TEMPO.CO , Jakarta:Kedai yang didominasi warna biru muda itu begitu menggoda. Sesuai dengan namanya, "Lady Alice Tea Room", atmosfernya cewek banget. Nuansa biru itu mengacu pada gaun yang dikenakan Alice dalam film Alice in Wonderland (2010) yang diadaptasi dari dongeng Alice's Adventure In The Wonderland karya Lewis Caroll (1865). (Baca: Johnny Depp Kembali Main di Alice In Wonderland 2 ).
Hampir semua perlengkapannya biru muda, dari taplak meja, jambangan bunga, sampai payung. Berpadu manis dengan sofa dan bangku putih, kedai itu semakin girly dengan hadirnya taman berisi aneka bunga, yang sayangnya, plastik. Posisinya yang berada di selasar lantai 2 Mal Gandaria City, Jakarta Selatan, makin membuat Alice tidak terlewatkan dari perhatian pengunjung.
Lady Alice Tea Room mengusung konsep pesta teh yang tak kunjung usai, seperti March Hare dan The Hatter di Negeri Ajaib Alice. Mereka juga menyajikan beragam menu makanan berat. Intinya, Anda bisa duduk berlama-lama sekadar untuk ngeteh ataupun berlanjut dengan makan siang atau makan malam. Kedai di Gandaria City itu, yang beroperasi sejak tahun lalu, merupakan gerai kedua Lady Alice setelah di Benton Junction, Karawaci.
Karena mengusung konsep tea room, tentu teh adalah sajian pertama yang saya cicipi. “Lady Alice Tea adalah signature kami,” ujar pramusaji Ita kepada Tempo, kemarin siang. Saya pun memesan teh seharga Rp 28 ribu sepoci itu. Sekitar 15 menit kemudian, aroma mawar meruap dari teko putih yang dia bawakan. Wangi, memang, tapi rasa teh keemasan itu tidak berapa istimewa. Surut sudah harapan saya mendapati kejutan seperti Alice di Negeri Ajaib.
Layaknya afternoon tea ala bangsawan Inggris, ngeteh belum lengkap tanpa kudapan. Saya memesan macaron—biskuit dari tepung hazelnut berlapis selai—sebagai pendamping teh. Pilihan saya tepat. Macaron berwarna magenta (rasa raspberry) dan krem (karamel) yang saya pesan manisnya pas. Begitu juga dengan Green Tea Cake bikinan mereka.
Meski teksturnya terlalu kering untuk chiffon cake, Lady Alice cukup bijak dalam menakar gula dalam kue-kue mereka, sehingga tidak membuat The Hatter mengamuk karena kebanyakan menelan gula. Lady Alice juga menyediakan menu khusus Chimney Cake asal Hungaria. Chimney merupakan roti gulung yang berlapis karamel ataupun gula plus kayu manis.
Untuk makanan berat, ada Omu Rice—nasi goreng yang diselimuti telur dadar—ataupun Wonderland Fried Rice. Yang disebut terakhir merupakan nasi goreng dengan daging asap dan tumisan telur. Tapi, rasanya tak membuat Anda mengkhayalkan petualangan bersama Alice, karena yang terasa hanya gurih telur, margarin, dan sangat sedikit merica.
Jika Anda sedang diet karbohidrat dan menghindari nasi, mungkin ada baiknya mencicipi Wagyu Steak ataupun Tenderloin Steak milik mereka. Ada juga pilihan pasta.
Melihat panjangnya deretan menu, rasanya, konsep Tea Room tidak terlalu tepat bagi kedai ini. Lady Alice lebih cocok disebut restoran. (Baca: Tiga Restoran di Bandara Cengkareng Ditutup Sementara )Konsep "ruangan untuk minum teh" juga dipertanyakan karena gerai itu memiliki space yang terbuka di mal seluas 85 ribu meter persegi itu. Mungkin Lady Alice butuh bantuan March Harre dan The Hatter untuk menambah kejutan di sana.
SUBKHAN | HP
Terpopuler
School For Gaza, Galang Dana Sekolah di Palestina
Mendadak Pap Smear
IPEKA Raih Emas dan Perunggu di Olimpiade Sains
Lari, Olahraga Mudah dan Menyehatkan