Begini Cara Terapi Target untuk Kanker Bekerja  

Reporter

Jumat, 14 November 2014 06:01 WIB

Foto rontgen paru-paru Anil Barela

TEMPO.CO, Malaysia-Perkembangan dunia kedokteran telah menggiring pengobatan menjadi lebih personal. Tiap pasien, diperlakukan berbeda karena kondisi tubuhnya juga berbeda. Salah satu terobosan yang sedang dibicarakan dalam penanganan kanker adalah terapi target. Terapi ini bekerja dengan mempengaruhi pertumbuhan sel kanker dalam berbagai cara. Dalam materi untuk media tentang Targeted Therapies for Cancer yang diberikan perusahaan obat Bohringer Ingelhem dalam Konferensi Kanker Paru se Asia Pasifik di Malaysia 6-8 November 2014, disebutkan bahwa terapi target lebih fokus pada protein yang spesifik. Khususnya protein yang terlibat dalam proses mengirimkan sinyal

Obat terapi target akan menghalangi sinyal yang memberi tahu sel kanker untuk tumbuh dan berkembang biak secara radikal. Profesor James Yang dari Universitas Nasional Taiwan menjelaskan mekanisme sederhana terapi ini. Misalnya ketika Anda ingin wabah di pusat negara negara, maka jalur termudah untuk memutusnya adalah mematikan pusat transportasi, seperti bandar udara dan pelabuhan. "Kalau kita mengebom bandar udara, tentu jalur menuju ke pusat pemerintah akan tertutup," kata pria yang memaparkan tentang mekanisme resistan terhadap terapi target di Hotel Shangrila, Kuala Lumpur. (Asa Baru Kanker Nesofaring)

Pengeboman adalah salah satu jalan untuk menghambat. Dalam terapi target, sel kanker yang membesar bisa dihalangi dengan cara menganggu sinyal pertumbuhan sel atau yang dikenal tranduksi. Masih dari bahan presentasi yang diberikan oleh perusahaan obat Boehringer Ingelhem menunjukkan bahwa pengeblokan pun mampu dilakukan dengan menghambat pertumbuhan pembuluh darah baru. Kanal-kanal darah yang berkembang di daerah kanker bisa membesarkan ukuran sel karena menjadi saluran sumber makanan dan minuman.

Mekanisme ketiga adalah dengan menghalangi siklus pembelahan sel. Caranya adalah mengintervensi dengan merusak salah satu protein yang terlibat dalam daur hidupnya. Keempat, terapi ini bisa dilakukan dengan memodifikasi imunitas atau antibodi monoklonal. Sistem imun dibuat agar mampu mengenali sel kanker sebagai musuh. Sebab sering sel kanker tidak dianggap ancaman oleh tubuh. Terakhir adalah dengan terapi gen. Model ini masih berberntuk percobaan karena cukup sulit untuk mengubah genetik manusia supaya mampu melawan penyakit di dalamnya.

Dengan caranya yang lebih spesifik, pasien yang menjalani terapi target lebih minim mengalami kerusakan pada sel sehatnya. Tidak seperti mereka yang harus dikemoterapi. Di mana sel sehat dan sel kanker, sama-sama dihajar. Tapi, Yang mengingatkan, bisa saja terapi target ini meleset. Misal, kata dia, tidak ada mutasi yang teraktifkan. "Efek obatnya jadi kecil," ujar dia. Lalu, ketika target salah sasaran dan inhibitor yang tidak efektif. (Sakit Kanker Paru, Menkes Masih Aktif)

DIANING SARI


Berita terkait

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

11 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

21 hari lalu

Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

Bukan hanya perokok, mereka yang tak pernah merokok sepanjang hidupnya pun bisa terkena kanker paru. Berikut sederet penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

21 hari lalu

Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

Gejala kanker paru pada bukan perokok bisa berbeda dari yang merokok. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Terapi Kanker Paru Gunakan Nanopartikel

38 hari lalu

BRIN Kembangkan Terapi Kanker Paru Gunakan Nanopartikel

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan metode terapi penyakit kanker paru menggunakan material nanopartikel.

Baca Selengkapnya

Pemeriksaan Kanker Paru dengan EFGR, Cek Kelebihannya

58 hari lalu

Pemeriksaan Kanker Paru dengan EFGR, Cek Kelebihannya

Pakar mengatakan pemeriksaan mutasi EGFR merupakan jenis yang dilakukan untuk kanker paru untuk menentukan pengobatan yang tepat.

Baca Selengkapnya

Gejala Kanker Paru yang Sering Tersamar Kondisi Lain, Waspadalah

59 hari lalu

Gejala Kanker Paru yang Sering Tersamar Kondisi Lain, Waspadalah

Gejala kanker paru bisa tak disadari karena sering mirip penyakit lain, bahkan tak ada gejala sama sekali. Karena itu, penting melakukan skrining.

Baca Selengkapnya

Dari Tauge sampai Tomat, Makanan yang Disebut Bisa Menangkal Kanker

1 Maret 2024

Dari Tauge sampai Tomat, Makanan yang Disebut Bisa Menangkal Kanker

Pakar gizi menyebut enam makanan yang bisa membantu menurunkan risiko kanker dan mayoritas mudah ditemukan dengan harga murah.

Baca Selengkapnya

Pulmonolog Ingatkan Merokok Penyebab 85 Persen Kasus Kanker Paru

25 Februari 2024

Pulmonolog Ingatkan Merokok Penyebab 85 Persen Kasus Kanker Paru

Menurut WHO, sekitar 85 persen kanker paru berhubungan dengan kebiasaan merokok. Simak saran pakar pulmonologi.

Baca Selengkapnya

Pakar Sarankan Skrining Awal untuk Permudah Pengobatan Kanker

6 Februari 2024

Pakar Sarankan Skrining Awal untuk Permudah Pengobatan Kanker

Skrining awal dikatakan spesialis onkologi radiasi dapat meningkatkan angka kesembuhan serta mengontrol efek samping pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Tak Bisa Lagi Pakai Obat Rumahan, Kapan Waktunya Batuk Perlu Diperiksa ke Dokter?

16 Januari 2024

Tak Bisa Lagi Pakai Obat Rumahan, Kapan Waktunya Batuk Perlu Diperiksa ke Dokter?

Batuk sebenarnya wajar saja tapi bila gejala semakin parah atau terjadi lama, akibatnya bisa mengiritasi paru-paru. Kapan perlu ke dokter?

Baca Selengkapnya