Drone, seperti Burung Dara yang Bisa Kembali  

Reporter

Editor

Heru Triyono

Minggu, 18 Januari 2015 20:59 WIB

Drone milik anggota komunitas robot terbang di lapangan Universitas Al-Azhar, Jakarta, 7 Januari 2015. TEMPO/Frannoto

TEMPO.CO, Jakarta - Drone atau unmanned aerial vehicles (UAV) pada awalnya memang memiliki reputasi untuk memata-matai. Ia dianggap sebagai predator di daerah konflik, dengan satu rudal di atasnya. Karena relatif baru, banyak orang masih tidak nyaman melihatnya. Namun drone nonmiliter kemudian berkembang. Kemudian, banyak orang menaruh minat, dan belakangan menjadikannya sebagai hobi.

"Dia menggantikan tren remote control yang mengendalikan mobil," kata Adiatmo Rahardi, pendiri Komunitas Drone Indonesia, Rabu, 7 Januari 2015, di kampusnya, Universitas Al-Azhar Indonesia, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Sore itu, Adi dan kawan-kawan menggelar simulasi penerbangan drone. Angin di lapangan sepak bola kampus itu berembus lembut. Menurut Adi, itu adalah kondisi terbang yang sempurna. Tio Apridinata, mahasiswa jurusan teknik elektro, sibuk mengatur satu set joystick remote control, sementara quad-copter drone, pesawat dengan empat baling-baling, duduk manis di sampingnya. Pesawat itu berukuran relatif kecil dengan diameter 45 sentimeter.

Setelah memeriksa kondisi pesawat, Tio melangkah mundur beberapa meter untuk memberi ruang kepada pesawatnya untuk lepas landas secara vertikal. Empat baling-baling pesawat itu berdesing dan pesawat itu pun mulai melayang di atas kepala. "Drone hanya bisa mengangkasa selama 15 menit sebelum lampu indikator baterai habis berkedip," kata Tio.

Menurut Tio, pesawat rakitan ini memiliki jangkauan sekitar 2.000 meter dari pengendali. Jika kehilangan jejak, dia tinggal mematikan pengendali, dan pesawat itu akan kembali ke titik keberangkatan. "Tinggal diatur dan dikunci saja GPS-nya, seperti burung dara yang bisa kembali," Adi menimpali. Selain memiliki GPS (global positioning system), pesawat ini memiliki giroskop, alat bantu penyeimbang gravitasi yang memiliki prinsip kerja sama seperti gasing.

Menerbangkan drone, bagi Adi, mengingatkannya kembali akan masa kecil. Pada usia 5 tahun, ia diajak kakeknya terbang dengan helikopter dan ia merasa ketagihan. "Gue suka pemandangan dari udara," kata dia. Menurut dia, dengan menonton video yang diambil dari drone, seseorang bisa membayangkan apa yang dilihat seekor burung. "Ini hobi yang mewujudkan mimpi gue pas kecil. Terbang adalah apa yang manusia impikan."

Heru Triyono

Berita lainnya:
Drone, Menggantikan Tren Remote Control Mobil
Wow, Makanan Warteg Pun Bisa Disulap Sekelas Hotel
Depresi Picu Hilang Memori Penderita Alzheimer




Berita terkait

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

5 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

6 hari lalu

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

7 hari lalu

Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

Gagasan kereta cepat Jakarta-Surabaya muncul pada 2008, awalnya Indonesia menggandeng Jepang

Baca Selengkapnya

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

30 hari lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

33 hari lalu

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

Skema login baru membuat Telegram bisa diakses di luar daerah bersinyal. Namun, di baliknya ada risiko peretasan.

Baca Selengkapnya

Grab Jadi Perusahaan Teknologi Pertama yang Peroleh Sertifikasi Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU

33 hari lalu

Grab Jadi Perusahaan Teknologi Pertama yang Peroleh Sertifikasi Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU

KPPU memberikan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha kepada PT Grab Teknologi Indonesia atau Grab.

Baca Selengkapnya

10 Rekomendasi Laptop Rp 3 Jutaan Terbaru dengan Fitur Lengkap

34 hari lalu

10 Rekomendasi Laptop Rp 3 Jutaan Terbaru dengan Fitur Lengkap

Berikut ini deretan rekomendasi laptop Rp3 jutaan dengan fitur lengkap dari berbagai merek, mulai dari Asus, Axioo, HP, hingga Lenovo.

Baca Selengkapnya

Pegiat Teknologi: Notion Mudahkan Tugas dan Proyek

38 hari lalu

Pegiat Teknologi: Notion Mudahkan Tugas dan Proyek

Kemampuan Notion terlihat dalam kesanggupannya menyediakan lingkungan kerja yang terintegrasi.

Baca Selengkapnya

Masih Pakai Kuli Panggul, Ombudsman Minta Bulog Adopsi Teknologi untuk Percepat Bongkar Muat

43 hari lalu

Masih Pakai Kuli Panggul, Ombudsman Minta Bulog Adopsi Teknologi untuk Percepat Bongkar Muat

Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika mengkritik pengiriman dan bongkar muat beras impor oleh Bulog yang terbilang lama.

Baca Selengkapnya

Alasan Huawei Patenkan Sensor Sidik Jari Ultrasonik Buatan Sendiri

47 hari lalu

Alasan Huawei Patenkan Sensor Sidik Jari Ultrasonik Buatan Sendiri