Begini Gaya Sukarno Muda, Suka Berhutang Makan

Reporter

Sabtu, 4 April 2015 19:01 WIB

Soekarno

TEMPO.CO, Bandung - Sepulang kuliah teknik di kampus yang sekarang menjadi Institut Teknologi Bandung, Sukarno kerap mampir ke Rumah Makan Madrawi di Jalan Dalem Kaum, Bandung. Di sana ia bersantap siang menu kesukaannya, seperti soto dan sate ayam 10 tusuk, gule serta rawon. Setelah makan, ia pulang dan meninggalkan hutang setalen atau 25 sen.

Itu salah satu kebiasaan Sukarno muda, yang kelak menjadi pemimpin dan Presiden pertama Republik Indonesia. Pemilik Rumah Makan Madrawi, kakak beradik Madrawi dan Badjuri tak resah. "Besoknya (hutang) langsung dibayar, jadi 50 sen," kata penerus restoran itu, Fadli Badjuri, 108 tahun, kepada Tempo.

Sekitar tengah hari, kata Fadli, karibnya itu sering datang untuk makan siang. Sepeda tunggangannya yang bermerek Hercules warna hijau, diparkir dekat jendela. Ia lalu mengambil tempat favoritnya, duduk di sudut kanan dekat jendela dari pintu masuk. Sukarno ke Bandung untuk kuliah pada 1920 dan lulus sebagai arsitek.

Rumah makan itu juga jadi tempat favorit Sukarno dan aktivis pergerakan seperti Sarekat Islam untuk rapat dan diskusi."Tempat kumpul membahas politik dan negara merdeka itu berada di ruangan khusus, di tengah agak ke belakang, bersekat lemari kaca. "Yang rapat biasanya 10-15 orang," kata Fadli, kelahiran 13 Maret 1907.

Saat itu, Fadli yang berusia belasan, seringnya hanya melayani Sukarno. Badjuri ayahnya, yang suka berbincang sebagainya sesama aktivis pergerakan. Sesekali Fadli berbincang sebentar dengan Sukarno. Pernah ia menyampaikan pemikirannya ke Fadli, "Orang-orang di luar kulit putih dianggap buta huruf, terutama orang Afrika," kata Sukarno muda.

Ketika Sukarno ditahan di penjara Jalan Banceuy pada 1929 dengan tuduhan ingin melawan pemerintah Belanda lewat Partai Nasional Indonesia, Fadli bersama Inggit Garnasih rutin mengantarkan makan siang Sukarno. Untuk makan malam, Fadli sendiri yang berangkat karena berbahaya buat Inggit.

Tokoh lain yang datang dan makan di Madrawi seperti Oto Iskandar Dinata, Mohamad Yamin, Roeslan Abdoelgani, Ali Sastroamodjojo, serta Muso, dan Kartosuwiryo. Rumah makan legendaris berukuran 15 x 20 meter persegi yang buka dari pukul 8 pagi hingga kadang pukul 3 dinihari itu kini tinggal sejarah.

Fadli menutup tempat usahanya pada 1987 ketika lahannya yang berstatus tanah wakaf milik Masjid Agung, dipakai untuk perluasan tempat ibadah. Lokasinya sekarang menjadi pelataran samping masjid di depan pos Satuan Polisi Pamong Praja Jalan Dalem Kaum.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Solo Indonesia Culinary Festival 2024, Ada Pembagian 1.000 Porsi Soto hingga Edukasi Kuliner

3 hari lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024, Ada Pembagian 1.000 Porsi Soto hingga Edukasi Kuliner

Festival kuliner ini diharapkan jadi ajang promosi potensi kuliner daerah sekaligus memperkuat branding Solo sebagai Food Smart City.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Bung Karno Bukan Milik Satu Partai, Ini Reaksi Para Politikus PDIP

4 hari lalu

Prabowo Sebut Bung Karno Bukan Milik Satu Partai, Ini Reaksi Para Politikus PDIP

Presiden terpilih Prabowo Subianto mengatakan, Bung Karno milik seluruh rakyat Indonesia. Apa kata para politikus PDIP?

Baca Selengkapnya

Chef Juna dan Renatta Kenalkan Dua Kuliner Khas Tanah Morotai

4 hari lalu

Chef Juna dan Renatta Kenalkan Dua Kuliner Khas Tanah Morotai

Chef Juna dan Chef Renatta kenalkan Siput Popaco dan Sayur Lilin dari Morotai

Baca Selengkapnya

Kata Pengamat dan PDIP soal Prabowo Sebut Ada Partai Klaim Miliki Bung Karno

5 hari lalu

Kata Pengamat dan PDIP soal Prabowo Sebut Ada Partai Klaim Miliki Bung Karno

Prabowo menyindir bahwa selalu ada partai politik yang mengaku-ngaku memiliki Bung Karno. Apa kata PDIP dan pengamat?

Baca Selengkapnya

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

6 hari lalu

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

Menikmati kuliner hotpot dan bbq dari Sichuan, Cina

Baca Selengkapnya

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

8 hari lalu

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

PPJI berharap ke depan ada produk-produk kuliner jenis lainnya yang bisa diekspor seperti halnya rendang.

Baca Selengkapnya

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

14 hari lalu

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru

Baca Selengkapnya

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

17 hari lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024

Baca Selengkapnya

25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

24 hari lalu

25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

Pemerintah Sukarno memilih hari Kartini untuk diperingati sebagai momentum khusus emansipasi wanita

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

26 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya