TEMPO.CO, New York - Seseorang yang tinggal di lingkungan mewah memiliki kecenderungan sikap materialistis, penyuka belanja yang kompulsif, dan tidak suka menabung. Sebuah penelitian terbaru dari San Francisco State University mengungkapkan hal tersebut.
Hasil penelitian ini terutama berlaku untuk anak-anak muda yang tinggal di kota-kota dan memiliki tingkat ekonomi yang relatif lebih rendah dari sekitarnya, kemudian pindah ke lingkungan lain yang memiliki tingkat ekonomi lebih baik. (Baca: 6 Miliarder Dunia Hidup Mewah tanpa Bekerja)
Para peneliti membandingkan respons yang diambil dari survei mengenai kenyamanan bertetangga yang isinya menanyakan mengenai kebiasaan menabung dan berbelanja, pandangan tentang uang, dan keinginan untuk memiliki sesuatu.
Orang yang tinggal di lingkungan mewah ternyata cenderung menjadi materialistis dan lebih merasa bebas untuk membelanjakan uangnya karena sesuatu yang disebut relative deprivation. "Relative deprivation ini adalah pengalaman seseorang yang merasa kurang dibandingkan dengan orang lain di sekitar mereka," ujar penulis hasil riset, Ryan Howell, profesor di bidang psikologi.
Jika seseorang terus-menerus terpapar sesuatu yang berkaitan dengan kemewahan, seperti tetangga yang memiliki mobil dan barang-barang mewah lainnya, ia cenderung merasa perlu membelanjakan uang demi menunjukkan kekayaannya.
"Orang yang hidup di lingkungan mewah dan kaya raya lebih rentan terhadap dampak kesenjangan sosial, terutama saat Anda melihat orang lain membelanjakan lebih banyak uang," ujar Howell seperti dikutip situs Health Day edisi Senin, 17 Februari 2014.
"Karena Anda merasa perlu menaikkan kehidupan ke standar tersebut, Anda akan menjadi orang yang impulsif dengan membeli berbagai jenis barang, meskipun sesungguhnya hal tersebut tidak membuat Anda lebih bahagia," katanya.
HEALTH DAY | ARBA'IYAH SATRIANI
Berita terkait
Gen Z Dikenal Selalu Ingin Memaknai Hidup
4 hari lalu
Karakter Gen Z berevolusi menjadi pribadi yang lebih sadar untuk memaknai kehidupan tidak mementingkan kebahagiaan sendiri.
Baca Selengkapnya4 Tips Tingkatkan Performa Setelah Libur Lebaran
7 hari lalu
Simak tips meningkatkan semangat bekerja setelah libur lebaran agar kamu lebih fresh.
Baca Selengkapnya5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn
11 hari lalu
Kebanyakan perusahaan memerlukan kombinasi hardskill dan softskill yang baik untuk berkarier di dunia kerja. Ini tips cari kerja lewat LinkedIn.
Baca Selengkapnya15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan
11 hari lalu
Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaMengenal Kutu Loncat dalam Dunia Kerja dan Dampaknya pada Karier
16 Januari 2024
Kutu loncat adalah istilah yang diberikan pada seseorang yang suka berpindah pekerjaan dalam waktu singkat. Ini dampaknya untuk karier.
Baca SelengkapnyaMengenal Quarter Life Crisis, Ciri-Ciri, dan Cara Menghadapinya
8 Januari 2024
Memasuki usia dewasa, seseorang seringkali mengalami quarter life crisis yang membuatnya jadi tak percaya diri. Apa itu quarter life crisis?
Baca SelengkapnyaJauh dari Kontroversi, Lee Dong Wook Punya Mantra Khusus untuk Menjaga Kariernya
31 Desember 2023
Baru-baru ini wawancara lama Lee Dong Wook viral. Dia mengungkapkan caranya mempertahankan karier 25 tahun di inudstri hiburan
Baca SelengkapnyaDekat dengan Dunia Digital, Sebaiknya Gen Z Miliki Keahlian Ini
8 Desember 2023
Pentingnya gen Z memiliki pola pikir yang peka serta kepedulian tinggi dalam kesehariannya.
Baca SelengkapnyaCareer Hallway 2.0 Membuka Pintu Rahasia Bagi Masa Depan Karier
11 November 2023
Acara difokuskan pada berbagai tips dan trik merencanakan karier
Baca SelengkapnyaCara Bekerja di Jepang, Syarat, dan Perkiraan Biaya Hidupnya
30 Oktober 2023
Jepang menjadi salah satu negara tujuan favorit para pekerja asal Indonesia. Apa saja syarat dan cara bekerja di sana serta berapa biaya hidupnya?
Baca Selengkapnya