Wardah Book Launching " Lima Warsa Barli Asmara- Diantara Gemerlap Ormentasi". Rangkaian acara Jakarta Fashion Week di Senayan City, Senin, 24 Oktober 2016. TEMPO/Maria Fransisca
TEMPO.CO, Jakarta -Nama Barli Asmara tercatat sebagai salah satu peracang Indonesia yang karyanya menjadi trensetter dan patut mendapat acungan jempol. Perancang berkacamata ini sudah menghiasi dunia mode di Indonesia dengan karya-karyanya yang menggunakan kain lokal di Tanah Air. Dalam Jakarta Fashion and Food Festival (JFFF) 2017, Barli menjadi bagian penting dalam peragaan busana bertajuk Trendology yang berlangsung Selasa, (18/4) di Ballroom Harris Hotel and Convention, Sumarecon Kelapa Gading.
Barli memiliki kekhasan dalam karyanya yaitu craftmanship yang menjadi kekuatan karakter pada setiap rancangannya. Kemudian ia memiliki detail handmade baik pada tekstur bahan, pengolahan payet atau bordir, dan sangat piawai memadukan desain modern melalui karya-karyanya.
"Saya bersukacita pada malam ini bisa berkolaborasi dengan para perancang muda melalui Trendology," kata Barli.
Malam itu Barli berkolaborasi dengan Natalia Kiantoro, Nonita Respati dan Opi Bachtiar.
Natalia mengakui melalui pengalaman emasional yang bukan semata-mata realitas fisik merupakan makna yang ingin diekspresikan dalam peragaan Trendology melalui State of Mind. "Saya terinpirasi dari ide gerakan seni ekpresionisme ke dalam busana wanita. State of Mind mendistorsi secara radikal perspektif subyektif demi menimbulkan efek emosional dan membangkitkan mood maupun aneka ide para insan," ungkap Natalia panjang lebar.
Koleksinya kali ini dipersembahkan Natalia dengan unsur-unsur kontras yang sarat dengan feminitas dan maskulinitas, kerapuhan dan kekuatan dalam labelnya.
Adapun Nonita melalui Trendology Dosty Bitsy terinspirasi dari palet ragam flora, gurun serta paparan warna dan goresan sederhana lukisan kaum aborigin berusia ratusan tahun di dalam gua Uluru, wilayah Australia. Melalui labelnya Purana, koleksinya berupa kimono, outerwear, atasan, celana pendek, all size dress yang dipermanis dengan aksen tampilan topi lebar rajut bambu dengan aneka warna.
Yang menarik, Opi Bachtiar merepresntasikan wanita kosmopolitan yang kuat dengan nafas spirit hippie hadir dalam Trendology Kozmic. "Saya terinspirasi rasa damai, cinta, semangat kebebasan hiruk pikuk kota besar yang ingin sesekali rileks dan menakjubkan dengan gaya ekletik," kata Opi.
Koleksinya berupa busa yang longgar berbentuk ala saputangan yang didominasi pada bagian bawah berupa penggunaan bahan katun, wooly crepe, katun line dan tulle dots.
"Wanita harus jadi trensetter di era kekinian tanpa mengabaikan kodratinya," ujar Opi.