Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Diperingati Setiap 6 Februari, Begini Asal Usul Hari Anti Sunat Perempuan

image-gnews
Bocah perempuan menjalani prosesi injak tanah atau landa huta dalam Karia Henauka Wowine di festival Barata Kahedupa di Pulau Kaledupa, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, 17 September 2017. Karia Henauka Wowine dilakukan setelah anak perempuan dalam keluarga disunat atau dipingit untuk perempuan yang telah dianggap dewasa. ANTARA/Rosa Panggabean
Bocah perempuan menjalani prosesi injak tanah atau landa huta dalam Karia Henauka Wowine di festival Barata Kahedupa di Pulau Kaledupa, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, 17 September 2017. Karia Henauka Wowine dilakukan setelah anak perempuan dalam keluarga disunat atau dipingit untuk perempuan yang telah dianggap dewasa. ANTARA/Rosa Panggabean
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Internasional Tanpa Toleransi Mutilasi Alat Kelamin Perempuan (International Day Zero of Tolerance for Female Genital Mutilation) diperingati setiap tanggal 6 Februari. Peringatan ini ditengarai bahwa Female Genital Mutilation (FGM) atau sunat perempuan merupakan praktik yang melibatkan penghilangan sebagian alat kelamin perempuan tanpa indikasi medis. Banyak negara dunia, seperti kawasan Timur Tengah, Afrika masih melanggengkan praktik ini. Di Indonesia, praktik ini masih dilakukan bahkan hingga beberapa tahun lalu.  

Data dari UNICEF tahun 2016 mencatat lebih dari 200 juta perempuan dan anak-anak di seluruh dunia menjadi korban sunat perempuan. Sementara itu, Indonesia berada di peringkat ketiga negara dengan angka sunat perempuan tertinggi di dunia setelah Mesir dan Etiopia. Lebih lanjut lagi, WHO menyebutkan setiap tahun diperkirakan 3 juta anak perempuan berisiko mengalami sunat yang dilakukan sebelum berusia 15 tahun.

Baca: Sunat perempuan, praktik yang masih sering terjadi: "Saya Menjerit Kesakitan"

Laman resmi WHO juga menjelaskan bahwa praktik ini dianggap sebagai pelanggaran hak asasi anak perempuan dan perempuan serta sebagai bentuk dari diskriminasi gender. Hal ini sebab sunat perempuan dilakukan pada perempuan tanpa persetujuan. Sunat perempuan juga melanggar hak seseorang atas kesehatan, keamanan dan integritas fisik, hak untuk bebas dari penyiksaan dan perlakuan kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat, dan hak untuk hidup ketika prosedur tersebut mengakibatkan kematian. Komunitas global menetapkan target untuk meninggalkan praktik sunat perempuan pada tahun 2030. 

Melansir laman Kementrian Kesehatan, sunat perempuan adalah prosedur atau tindakan pengangkatan sebagian atau seluruh bagian dari organ genital perempuan atau tindakan melukai lainnya terhadap organ genital perempuan baik untuk alasan budaya, agama, atau alasan lainnya tanpa indikasi medis. Kementrian Kesehatan sepakat menolak sunat perempuan. Oleh karena itu, Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No 1636 Tahun 2010 tentang Sunat Perempuan dicabut pada 6 Februari 2014.  Salah satu pertimbangannya adalah bahwa sunat perempuan lebih didasari oleh pertimbangan adat dan agama, bukan merupakan tindakan medis. 

Asal Usul Sunat Perempuan

Menurut laman publikasi Universitas Islam Negeri Banten, belum ada sejarah pasti soal asal usul praktek  sunat  perempuan. Praktik itu meluas di Mesir kuno sehingga diperkiran pertama kali dilakukan di negeri Mesir. Penelitian bertajuk Tradisi Sunat Perempuan di Banten dan Implikasinya Terhadap Gender, Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi itu juga menjelaskan bahwa praktik ini diperkirakan terkenal pada masa pra-Islam di daerah Mesir, Arabia dan daerah tepi laut merah.     

