TEMPO.CO, London - Teh hijau telah dipuji untuk kemampuannya sebagai 'penangkal' kegemukan, bersifat antioksidan, dan mengurangi risiko stroke. Namun laporan baru yang diterbitkan pekan ini oleh ConsumerLab.com menunjukkan bahwa tidak semua teh hijau yang dipasarkan berfungsi sama.
Peneliti yang menguji 26 jenis minuman teh hijau dan suplemen menemukan bahwa beberapa teh siap minum kebanyakan lebih banyak kadar air-gula ketimbang tehnya. Beberapa suplemen yang diklaim untuk mempercepat penurunan berat badan atau membantu memerangi kanker memiliki tingkat tinggi kafein yang tidak tercantum pada label, dan beberapa merek teh celup, terutama yang diproduksi di Cina, telah terkontaminasi dengan timbal.
"Timbal dapat terjadi dalam berbagai produk botani karena diambil dari tanah," kata Tod Cooperman, presiden ConsumerLab.com, mengatakan kepada New York Times. "Tanaman teh hijau dikenal untuk menyerap timbal pada tingkat yang lebih tinggi daripada tanaman lain dari lingkungan, dan timbal juga dapat terbangun pada permukaan daun."
Para peneliti menemukan 1,25 mikrogram sampai 2,5 mikrogram timbal dalam teh celup merek Lipton dan Bigelow, yang keduanya terbuat dari daun teh yang berasal dari Cina. Sedang Teavana, yang menggunakan teh yang diambil dari Jepang untuk teh Gyokuro mereka, mengandung sejumlah timah.
Teh hijau bermanfaat bagi kesehatan terutama karena mengandung epigallocatechin gallate (EGCG), antioksidan yang kuat. Peneliti mengukur kadar EGCG dalam berbagai jenis teh hijau - daun teh, teh botol siap minum, dan suplemen teh hijau - dan menemukan bahwa jumlah antioksidan yang menguntungkan bervariasi.
Sementara dalam suplemen mengandung 22 miligram sampai 300 miligram EGCG per porsi (tergantung merek), minuman teh hijau kemasan hanya mengandung 4 miligram senyawa per cangkir.
Bahkan dalam beberapa merek, katanya, teh hijau dengan madu yang dibanderol mengandung 190 miligram EGCG per porsi ternyata hanya sekitar 114 miligram. Bahkan beberapa produk yang dilabel sebagai teh hijau tidak mengandung EGCG sama sekali.
YAHOO! SHINE | TRIP B
Berita terkait
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan
21 hari lalu
Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).
Baca SelengkapnyaKemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja
18 Mei 2022
Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaTips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker
8 Maret 2022
Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.
Baca SelengkapnyaKenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi
30 Desember 2021
Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.
Baca SelengkapnyaSikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan
20 Desember 2021
Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan
Baca SelengkapnyaAsam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung
18 November 2021
Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.
Baca SelengkapnyaMengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali
13 November 2021
Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.
Baca SelengkapnyaManfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik
11 November 2021
Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.
Baca SelengkapnyaSering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya
30 Oktober 2021
Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?
Baca Selengkapnya5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala
24 Oktober 2021
Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.
Baca Selengkapnya