Skip Challenge, Tantangan Dunia Remaja! Begini Mengawalnya  

Reporter

Editor

Susandijani

Sabtu, 11 Maret 2017 05:55 WIB

Ilustrasi tawuran/perkelahian pelajar/kekerasan di sekolah. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Bagaimana mengatasi skip challenge pada remaja? Fenomena skip challenge atau pass out challenge di kalangan remaja, menurut psikolog Tika Bisono adalah fenomena pencarian identitas pada remaja. Permainannya dengan cara menekan dada sekeras-kerasnya selama beberapa waktu itu adalah ciri dunia remaja yang memang banyak hal aneh dan abnormalnya.

"Dunia remaja, adalah masa turbulensi," katanya. Tak heran jika pada masa itu banyak hal aneh dan abnormal. Ciri khasnya itu banyak istilah cemen, tulalit, bodoh, dan tolol bermunculan di dunia remaja.

"Mereka itu pada masa transit dari anak-anak menuju usia dewasa. Sensasi keremajaannya ya begitu itu, apa pun jadi dinilai jelek," katanya.

Baca juga:Skip Challenge, Bisakah Korbannya Diselamatkan?

Namun jangan masukkan paradigma dewasa kepada para remaja itu. "Kita harus memahami dunia remaja," ujar Tika. Semua ahli harus bicara. Dokter, misalnya, harus bicara apa efek skip challenge itu? Kerusakan apa yang bakal terjadi, jika tidak rusak apa yang akibat yang akan muncul? Guru juga bicara apa yang terjadi jika melakukan skip challenge? konsekuensinya apa, efeknya apa, dan sebagainya.

Dunia remaja, menurut Tika, sedang mencerna, mereka tidak langsung mendengar, mereka akan mengolah masukan yang datang, kemudian belajar memutuskan untuk mengadopsi atau tidak. Peran orang tua dan para ahli di sini sangat menentukan. Bagaimana kisi-kisi yang diberikan kepada para remaja itu, Tika melanjutkan, sehingga mereka bisa melewati masa turbulensi itu dengan selamat.

Dengan kisi-kisi yang diberikan para orang tua dan ahli itu, tantangan apa pun yang datang pada mereka, para remaja itu akan melaluinya dengan smart. Karena masa remaja itu tidak bisa diabaikan. Semua orang akan melaluinya. "Hanya beda eranya saja. Dulu zaman saya itu eranya disko. Sekarang itu mungkin eranya tantangan seperti skip challenge itu. Tapi istilah tolol, bodoh, tulalitnya sih sama saja di dunia remaja mana pun," ujar Tika.

(Baca: Skip Challenge di Dunia Remaja Wajar? Begini Kata Psikolog)

Karena itulah, sekali lagi, Tika wanti-wanti agar para orang tua, guru, dan ahli lain terus mengawal masa transit dunia remaja itu. Tantangan seperti skip challenge itu harus disikapi dengan benar. Para orang tua, guru, dan para ahli itu harus asertif dan demokratis. "Iya kan? Sekarang kita mau mereka tumbuh seperti apa, menjadi jati diri yang berkembang atau cetakan?" katanya.

SUSAN

Baca juga:
Fenomena Skip Challenge, Permainan yang Bahaya Ini Bro-Sist
Bekerja di Rumah Lebih Stres? Ini Penelitian ILO

Video Terkait: 10 Fakta Bahaya Permainan Skip Challenge



Berita terkait

Gambaran Kesehatan Remaja Indonesia: 1 dari 4 Stunting dan 1 dari 7 Obesitas

7 September 2020

Gambaran Kesehatan Remaja Indonesia: 1 dari 4 Stunting dan 1 dari 7 Obesitas

Fase remaja merupakan kesempatan kedua untuk memperbaiki kualitas generasi mendatang, setelah tahap balita.

Baca Selengkapnya

Remaja Yogyakarta Rentan Anemia Karena Suka Diet?

13 Februari 2019

Remaja Yogyakarta Rentan Anemia Karena Suka Diet?

Remaja di Yogyakarta ternyata banyak yang melakukan diDet. Makanan yang tidak mengandung gizi seimbang bisa berakibat stunting.

Baca Selengkapnya

Kurangi Angka Kematian Remaja, Ini Saran dari Dokter

25 Januari 2019

Kurangi Angka Kematian Remaja, Ini Saran dari Dokter

Sebagian besar kematian pada remaja karena penyebab yang dapat dicegah, misalnya kecelakaan lalu lintas.

Baca Selengkapnya

Intip Tanda Perubahan Seks Primer dan Sekunder pada Remaja

20 Desember 2018

Intip Tanda Perubahan Seks Primer dan Sekunder pada Remaja

Masa remaja adalah masa di mana perilaku kaum remaja ingin mencoba hal-hal baru. Ini tanda perubahan seks primer dan sekunder remaja.

Baca Selengkapnya

Hari Kesehatan Mental Dunia, Masalah Jiwa Remaja karena Keluarga

10 Oktober 2018

Hari Kesehatan Mental Dunia, Masalah Jiwa Remaja karena Keluarga

Hari ini dunia memperingati World Mental Health Day atau hari kesehatan jiwa sedunia. Intip salah satu faktor kesehatan jiwa remaja.

Baca Selengkapnya

19 Persen Remaja di Negara Berkembang Hamil Sebelum 18 Tahun

28 September 2018

19 Persen Remaja di Negara Berkembang Hamil Sebelum 18 Tahun

Secara global , 19 persen remaja di negara berkembang mengalami kehamilan sebelum usia 18 tahun. Banyak penyakit seksual yang menghantui remaja.

Baca Selengkapnya

Cegah Stunting, Pentingnya Investasi Kesehatan pada Remaja

17 September 2018

Cegah Stunting, Pentingnya Investasi Kesehatan pada Remaja

Diet banyak dilakukan remaja. Diet membuat para remaja tidak mau mengkonsumsi makanan lebih bergizi.

Baca Selengkapnya

Ini Persamaan Indonesia dan Australia Terkait Gizi Buruk

15 Mei 2018

Ini Persamaan Indonesia dan Australia Terkait Gizi Buruk

Australia dan Indonesia memiliki masalah yang sama dalam hal gizi buruk. Apa saja persamaan masalah gizi itu?

Baca Selengkapnya

Anak Remaja Emosional, Ada Hubungan dengan Otak Bagian Depan

19 Februari 2018

Anak Remaja Emosional, Ada Hubungan dengan Otak Bagian Depan

Remaja adalah makhluk yang emosional. Perkembangan otak bagian depan yang belum sempurna menjadi salah satu penyebab emosi anak remaja belum stabil.

Baca Selengkapnya

Remaja Krisis Percaya Diri, Psikolog: Dukung Secara Emosional

28 Januari 2018

Remaja Krisis Percaya Diri, Psikolog: Dukung Secara Emosional

Media sosial dan tren menciptakan tekanan dan standar bagi remaja yang mengakibatkan krisis percaya diri.

Baca Selengkapnya