Selfie Maut, Ajang Narsis yang Berujung Kematian

Reporter

Rabu, 30 Maret 2016 23:00 WIB

John Yuyi, salah satu seniman yang memprakarsai tongkat selfie untuk laptop macbook. Hal ini dilatar belakangi dengan masyarakat yang terobsesi selfie dan smartphone yang dapat menjadi boomerang bagi mereka. dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Februari 2016, seekor bayi lumba-lumba terpaksa meregang nyawa setelah diangkat dari laut dan diajak selfie atau swafoto bergantian oleh pengunjung sebuah pantai di Argentina. Satu bulan berselang, seekor angsa juga mati sia-sia setelah ditarik keluar dari Danau

Orchid di Macedonia oleh seorang turis asal Bulgaria, juga untuk diajak swafoto. Pekan lalu, seorang remaja tewas tersambar kereta setelah swafoto di atas rel. Kasus terakhir terjadi di negara kita, Indonesia.

Tiga kisah di atas hanya contoh terbaru, paling kekinian, dari sekian banyak contoh swafoto berbahaya--selalu memakan korban--yang telah menjadi berita utama sejak satu atau dua tahun lalu. Menurut riset perusahaan media Condé Nast, swafoto disimpulkan menjadi penyebab kematian yang lebih tinggi ketimbang serangan hiu.

Ya, demi mengejar foto keren untuk diunggah ke Facebook, Twitter, Path, Instagram, dan lain-lain, banyak orang rela berfoto di pinggir tebing, di dekat kereta yang melaju kencang, bersama hewan langka, dan entah apa lagi yang mungkin belum terbayangkan.

“Ini semua tentang saya. Ini (aksi keren, eh berbahaya) menempatkan saya dalam bingkai. Saya mendapatkan perhatian dan ketika saya mengunggahnya ke media sosial, saya akan mendapatkan konfirmasi yang saya butuhkan dari orang lain bahwa saya mengagumkan,” analisis Jesse Fox, PhD, seperti dikutip dari artikel berjudul The Tragic Data Behind Selfie Fatalities (Data Tragis di Belakang Korban Jiwa Swafoto) yang dirilis akhir Januari 2016 oleh laman Priceonomics.

“Seseorang jadi tidak memikirkan konsekuensi dari tindakan yang dilakukan. Memang siapa, sih yang memusingkan jika saya menggelantung di Menara Eiffel?” lanjut wanita yang juga peneliti dunia daring asal Amerika.

Ketika kejadian serupa terus saja terjadi, dapat disimpulkan tragedi atau kesalahan terkait swafoto yang lebih dulu dilakukan orang lain tidak menjadi pelajaran. Ada semacam dorongan tidak tertahankan yang membuat banyak orang tetap melakukannya.

Awal bulan Maret 2016 di Filipina, gadis berusia 19 tahun jatuh dari gedung 20 lantai ketika melakukan swafoto. Dia meninggal seketika.

“Dia tidak puas dengan hasil foto yang kami ambil (untuknya),” kesaksian seorang teman sekelas korban kepada surat kabar setempat.

“Jadi dia memutuskan untuk memanjat dan mengambil sendiri (fotonya)”, imbuhnya.

Cerita lain, seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun di Rusia meninggal setelah swafoto di atas gedung apartemen 9 lantai. Salah satu alasan dia melakukannya karena dia kerap mendapat dukungan dari “penggemar” di media sosial.

Salah satunya menuliskan, “Terus lakukan hal-hal gila, Bro! Berikutnya, coba gedung pencakar langit. Semakin tinggi, semakin seksi”.

Maka seperti yang dikatakan Fox, kebanyakan aksi swafoto berbahaya didorong keinginan mendapatkan pengakuan rekan-rekan mereka di media sosial. Sehingga apa pun dibagi ke dunia maya, bahwa mereka punya mental pemberani.

Siapakah para “pemberani” ini?

Fenomena swafoto berbahaya, bagi kita yang tidak melakukannya, akan terasa konyol atau malah tidak masuk akal. Untuk apa juga menempatkan diri ke dalam risiko tinggi. Swafoto berbahaya yang dilakukan bahkan jauh dari kata keren. Terlebih jika sampai meregang nyawa atau malah menghilangkan nyawa makhluk lain.

Sebuah penelitian yang dilakukan tahun lalu mencoba mencari hubungan antara kepercayaan diri dan media sosial daring. Apakah unggahan kenarsisan di media sosial yang banyak mendapatkan “like” akan meningkatkan kepercayaan diri?

