Manfaat Daun Bayam untuk Jantung, Simak Penelitiannya

Reporter

Editor

Susandijani

Kamis, 30 Maret 2017 06:06 WIB

Petani memanen bayam di Desa Grogol, Depok, Jabar, Rabu (10/02). Harga bayam megalami kenaikan dari Rp. 400,00 per-ikat kecil menjadi Rp. 700,00 per-ikat hal ini dikarenakan sayuran yang cepat membusuk akibat musim hujan. TEMPO/Ayu Ambong

TEMPO.CO, Jakarta -Setelah melewati beberapa percobaan, peneliti berhasil mengembangkan daun bayam menjadi kerangka sel jantung manusia dengan cara menyemprotkan larutan deterjen pada daun-daun tersebut.

Penyemprotan larutan deterjen ini bertujuan untuk melucuti sel-sel tumbuhan daun bayam. Penelitian dilakukan untuk membuktikan sebuah studi yang menyarankan bahwa lapisan-lapisan daun bayam dapat dikembangkan menjadi lapisan otot jantung yang diharapkan bisa menyelamatkan pasien-pasien serangan jantung.

Baca juga :Ponsel 10 Kali Lebih Kotor dibanding Dudukan Toilet?

Peneliti senior dan profesor teknik biomedis dari Institut Politeknik Worcester (WPI), Glenn Gaudette menerangkan, “Kami masih memiliki banyak pekerjaan untuk dilakukan. Namun sejauh ini, hasilnya sungguh menjanjikan.” Gaudette menambahkan, “Memodifikasi berbagai macam tanaman yang telah dikembangkan petani selama ratusan tahun menggunakan teknik jaringan dapat mengatasi berbagai masalah yang selama ini masih sulit diatasi di lapangan.”


Lebih lanjut para peneliti berpikir, mereka dapat mengalirkan darah dan oksigen pada jaringan yang sedang dikembangkan dari daun dengan menuangkan cairan pada pembuluh darah yang terbentuk di daun bayam.

“Ketika saya melihat daun bayam tersebut, batangnya mengingatkan saya pada aorta—arteri terbesar dalam badan manusia. Jadi saya pikir mari alirkan cairan melalui batangnya.” ucap peneliti utama dalam proyek ini yang sedang menjalani pascasarjana jurusan teknik biomedis WPI, Joshua Gershlak. (Baca :Ponsel 10 Kali Lebih Kotor dibanding Dudukan Toilet? )

Daun bayam menghasilkan kerangka yang bagus karena ketika sel-sel tumbuhannya berhasil dihilangkan, struktur selulosanya akan tetap ada. Dalam risetnya peneliti menerangkan, “Selulosa bersifat biokompatible dan sudah diaplikasikan pada berbagai macam pengobatan regeneratif seperti teknik jaringan tulang rawan, teknik jaringan tulang, dan penyembuhan luka.”

Selanjutnya : tanaman lain pun menjanjikan untuk keperluan medis

Berita terkait

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

24 hari lalu

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.

Baca Selengkapnya

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.

Baca Selengkapnya

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.

Baca Selengkapnya

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.

Baca Selengkapnya

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.

Baca Selengkapnya

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.

Baca Selengkapnya