Ilustrasi anak obesitas/obesitas dan kesehatan. Shutterstock.com
TEMPO.CO, Jakarta - Stres terus menerus bukan cuma mengundang darah tinggi, penyakit jantung dan insomnia, tetapi juga bisa membuat orang kelebihan berat badan. Demikian menurut studi yang dimuat di jurnal Obesity.
Para peneliti yang dipimpin Sarah Jackson dari Institute of Epidemiology and Health, University College London, mempelajari 2.500 pria dan wanita berusia 54 dan lebih tua, selama sekitar empat tahun.
Mereka mengambil sampel rambut masing-masing partisipan untuk mengukur kadar kortisol, hormon yang dilepaskan ke dalam aliran darah pada saat stres. Jika seseorang sedang mengalami stres jangka panjang, maka tingkat kortisolnya akan jauh lebih tinggi.
Para peneliti juga mengumpulkan data berat partisipan dan membandingkannya dengan kadar kortisol. Hasil penelitian menunjukkan, mereka yang memiliki kadar kortisol lebih tinggi cenderung memiliki lingkar pinggang lebih besar.
Temuan ini memberikan bukti yang konsisten bahwa stres jangka panjang berhubungan dengan resiko obesitas yang lebih tinggi.
Berdasarkan kesimpulan itu, Jackson menyarankan orang-orang harus menemukan cara-cara yang lebih baik untuk mengelola stres mereka. Demikian seperti dilansir Kantor Berita Xinhua.
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
7 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.