Seorang ibu mendapat pemeriksaan USG gratis yang diadakan oleh Rumah Zakat bagi 50 orang ibu hamil, Jakarta, Jumat (25/5). Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi secara dini adanya kelainan pada ibu dan janin. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO , Helsinki: Ibu hamil yang menderitai tekanan darah tinggi ternyata mempengaruhi kecerdasan anak yang dikandungnya, demikian hasil temuan terbaru mengungkapkan.
Sebuah studi yang dilakukan pada anak lelaki menunjukkan bahwa ibu-ibu yang ketika hamil mengalami tekanan darah tinggi kehilangan kemampuan mental mereka lebih cepat selama hidupnya dibandingkan dengan anak lelaki yang ibunya mempunyai tekanan darah normal saat hamil.
Perbedaan tersebut terbukti ketika berusia 20 tahun dan lebih jauh lagi pada kehidupan pria tersebut selanjutnya, ungkap Dr Katri Raikkonen dan rekan-rekannya di Helsinki University di Finlandia. Kesenjangan paling besar, kata dia seperti dikutip situs Telegraph, Selasa, 3 Oktober 2012, adalah dalam kemampuan matematika.
Para ilmuwan melihat hasil ini atas 398 pria yang lahir antara tahun 1934 hingga 1944 dan dites untuk kecerdasan di bidang matematika, bahasa, dan penalaran spasial di usia 20 tahun. Tes yang sama dilakukan kembali pada usia 69 tahun. Hasil penelitian ini dipublikasikan di jurnal Neurology.
"Tekanan darah tinggi dan hubungannya dengan komplikasi preeclampsia sekitar 10 persen dari semua kehamilan dan bisa mempengaruhi lingkungan bayi di dalam perut," ujar Raikkonen.
Dia menambahkan, "Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa menurunnya kemampuan berpikir pada usia tua ada kaitannya dengan periode masa kehamilan ketika mayoritas perkembangan struktur otak dan fungsi terjadi," ujarnya.
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
25 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.
