baca SelengkapnyaThe Strained Joko Widodo and Megawati Relationship
2 Oktober 2023
The relationship between President Joko Widodo and Megawati Soekarnoputri is becoming increasingly tense.
Baca SelengkapnyaTerjebak dalam Hubungan Tanpa Status, Hati-Hati Alami Situationship
13 Desember 2022
Situationship adalah kondisi yang menggambarkan hubungan tanpa status. Jika menjalani, siap terima konsekuensinya.
Baca SelengkapnyaJangan Menyangkal Sakit Hati Dikhianati, Ayo Bangkit dan Pulihkan Diri
7 Agustus 2021
Wajar jika kamu merasa sakit hati karena dikhianati. Tapi sampai batas mana sakit hati itu bersemayam di dalam dirimu?
Baca SelengkapnyaTerjebak dalam Hubungan Pertemanan yang Toxic, Lakukan 4 Langkah Berikut
22 Juli 2021
Kita harus menjaga pikiran tetap sehat dan jernih selama pandemi Covid-19. Sebab itu, jangan ambil risiko membangun hubungan yang toxic.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani: Pemimpin Harus Masukkan Ego ke Lemari Es, Dikunci, Ditutup
6 Maret 2021
Menteri Keuangan Sri Mulyani berbicara soal peran perempuan sebagai pemimpin.
Baca Selengkapnya9 Tips Agar Pria Tidak Lama Melajang
20 November 2018
Data menyatakan dunia bakal menghadapi ledakan jumlah pria yang lebih banyak daripada wanita. Simak 9 tips agar para pria tidak terlalu lama melajang.
Baca SelengkapnyaRasakan 5 Hal Ini dengan Pasangan, Tanda Hubungan akan Berakhir
14 November 2018
Para Pasangan suami istri perlu memahami kondisi saat hubungan sudah berada di ujung tanduk. Simak beberapa tanda hubungan akan berakhir.
Baca SelengkapnyaDijahati Teman, Tetaplah Bersikap Baik dan Rasakan Manfaatnya
30 Juni 2018
Ketika ada teman yang membencimu, jangan berfokus pada kebencian itu. Gunakan sikap teman tadi supaya kamu bisa menjadi pribadi yang lebih baik.
Baca SelengkapnyaPutus Cinta? Simak 3 Hal Atasi Putus Cinta Menurut Studi Ini
5 Juni 2018
Sebagian orang yang mengalami insomnia, pikiran terganggu dan bahkan sistem kekebalan tubuhnya menurun bila putus cinta.
Baca Selengkapnya