Staf dari lembaga bantuan medis 'Doctors without Borders' membawa mayat seorang pasien yang meninggal karena virus yang menyebabkan pendarahan, di pusat perawatan virus Ebola di Guekedou, Guinea, Afrika (1/4). Wabah virus yang menjangkiti Guinea memiliki kemiripan gejala dengan Ebola. (SEYLLOU/AFP/Getty Images)
TEMPO.CO, Guinea – Jumlah kasus virus Ebola meningkat di kawasan Afrika Barat. Hal ini mematahkan pernyataan bahwa Ebola telah berada di bawah kontrol. Penyakit yang disebabkan oleh virus ini sudah menjangkiti setidaknya 328 orang di kawasan Afrika Barat. (Baca: Kasus Virus Ebola Meningkat di Afrika)
Dikutip dari BBC, Rabu, 4 Juni 2014, menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), antara 29 Mei sampai 1 Juni, 21 orang dinyatakan tewas dan 37 kasus baru Ebola ditemukan. Dengan demikian, jumlah kasus meningkat menjadi 328 dengan 193 di antaranya telah dikonfirmasi positif Ebola lewat tes laboratorium.
Kasus terbesar terjadi di Guinea. Setidaknya 208 orang tewas akibat virus demam berdarah yang bisa ditularkan lewat kontak cairan dengan orang yang terinfeksi, seperti melalui urine, keringat, dan darah.
Virus Ebola bisa membunuh 90 persen dari penderitanya. Namun, jika ditangani dengan tepat dan cepat, virus ini akan mudah dikendalikan. Sayang, banyak warga Afrika Barat yang enggan pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. Mereka lebih memilih berobat ke dukun setempat.