Seniman India, Sudarsan Pattnaik, membuat patung pasir bagi korban serangan teror Paris di Odisha, India, 14 November 2015. REUTERS/Stringer
TEMPO.CO, PARIS - Pemberitaan yang marak soal gelombang teror di Paris mau tak mau akan sampai ke anak-anak. Banyak orang tua yang kebingungan, bagaimana menjelaskan kejadian tersebut jika anak-anak itu mengetahui aksi teror itu melalui media.
Seperti dilansir AFP, kebanyakan ahli psikologi anak percaya, mereka harus diberitahu. Dan orang tua, adalah orang yang tepat memberitahu, meski, harus hati-hati menyampaikannya agar tidak menimbulkan kecemasan. Penjelasannya pun, harus dengan kepala dingin dan rasional agar tidak membuat anak-anak menderita.
Bernard Golse, kepala psikologi anak di Rumah Sakit Necker, sebuah rumah sakit anak-anak terkemuka di Prancis, menjelaskan bahwa orang tua bisa memulai pembicaraan kepada anak-anak mulai dari usia tiga tahun.
"Mereka merasakan penderitaan dan kecemasan dari orang dewasa. Namun tidak mengatakan apa-apa justru lebih mengkhawatirkan bagi mereka karena mereka akan membayangkan hal yang lebih buruk," kata Bernard Golse kepada AFP, Senin 16 November 2015. "Tidak ada yang salah berbicara tentang hal itu. Tapi tidak berbicara tentang hal ini akan selalu menjadi buruk," tambah Golse.
Namun ahsi psikologi Jeanne Siaud-Facchin menjelaskan bahwa anak yang berusia di bawah enam tahun lebih baik "tidak diceritakan " karena sampai usia tersebut anak-anak belum memiliki kemampuan untuk memahami."Tidak ada aturan," katanya,
"Tapi saya pikir penting untuk membiarkan mereka pada dunia anak dan tidak menceritakan pada melalui gambar atau kata-kata karena mereka hanya akan mengambil emosinya tanpa memahami maknanya," kata Siaud-Facchin.
Di sisi lain, anak-anak berusia enam tahun ke atas sangat penting untuk diceritakan, lanjut Siaud-Facchin, terutama jika kemungkinan mendapatkan cerita dari pihak lain di sekolah, seperti guru atau di taman bermain.