TEMPO.CO, Jakarta - Kini, banyak beredar minuman yang mengandung elektrolit. Apa saja jenisnya?
Ahli Kulit Kevin Maharis dari Klinik Maharis mengatakan minuman elektrolit adalah minuman yang mengandung mineral. Elektrolit, katanya, cepat diserap tubuh. Penyerapannya lebih cepat bila dibandingkan oleh tubuh.
Oleh karena itu, tak banyak yang terbuang sehingga meskipun banyak mengonsumsi minuman elektrolit tak akan menimbulkan tubuh mengeluarkan banyak cairan. Hal itu berbeda saat meminum banyak air yang akan berimbas pada tingginya cairan yang dikeluarkan melalui urin.
"Elektrolit itu terserap. Makanya biarpun minum banyak enggak akan cepat buang air kecil enggak seperti saat banyak minum air," ujarnya dalam jumpa pers di Ice Palace, Senin (19 Oktober 2015).
Kendati demikian, terdapat tiga jenis minuman yang mengandung zat seperti garam, kalsium, kalium dan magnesium itu. Yang membedakan, katanya, penggunaannya.
Hipertonik memiliki kadar kalori dan mineral paling tinggi. Jenis minuman ini efektif bila diminum saat beban aktivitas yang begitu inggi. Alhasil, bisa memenuhi kebutuhan cairan sepanjang kegiatan.
Sedangkan, isotonik memiliki kadar kalori serta mineral yang lebih rendah. Namun, tetap bisa mengganti cairan usai berolahraga.
Sementara itu, hipotonik untuk dehidrasi yang lebih rendah. Kandungan kalori dan mineral yang lebih rendah ini sesuai dengan faktoe kelembapan alami (Natural Factor Moisturizing/NFM). Sebagai contoh, dia menyebut dehidrasi pada kulit.
"Hipertonik dan isotonik untuk dehidrasi berat. Sedangkan hipotonik untuk dehidrasi ringan seperti pada kulit," katanya.
