Mencegah Roh Jahat Masuk

Reporter

Editor

Rabu, 11 Oktober 2006 00:40 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Praktek sunat pada perempuan sebetulnya bukan monopoli umat Islam. Hal itu telah terjadi sejak zaman sebelum Masehi. Penelitian antropologi mendapatkan praktek tersebut pada mumi Mesir yang justru ditemukan pada kalangan kaya dan berkuasa, bukan rakyat jelata. Ahli antropologi, tulis Tonang Dwi Ardyanto, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret, dalam situs pribadinya, menduga pada zaman kuno sunat dipraktekkan untuk mencegah masuknya roh jahat melalui vagina. Perdebatan tentang sunat perempuan mulai mengemuka pada 1960 oleh aktivis dan tenaga medis di Afrika. Di kawasan itu, sunat dilakukan dengan benar-benar memotong bagian genital perempuan, sehingga sering membuat mereka kehabisan darah, mengalami infeksi, infertil, terkena penyakit pembengkakan, sakit saat melahirkan, tidak bisa mengontrol kencingnya, dan tidak bisa menikmati hubungan seksual. Bahkan, di beberapa negara, tak sedikit yang mempraktekkan infibulasi, yaitu praktek memotong klitoris serta menjahit tepi-tepinya dengan menyisakan sedikit lubang untuk buang air dan haid. Menurut perkiraan Perserikatan Bangsa-Bangsa, sekitar 28 juta perempuan Nigeria, 24 juta perempuan Mesir, 23 juta perempuan Ethiopia, dan 12 juta perempuan Sudan dengan sangat terpaksa telah menjalani sunat ini. Konferensi Perempuan keempat di Beijing, 1995, akhirnya membahas secara formal isu ini. Menurut Basilica Dyah Putranti dari Center for Population and Policy Studies Universitas Gadjah Mada, konferensi itu menyimpulkan sunat perempuan merupakan bentuk kekerasan terhadap perempuan dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan reproduksi. Di Indonesia, sunat perempuan baru menjadi isu dalam lima tahun terakhir. Dalam studi Schrieke pada 1921, sunat terjadi di Jawa, Makassar, Gorontalo, Pontianak, Lampung, Banjarmasin, Riau, Padang, Aceh, Pulau Kei Ambon, dan Pulau Alor, juga suku Sasak di Lombok. Sunat umumnya dilakukan secara rahasia pada usia sekitar 13 tahun, bahkan ketika anak baru lahir, atau perempuan muda yang belum menikah dan hamil. Survei epidemiologi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menemukan beberapa alasan melakukan sunat perempuan, seperti identitas kesukuan, tahap menuju wanita dewasa, prasyarat sebelum menikah, serta pemahaman bahwa klitoris merupakan organ kotor, mengeluarkan sekret berbau, mencegah kesuburan, atau menimbulkan impotensi bagi pasangannya. Banyak hal medis terkait dengan alasan female genital mutilation (FGM) ini kemudian terbukti salah. Awal Januari 2003, PBB meluncurkan kampanye zero tolerance atas praktek sunat perempuan. Inggris justru telah mengeluarkan peraturan "FGM Act" yang melarang orang tua membawa anak perempuannya ke luar negeri untuk menjalani sunat. Pelanggarnya diancam hukuman 14 tahun. Menurut perkiraan para ahli, setidaknya 74 ribu wanita dari generasi pertama imigran Afrika di Inggris telah menjalani sunat. Rini Kustiani

Berita terkait

Tanggal 6 Februari Hari Apa? Berikut 3 Momen Penting

6 Februari 2024

Tanggal 6 Februari Hari Apa? Berikut 3 Momen Penting

Tanggal 6 Februari hari apa? Hari ini ada Hari Anti Sunat Perempuan Internasional, Reclaim Social Day, dan HUT Partai Gerindra.

Baca Selengkapnya

Ditolak Banyak Negara, Ini Dampak Buruk Sunat Perempuan

6 Februari 2023

Ditolak Banyak Negara, Ini Dampak Buruk Sunat Perempuan

WHO menjelaskan sunat perempuan tidak memiliki manfaat kesehatan, malah merugikan perempuan. Alhasil praktik itu ditolak setiap tanggal 6 Februari.

Baca Selengkapnya

Diperingati Setiap 6 Februari, Begini Asal Usul Hari Anti Sunat Perempuan

6 Februari 2023

Diperingati Setiap 6 Februari, Begini Asal Usul Hari Anti Sunat Perempuan

Sunat perempuan disebut bukan tindakan medis. Praktik ini ditolak di banyak negara.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Tembok Raksasa Cina Runtuh 2 Meter dan Sunat Perempuan

9 Februari 2022

Top 3 Dunia: Tembok Raksasa Cina Runtuh 2 Meter dan Sunat Perempuan

Top 3 dunia pada 8 Februari 2022, diantaranya pertemuan Putin dengan Macron untuk mencari solusi bagi krisis di perbatasan Ukraina dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus Mengecam Sunat Perempuan: Harus Diakhiri, Menghina Martabat

8 Februari 2022

Paus Fransiskus Mengecam Sunat Perempuan: Harus Diakhiri, Menghina Martabat

Paus Fransiskus meminta negara-negara menghentikan sunat perempuan dan perdagangan kaum hawa.

Baca Selengkapnya

Alasan Sunat Perempuan Tak Disarankan

17 Desember 2021

Alasan Sunat Perempuan Tak Disarankan

Psikolog mendukung upaya pencegahan sunat perempuan yang masih menjadi tradisi di banyak tempat. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Mesir Perberat Hukuman Bagi Pelaku Sunat Perempuan

22 Maret 2021

Mesir Perberat Hukuman Bagi Pelaku Sunat Perempuan

Senat Mesir menyetujui revisi UU yang memberatkan hukuman bagi pelaku sunat perempuan

Baca Selengkapnya

Organ Genital Wanita Sudah Sempurna, Praktik Sunat Perempuan Dinilai Berbahaya

16 September 2020

Organ Genital Wanita Sudah Sempurna, Praktik Sunat Perempuan Dinilai Berbahaya

Organ genital perempuan sudah optimal dan sempurna. Praktik sunat perempuan dinilai berbahaya, tidak diperlukan, dan melanggar hak perempuan.

Baca Selengkapnya

Alasan Sunat Perempuan Tidak Dianjurkan, Ada Risiko Infeksi

16 Juli 2020

Alasan Sunat Perempuan Tidak Dianjurkan, Ada Risiko Infeksi

Tenaga medis tidak diperbolehkan melakukan sunat perempuan karena tak ada kebutuhan medis, malah berisiko infeksi dan perdarahan.

Baca Selengkapnya

Sudan Perbolehkan Minuman Keras untuk Non Muslim

13 Juli 2020

Sudan Perbolehkan Minuman Keras untuk Non Muslim

Sudan akan mengizinkan minuman keras untuk non Muslim dan memperkuat hak-hak perempuan, termasuk melarang sunat perempuan.

Baca Selengkapnya