Gelar Batik Nusantara 2017 Hadirkan Pesona Warna Alam Indonesia

Reporter

Minggu, 16 April 2017 18:12 WIB

Konprensi pers Gelar Batik Nusantara 2017 by Hadriani P

TEMPO.CO, Jakarta -Yayasan Batik Indonesia yang didirikan pada tanggal 28 oktober 1994 adalah suatuYayasan yang dibentuk sebagai lembaga nirlaba yang merupakan wujud dari persamaan kehendak para pecinta, pengrajin, pengusaha dan pemerhati batik. (Baca: Mau Makan Separuh Harga di Hotel Mewah, Ayo Kenakan Busana Batik!)

Dengan dijiwai semangat Sumpah Pemuda dan juga merupakan kemitraan pemerintah dalam mengembangkan, melestarikan dan membina pengusaha atau para pengrajin batik nasional, maka pada tanggal 7 hingga 11 Juni mendatang akan menyelenggarakan acara Gelar Batik Nusantara (GBN) 2017. Dalam acara konprensi GBN 2017 pers yang berlangsung di Galeri Indonesia Kaya, di Grand Indonesia pada Kamis, 13 April 2017 acara ini merupakan rutin yang berlangsung setiap tahun.

"Kali ini merupakan gelaran GBN yang kesepuluh kali. Dan GBN mengusung tema Pesona Batik Warna Alam. Aacaranya akan berlangsung di Assembly Hall, Cenderawasih dan Main Lobby Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Selatan pada 7-11 Juni mendatang," kata Edna Giatna, panitia GBN 2017.

Sementara Jultin Ginandjar Kastasasmita dari Yayasan Batik Indonesia mengatakan untuk GBN 2017 kali ini akan menyajikan banyak acara menarik seperti talkshow sekaligus workshop membatik dengan perwarnaan alam, menghadirkan penampilan dari Gitar Batik Peraih MURI dan juga penyelenggaraan Putra Putri Batik Nusantara," kata Jultin. "Kami ingin mengajak seluruh masayarakat bisa terlibat dan menikmati acara ini," ujar dia.

Adapun Nita Kenzo menjelaskan untuk GBN 2017 mengusung tema Pesona Batik Warna Alam bukan tanpa alasan. Menurutnya, tema ini berdasarkan sejarah batik Indonesia. (Baca:Anda Punya Banyak Teman atau Musuh? Coba Cek Twitter)


"Pewarnaan batik berawal dari keanekaragaman hayati dari kulit kayu, daun, buah, bunga berbagai tanaman. Dahulu masyarakat yang membuat batik belum mengenal pewarna batik kimia (indigo, sol dan napthol). Nah, untuk mendapatkan warna-warna yang mereka inginkan mereka harus mencari akal dengan memanfaatkan yang ada disekitarnya," kata Nita.

Pemilik dan perancang Galeri Batik Jawa ini juga menerangkan dengan ketersediaan dan banyaknya lahan dan tumbuh-tumbuhan di masa itu kemudian dimanfaatkan sebagai pewarna alam.

"Dulu para pengrajin batik memanfaatkan buah manggis, mengkudu, soga, kunyit, daun indigo, daun jambu, secang, dan sebagainya untuk pewarnaan alami," ujar dia.

Nita mengharapkan kini, meski tuntutan batik kian pesat dan asas modernisasi begitu cepat pengaruhnya, sebaiknya batik tetap menggunakan pewarnaan alam. "Selain tidak membahayakan, atau ada faktor polusi limbahnya, dengan pewarnaan alam akan menguatkan filosofi dan jati diri adiluhung batik Indonesia," kata Nita.

HADRIANI P.
Baca Juga:
Persahabatan 5 Perempuan Ini Hadirkan Butik Busana Muslim
Ingin Sukses Berinvestasi,Simak 6 Tips Penting ala Ashton Kucher!




Berita terkait

Viral Perumahan Mewah di Atas Mal Thamrin City, Aturannya?

29 Juni 2019

Viral Perumahan Mewah di Atas Mal Thamrin City, Aturannya?

Thamrin City di Jakarta Pusat, rupanya bukan hanya tempat pusat belanja atau mal tapi di atas atapnya terdapat kompleks perumahan mewah dua lantai.

Baca Selengkapnya

Crane Ambruk di Kali Sentiong, Lurah Kebun Kosong: Ada Ganti Rugi

6 Desember 2018

Crane Ambruk di Kali Sentiong, Lurah Kebun Kosong: Ada Ganti Rugi

Lurah Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, Samsul Ma'arif, mengatakan korban crane ambruk bakal memperoleh ganti rugi dari kontraktor.

Baca Selengkapnya

Kebakaran di Matraman Tadi Pagi, 28 Rumah Ludes

13 Agustus 2018

Kebakaran di Matraman Tadi Pagi, 28 Rumah Ludes

Petugas hingga saat ini pun belum bisa memperkirakan berapa jumlah kerugian akibat kebakaran tersebut.

Baca Selengkapnya

Kebakaran di Matraman, 21 Mobil Pemadam Dikerahkan

13 Agustus 2018

Kebakaran di Matraman, 21 Mobil Pemadam Dikerahkan

Hingga berita ini diturunkan petugas masih mengatasi kebakaran itu dan belum ada laporan tentang korban jiwa.

Baca Selengkapnya

Menjelang Asian Games, Sandiaga Uno Stop Produksi Tempe Kali Item

26 Juli 2018

Menjelang Asian Games, Sandiaga Uno Stop Produksi Tempe Kali Item

Sandiaga Uno mengatakan menjelang perhelatan Asian Games 2018 pihaknya segera menghentikan proses produksi tempe di sekitar Kali Item.

Baca Selengkapnya

Indonesia Segera Kedatangan Dua Giant Panda dari Cina  

22 September 2017

Indonesia Segera Kedatangan Dua Giant Panda dari Cina  

Indonesia segera kedatangan dua ekor giant panda (Ailuropoda melanoleuca) langsung dari Cina.

Baca Selengkapnya

Ini Tuntutan Massa Pengepung Kantor LBH

18 September 2017

Ini Tuntutan Massa Pengepung Kantor LBH

Massa menuntut masuk ke dalam gedung LBH. Tawaran dari polisi tak dihiraukan.

Baca Selengkapnya

Seminar Sejarah 1965 Dibubarkan, Kantor YLBHI Dikepung Malam Ini

17 September 2017

Seminar Sejarah 1965 Dibubarkan, Kantor YLBHI Dikepung Malam Ini

Kantor YLBHI dikepung massa yang mengancam akan membubarkan acara Asik-Asik yang digagas pasca pembubaran Seminar Sejarah 1965.

Baca Selengkapnya

WALHI: Pembubaran Seminar Sejarah 1965 Mengancam Demokrasi

17 September 2017

WALHI: Pembubaran Seminar Sejarah 1965 Mengancam Demokrasi

WALHI turut bersuara atas tindakan Kepolisian membubarkan seminar Sejarah 1965 yang diselenggarakan oleh Lembaga Bantuan Hukum Jakarta.

Baca Selengkapnya

Pembubaran Seminar Sejarah 1965, Polisi Disebut Pakai Gaya Orba

17 September 2017

Pembubaran Seminar Sejarah 1965, Polisi Disebut Pakai Gaya Orba

olemik pembubaran seminar Sejarah 1965 masih terus berlangsung.

Baca Selengkapnya