Kematian Akibat HIV/AIDS Naik, Terutama Kaum Pria
Editor
Evieta Fadjar Pusporini
Rabu, 23 Juli 2014 20:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Dibandingkan satu dekade lalu, tercatat lebih banyak orang Indonesia yang meninggal karena HIV/AIDS, namun demikian lebih sedikit orang Indonesia yang meninggal karena tuberkulosa dan malaria, demikian menurut data terbaru, yang ditunjukkan oleh satu tinjauan tren analisa data menggunakan metode yang hanya ada satu di dunia.
Kecepatan penurunan angka kematian karena malaria serta infeksi dari malaria terjadi sejak tahun 2000, ketika Millenium Development Goals (MDGs) dicanangkan di seluruh dunia dalam rangka menghentikan penyebaran penyakit-penyakit tersebut pada tahun 2015.
Epidemi HIV/AIDS meluas di Indonesia mulai tahun 2000, tetapi angka kematian karena HIV/AIDS tercatat sepertiga lebih kecil dibandingkan angka rata-rata global, yaitu 5,7 kematian dari 100.000 orang di Indonesia, dibandingkan angka global yang tercatat
sebesar 18,5.
Kemajuan dalam penanganan malaria memperlihatkan hasil yang menjanjikan, dengan angka penurunan per tahun sebesar 5,2% untuk kematian antara tahun 2000 dan 2013, dibandingkan dengan penurunan angka kematian global yang hanya mencatat 3,1%.
Namun demikian, tuberkulosa (TB) masih memperlihatkan bahwa Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan angka rata-rata global. (Baca : TBC Jadi Penyakit Mematikan Setelah AIDS)
Diterbitkan dalam The Lancet pada 22 Juli, studi “Global, regional, and national incidence and mortality for HIV, tuberculosis, and malaria during 1990–2013: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2013,” dilakukan oleh sebuah konsorsium sejumlah peneliti internasional dipandu oleh the Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) di University of Washington. <!--more-->
Studi GBD 2013 menyampaikan pendekatan yang komprehensif dan konsisten untuk memperkirakan dampak dari HIV, TB dan Malaria di Indonesia sejak tahun 1990 hingga 2013.
Konsorsium menganalisa dan mengukur tiga hal yaitu insiden, prevalensi dan angka kematian selama periode tersebut. Penekanan khusus juga dilakukan dengan menggabungkan data-data baru, mengurai berbagai hal-hal yang meragukan secara lebih teliti, serta menghitung dan mempertimbangkan berbagai distorsi atau bias yang mungkin muncul dari berbagai sumber data.
“Studi terbaru yang bersifat massal ini, yang kami hadirkan di saat-saat usainya era MDGs, mendokumentasikan kemajuan yang sangat pesat dalam hal penanganan HIV dan Malaria, khususnya, tetapi juga memperlihatkan berbagai hal yang masih perlu kita lakukan,” ungkap Dr. Alan Lopez, Melbourne Laurate Profesor di
University of Melbourne yang juga bertindak sebagai co-founder dari Studi Global Burden of Disease (GBD) ini. (Baca : Korban MH17 Sudah 30 Tahun Teliti AIDS)
“Ketiganya merupakan penyebab utama masalah kesehatan dan kematian di negara-negara miskin, dan ketiganya harus mendapat perhatian khusus dari semua dukungan dan upaya penanganan kesehatan secara global. Tanpa hal itu, kita semua akan menghadapi resiko terjadi stagnasi, bahkan lebih buruk lagi, akan terjadi perubahan dari hasil yang telah dicapai saat ini,”kata Alan.
Indonesia tidak memiliki dokumentasi mengenai HIV/AIDS hingga tahun 2000, dan epidemi ini telah tumbuh dengan cepat selama sepuluh tahun terakhir. Angka kematian karena HIV/AIDS di Indonesia meningkat sebesar 87,5% per tahun selama kurun waktu tersebut – angka pertumbuhan tertinggi di dunia.
Tahun lalu, sebanyak 14.446 orang Indonesia – hampir 70% adalah pria – meninggal dunia karena HIV/AIDS. Antara tahun 2000 dan 2013, kasus-kasus baru meningkat setiap tahunnya sebesar 28,1%; tahun lalu saja, sejumlah 45.159 tercatat adanya kasus baru.
Namun demikian, angka kasus baru yang muncul dan angka kematian karena HIVAIDS di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan angka rata-rata global.
EVIETA FADJAR
Berita Terpopuler
10 Buah Paling Dicari Selama Musim Panas
Ancaman Empat Penyakit Menular di Dunia
Umat Islam Baru Zakat Sebesar 1 Persen
Dompet Dhuafa - Komunitas Menara Rilis 1000 PAUD
Lomba Lari untuk Gerakan Peduli Malnutrisi Anak