Sedangkan di Indonesia, kemungkinan praktik sunat dilakukan jauh sebelum masjid, gereja, dan kerajaan Jawa ada. Tidak ada dokumentasi bagaimana praktek sunat dilakukan di masa lampau sehingga asal usulnya sulit untuk diketahui. Namun sunat dianggap sebagai praktik animisme-dinamisme yang diindikasi adanya mitologi Jawa. Penyunatan pada perempuan menggambarkan sebagai ritual yang menyimbolkan pembebasan diri dari Betara Kala, dewa pemuja manusia. 

NOVITA ANDRIAN

Baca: Penyesalan Seorang Ayah di Jawa Barat yang Mengkhitankan Putrinya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


UNICEF : Fasilitas Vital Kehabisan Bahan Bakar jika Perlintasan Rafah Ditutup

16 jam lalu

Kendaraan militer Israel beroperasi di Penyeberangan Rafah sisi Gaza, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Jalur Gaza selatan, 7 Mei 2024. Israel Defense Forces/Handout via REUTERS
UNICEF : Fasilitas Vital Kehabisan Bahan Bakar jika Perlintasan Rafah Ditutup

Kepala UNICEF Catherine Russel melaporkan fasilitas vital yang mulai kehabisan bahan bakardi Jalur Gaza akibat penutupan perlintasan Rafah


Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

1 hari lalu

Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

Heat wave atau gelombang panas dapat menyebabkan dampak negatif bagi tubuh dan kulit, seperti heat stroke dan kanker kulit. Apa penyebabnya?


Sebab Anak Perempuan Lebih Rentan Terserang Lupus

3 hari lalu

Ilustrasi penyakit Lupus. entresemana.mx
Sebab Anak Perempuan Lebih Rentan Terserang Lupus

Dokter anak menyebut anak perempuan lebih berisiko terkena lupus dibanding laki-laki dengan perbandingan 9:1. Ini sebabnya.


Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

3 hari lalu

Pengungsi Palestina melarikan diri dari Rafah setelah militer Israel mulai mengevakuasi warga sipil dari bagian timur kota Gaza selatan, menjelang ancaman serangan, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Khan Younis di selatan Gaza Strip 6 Mei 2024. Militer Israel melakukan serangan yang ditargetkan dengan sasaran kelompok Islam Hamas di bagian timur kota Rafah. REUTERS/Ramadhan Abed
Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

UN Women memperingatkan bahwa serangan darat Israel di Rafah, Gaza, akan memperburuk penderitaan 700.000 perempuan dan anak perempuan Palestina


WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

4 hari lalu

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono  dalam konferensi pers bertajuk Menuju Eliminasi Lemak Trans di Indonesia pada 6 Mei 2024 di Jakarta/Tempo-Mitra Tarigan
WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.


Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

5 hari lalu

Presiden AS Joe Biden besama mantan presiden AS Barack Obama meninggalkan Air Force One di Bandara Internasional John F Kennedy di New York, AS 28 Maret 2024. REUTERS
Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden


Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

6 hari lalu

Petani Thailand melakukan ritual minta hujan menggunakan boneka Doraemon. Thailand dan negara Asia Tenggara mengalami suhu panas ekstrem April 2024. (tangkapan layar Youtube)
Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

Sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, mengalami panas ekstrem beberapa pekan ini. Suhu 40 derajat Celcius terasa 52 derajat Celcius.


Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

6 hari lalu

PM Israel Benyamin Netanyahu dan istrinya, Sara. REUTERS
Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.


WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

6 hari lalu

Warga Palestina menikmati pantai pada hari yang panas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 24 April 2024. REUTERS/Mohammed Salem
WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.


Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

7 hari lalu

Seorang pria duduk di tepi kolam renang dengan latar belakang logo World Water Forum ke-10, di Jakarta pada 24 Maret 2024. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/Spt)
Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.