“Di satu sisi, orang-orang dengan tingkat kepercayaan diri tinggi, stabil, mungkin hanya ingin berbagi foto karena mereka tidak rentan kritik. Di sisi lain, orang-orang dengan kepercayaan diri yang rendah mungkin melakukannya dalam rangka promosi diri secara daring untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka,” tulis Agnieszka Sorokowska, penulis utama studi dari TU Dresden, Jerman. Posisi Anda di mana?


TABLOIDBINTANG.COM

Berita terkait

Melihat Pameran Fotografi yang Menampilkan Potret Masyarakat Pulau Komodo di Kota Padang

6 jam lalu

Melihat Pameran Fotografi yang Menampilkan Potret Masyarakat Pulau Komodo di Kota Padang

Pameran fotografi yang menyorot tentang nasib masyarakat di Pulau Komodo digelar pada 25 April hingga 28 April 2024 di Galeri UPTD Taman Budaya Sumatra Barat

Baca Selengkapnya

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

3 hari lalu

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

Chatbot Meta AI dapat melakukan sejumlah tugas seperti percakapan teks, memberi informasi terbaru dari internet, menghubungkan sumber, hingga menghasilkan gambar dari perintah teks.

Baca Selengkapnya

Selain Tim Cook, Siapa Saja Bos Perusahaan Teknologi Dunia yang Pernah Bertemu Jokowi?

10 hari lalu

Selain Tim Cook, Siapa Saja Bos Perusahaan Teknologi Dunia yang Pernah Bertemu Jokowi?

Selain CEO Apple Tim Cook, Jokowi tercatat beberapa kali pernah bertemu dengan bos-bos perusahaan dunia. Berikut daftarnya:

Baca Selengkapnya

Sudah Bisa Diakses, Facebook Bikin Pembaruan Fitur Video Jadi Mirip di TikTok

22 hari lalu

Sudah Bisa Diakses, Facebook Bikin Pembaruan Fitur Video Jadi Mirip di TikTok

Pada aplikasi TikTok telah menjadi pedoman tetap namun bagi Facebook, ini sebuah inovasi dan kemajuan.

Baca Selengkapnya

Cara Unblock Akun Seseorang di Facebook dengan Mudah

25 hari lalu

Cara Unblock Akun Seseorang di Facebook dengan Mudah

Ada beberapa cara unblock teman di Facebook, bisa melalui handphone maupun laptop. Cukup ikuti beberapa langkah berikut ini.

Baca Selengkapnya

Rayakan Hari Paskah dengan 55 Link Twibbon, Begini Cara Menggunakannya

29 hari lalu

Rayakan Hari Paskah dengan 55 Link Twibbon, Begini Cara Menggunakannya

Hari Paskah dapat dirayakan menggunakan twibbon beragam pilihan. Berikut memilih twibbon Hari Paskah yang sesuai selera dan cara menggunakannya!

Baca Selengkapnya

Sejarah Kamera Leica yang Kini Digandeng Xiaomi, Pernah Digunakan Motret Proklamasi Kemerdekaan RI

29 hari lalu

Sejarah Kamera Leica yang Kini Digandeng Xiaomi, Pernah Digunakan Motret Proklamasi Kemerdekaan RI

Leica merupakan produsen kamera legendaris, kini digandeng Xiaomi.

Baca Selengkapnya

Survei Meta Ungkap Pengguna Medsos Usia Muda di Indonesia Berani dan Aktif

30 hari lalu

Survei Meta Ungkap Pengguna Medsos Usia Muda di Indonesia Berani dan Aktif

Sebanyak 87 persen responden dalam survei Meta menyatakan bahwa media sosial adalah platform efektif untuk sampaikan pesan dan mendorong perubahan.

Baca Selengkapnya

WhatsApp Aplikasi Perpesanan Paling Populer, Semua Bermula di Sebuah Garasi Rumah pada 2009

30 hari lalu

WhatsApp Aplikasi Perpesanan Paling Populer, Semua Bermula di Sebuah Garasi Rumah pada 2009

WhatsApp dibuat 2 mantan karyawan Yahoo, Brian Acton dan Jan Koum pada 2009 di sebuah garasi rumah di California. Begini perkembangannya.

Baca Selengkapnya

Kamera Fujifilm X100VI, Popularitas Penjualan hingga Spesifikasi Produk

31 hari lalu

Kamera Fujifilm X100VI, Popularitas Penjualan hingga Spesifikasi Produk

Fujifilm X100VI generasi keenam dari seri X100 yang pertama kali diperkenalkan pada 2011

Baca Selengkapnya