TEMPO.CO, Jakarta -Terlalu banyak kandungan gula yang dikonsumsi oleh tubuh lebih berbahaya dibandingkan konsumsi kandungan kolesterol, kata Ketua Indonesia Hydration Working Group (IHWG) Budi Wiweko.
"Lebih berbahaya gula dibandingkan dengan kolestrol," kata Budi Wiweko yang juga Manajer Riset dan Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Jakarta, Kamis 2 Maret 2017.
Budi mengatakan konsumsi kandungan gula berlebih bisa menyebabkan berbagai penyakit seperti diabetes, gagal ginjal, hingga obesitas.
Dia menjelaskan kandungan gula berlebih gampang ditemui pada produk makanan dan minuman yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat sehari-hari.
"Salah satu yang memicu terjadinya obesitas adalah pola konsumsi makanan dan minuman manis. Pola hidrasi yang tidak baik terkait konsumsi gula dalam minuman berkaitan erat dengan obesitas," kata dia.
Budi mengambil contoh penyakit obesitas atau kelebihan berat badan yang menjadi endemik di Amerika Serikat karena tren produk makanan siap saji dan minuman ringan berkarbonasi.
"Di Amerika Serikat obesitas jadi endemik. Warga Amerika usia 50 sampai 60 tahun ke atas itu banyak yang mengalami obesitas. Itu kegagalan produk masa lalu AS yang dibombardir produk 'fast food' dan 'soft drink' yang amat terkenal," kata Budi.
"Di Meksiko 'tax' sangat mahal diterapkan pada produk 'soft drink'," kata Budi. Dia menjelaskan kebutuhan air putih orang dewasa ialah dua liter per hari atau delapan gelas. Perlu diingat, aturan konsumsi delapan gelas air hanya untuk air putih, bukan teh, kopi, atau cairan lain semacamnya.
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
25 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.