Anda Bernama Asep? Yuk, Gabung di Paguyuban Asep Dunia  

Reporter

Jumat, 23 Oktober 2015 12:21 WIB

20.000 orang memainkan lagu We Are The World menggunakan angklung secara massal di Stadion Siliwangi, Bandung, 23 April 2015. Acara ini bagian dari peringatan KAA hasil kerjasama Panitia dengan Saung Angklung Udjo. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Paguyuban Asep Dunia (PAD) merupakan gerakan sosial yang pada awalnya lahir di dunia maya sejak tahun 2008.

Siaran pers PAD menyebutkan paguyuban itu digagas pertama kali oleh Asep Iwan Gunawan yang penasaran membuat sebuah group: "How Many Asep There Are in Facebook?"

Pada 1 Agustus 2010, atas inisiatif Asep Kambali, dan didukung oleh Asep Iwan Gunawan, Asep Bambang Fauzi, Asep Rahmat dan Asep Dudi, PAD lahir menjadi gerakan sosial yang masif dan kongkret.

"PAD merupakan wadah silaturahmi dan aktualisasi diri orang-orang yang bernama Asep di seluruh Dunia. Kita menyadari, bahwa persoalan bangsa ini sangatlah kompleks. Maka para pemilik nama Asep yang tergabung dalam PAD hadir dengan membawa misi pelestarian budaya," papar Asep Kambali, sejarawan dan aktivis pelestarian budaya serta pendiri Komunitas Historia Indonesia (KHI).

Menurut Asep Kambali, sang pendiri yang kini menjadi ketua umum dari paguyuban tersebut, PAD didirikan bukan untuk bermaksud mengeksklusivitaskan orang yang bernama Asep.

“Kami, para pendiri PAD menyadari, bahwa saat ini nama Asep sudah jarang diberikan oleh orang tua sebagai nama kepada anaknya. Untuk itu nama Asep perlu dilestarikan, karena tidak saja identik dengan nama orang Indonesia tetapi juga menunjukan identitas suku Sunda,” tegas Asep Kambali.

Nama Asep dalam istilah bahasa Sunda, berasal dari kata Kasep, yang berarti ganteng. Nama Asep sering kali mempunyai turunannya seperti Acep, Atep, dan Cecep.

“Para pemilik nama Asep yang tergabung dalam PAD ini memang ganteng-ganteng lho. Bukan bermaksud terlalu percaya diri, tapi ya karena kita kan memang laki-laki semuanya,” canda Asep Kambali.

Atas dasar itulah, PAD dibawah kepemimpinan Asep Kambali, berinisiatif menggelar konferensi pada 25 Oktober 2015 di Bandung Jawa Barat yang akan dihadiri oleh para pemilik nama Asep dari seluruh Dunia.

“Konferensi ini terinspirasi dari Konferensi Asia-Afrika (KAA) yang telah membawa perubahan bagi dunia. Oleh sebab itu, Konferensi Asep Asep yang juga disingkat KAA ini diharapkan dapat membawa perubahan positif seperti Konferensi Asia Afrika tersebut,” jelas Asep Kambali.

Sejak pendaftaran konferensi ini dibuka pertengahan Oktober 2015, pendaftar peserta KAA membludak. Menurut rencana, KAA tahun ini merupakan gebrakan awal menuju KAA 2016 yang lebih besar dan akan dihadiri ribuan orang.

“Ini sangat menarik dan mengejutkan, diantara ratusan pendaftar KAA yang memiliki nama Asep, ternyata ada beberapa pemilik nama Asep berjenis kelamin perempuan. Bahkan, ada beberapa nama Asep yang mendaftar, tetapi mereka bukan berasal dari suku Sunda dan tidak berdomisili di Jawa Barat,” jelas Asep Tutuy Turyana, Koordinator wilayah PAD provinsi Jawa Barat, yang juga Ketua Pelaksana Konperensi Asep-Asep (KAA) tahun ini.

Acara KAA 2015 akan diselenggarakan di Rumah Makan Ampera, Jl. PHH Mustofa No.125 (samping Itenas) Suci, Bandung, dimulai pukul 09.00-14.00. Di tempat tersebut, para Asep akan membahas soal-soal keorganisasian, selanjutnya pada pukul 14.00-17.00 peserta akan menuju Saung Angklung Udjo, Jl. Padasuka No.118 Cibeunying Kidul, Bandung.

Di sana, peserta akan menikmati pertunjukan dan bermain Angklung sebagai wujud pelestarian dan kepedulian peserta KAA pada budaya Sunda.

Acara KAA ini terbuka untuk umum, tetapi terbatas hanya bagi mereka yang memiliki nama Asep sesuai KTP dan membayar biaya kepesertaan sebesar Rp 100 ribu (sudah termasuk konsumsi dan HTM Saung Angklung Udjo).

Peserta wajib mengenakan dresscode baju putih ditambah atribut bernuansa Sunda atau nuansa daerah asal dimana si pendaftar berdomisili.

ANTARA

Berita terkait

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

2 hari lalu

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

12 hari lalu

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

16 hari lalu

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

Salah satu aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga ketika masa libur lebaranadalah berenang.

Baca Selengkapnya

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

21 hari lalu

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

Kepala Terminal Leuwipanjang Kota Bdung Asep Hidayat mengatakan, kenaikan jumlah penumpang di arus mudik Lebaran terpantau sejak H-7.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran, Yogyakarta Genjot Lama Tinggal Wisatawan Naik Lebih Awal

33 hari lalu

Libur Lebaran, Yogyakarta Genjot Lama Tinggal Wisatawan Naik Lebih Awal

Masa cuti bersama dan libur Lebaran berlangsung selama delapan hari, yaitu dari tanggal 8 hingga 15 April 2024 mendatang.

Baca Selengkapnya

NgabubuDrive, Cara Komunitas di Yogyakarta, Edukasi Pecinta Otomotif Sembari Ngabuburit

34 hari lalu

NgabubuDrive, Cara Komunitas di Yogyakarta, Edukasi Pecinta Otomotif Sembari Ngabuburit

Momen menunggu saat berbuka puasa atau ngabuburit di masa ramadan bisa diisi dengan berbagai hal produktif agar tak membosankan.

Baca Selengkapnya

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

47 hari lalu

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

55 hari lalu

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

55 hari lalu

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?

Baca Selengkapnya

4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

58 hari lalu

4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

Sekelompok monyet ekor panjang berkeliaran di atap-atap rumah warga di Kota Bandung beberapa hari belakangan. Tanda bencana alam?

Baca Selengkapnya