Mengatasi Stres Paska Perceraian dengan Menulis

Reporter

Senin, 22 Mei 2017 18:33 WIB

Ilustrasi perceraian. Guardian.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Perceraian bukan hal yang menyenangkan dalam fase kehidupan seseorang. Menurut penelitian, meluangkan sedikit waktu untuk menulis tentang pengalamannya selama menjalani kehidupan sebelum maupun sesudah bercerai, ternyata dapat mengurangi risiko terserang stres berat.


Baca: 3 Langkah Antisipasi Dampak Buruk Perceraian pada Anak

Teknik yang dikenal dengan nama narasi ekspresif tersebut tidak hanya bertujuan meluapkan kemarahan saja, namun juga bertujuan mengurangi risiko terserang stres berat. Kalau tak dikurangi, bukan tak mungkin serangan jantungadalah ancaman berikutnya.


Melalui Journal of Biobehavioral Medicine, para peneliti mengungkapkan, “Kemampuan seseorang untuk bernarasi, menghasilkan sebuah cerita, bukan bertujuan untuk meluapkan emosi saja, namun membantu mereka beradaptasi dengan kehidupan baru yang bertujuan untuk mengurangi risiko terserang penyakit jantung.”

Peneliti bernama Kyle Bourassa dari Universitas Arizona, Tucson, Amerika Serikat menggunakan data dari 109 orang dewasa sebagai partisipan, 70 orang diantaranya perempuan dan 39 sisanya laki-laki. Mereka smeua sudah bercerai. Partisipan tersebut secara acak mengerjakan satu dari tiga tugas narasi yang diberikan dan berbagi pada tiga acara berbeda selama beberapa hari.

Grup pertama merupakan grup yang mendapat tugas menulis narasi sederhana. Instruksi yang diberikan dalam tugas tersebut ialah setiap orang bebas menulis apa yang menjadi kekuatan dirinya selama menjalani kehidupan pasca bercerai dan apa saja unek-unek yang masih terpendam hingga saat ini.

Grup kedua diberi tugas mendeskripsikan pengalaman hidup bersama mantan pasangan hingga akhirnya mantap untuk bercerai. Sedang grup terakhir diberi tugas menulis narasi netral, bisa menceritakan proses perceraian atau hal lain yang ingin disampaikan.

Sembilan bulan setelah diberikan tugas tersebut, respon jantug terhadap stres mengalami perubahan. Partisipan yang mengerjakan narasi tersebut mengalami penurunan HRV atau variabilitas detak jantung, mengikuti detak jantung rata-rata orang.

Meningkatnya HRV dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk sistem saraf parasimpatik yang merupakan saraf-saraf motorik otonom sebagai proyeksi (stimulasi) dari otak dan bagian sumsum tulang belakang termasuk stres.

Meluapkan emosi melalui tulisan mungkin baik untuk perkembangan HRV jantung, namun para peneliti tidak dapat memastikan bahwa dengan menulis, psikologis partisipan yang melewati masa-masa sulit perceraian ikut mengalami perkembangan.

BLODSKY | ESKANISA RAMADIANI

Berita terkait

Dampak Perceraian dan Fenomena Tanpa Peran Ayah Menurut Psikolog

6 hari lalu

Dampak Perceraian dan Fenomena Tanpa Peran Ayah Menurut Psikolog

Psikolog menyebut perceraian sebagai salah satu penyebab fenomena fatherless atau situasi anak kekurangan kehadiran dan peran ayah.

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog buat Pasangan yang akan Menikah, Perhatikan Hal Ini

6 hari lalu

Saran Psikolog buat Pasangan yang akan Menikah, Perhatikan Hal Ini

Perhatikan hal ini sebelum menikah mengingat penyebab perceraian dalam masyarakat biasanya multifaktor.

Baca Selengkapnya

Permohonan Perceraian di Palembang Meningkat Usai Lebaran, Ini Kata Pengadilan Agama

11 hari lalu

Permohonan Perceraian di Palembang Meningkat Usai Lebaran, Ini Kata Pengadilan Agama

Angka permohonan perceraian di Pengadilan Agama Palembang usai Lebaran meningkat dibandingkan dengan grafik sebelumnya yang menurun saat Ramadan.

Baca Selengkapnya

Jangan Tambah Kesedihan Teman yang Baru Bercerai dengan Ucapan Berikut

55 hari lalu

Jangan Tambah Kesedihan Teman yang Baru Bercerai dengan Ucapan Berikut

Jangan mengucapkan lima hal berikut pada teman yang baru bercerai walau sepintas menyenangkan karena penerimaannya mungkin berbeda.

Baca Selengkapnya

Cerita 5 Ibu Rumah Tangga Gugat Pasal Penculikan ke MK, Agar Mantan Suami Bisa Dijerat

59 hari lalu

Cerita 5 Ibu Rumah Tangga Gugat Pasal Penculikan ke MK, Agar Mantan Suami Bisa Dijerat

Lima istri sekaligus ibu rumah tangga menggugat bunyi pasal 330 ayat (1) KUHP ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Selengkapnya

Yang Perlu Dilakukan usai Bercerai agar Hubungan dengan Mantan Tetap Baik

5 Maret 2024

Yang Perlu Dilakukan usai Bercerai agar Hubungan dengan Mantan Tetap Baik

Beberapa hal bisa dilakukan jika tetap harus menjaga hubungan baik dengan mantan pasangan usai bercerai. Berikut yang perlu diperhatikan.

Baca Selengkapnya

Mau Memulai Hubungan Baru setelah Perceraian, Perhatikan 3 Hal Ini

4 Maret 2024

Mau Memulai Hubungan Baru setelah Perceraian, Perhatikan 3 Hal Ini

Perceraian memang berat, namun ada beberapa hal yang perlu diingat mereka yang pernah bercerai jika mau memulai hubungan baru.

Baca Selengkapnya

Pemicu Pasangan Bercerai di Usia 50-an

1 Maret 2024

Pemicu Pasangan Bercerai di Usia 50-an

Bercerai tak kenal usia. Ada lima alasan umum mengapa perceraian terjadi pada pasangan berusia di atas 50 tahun menurut psikoterapis.

Baca Selengkapnya

Bukan KDRT, 6 Masalah Ini Juga Rentan Sebabkan Perceraian

28 Februari 2024

Bukan KDRT, 6 Masalah Ini Juga Rentan Sebabkan Perceraian

Meski hubungan sudah dijaga dengan baik, ada berbagai faktor orang terpaksa mengakhiri pernikahan dan berujung perceraian. Berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya

Sophie Turner Pamer Foto Liburan dengan Pacar Barunya Peregrine Pearson

30 Januari 2024

Sophie Turner Pamer Foto Liburan dengan Pacar Barunya Peregrine Pearson

Sophie Turner mulai berani mengunggah kebersamaan dengan kekasih barunya Peregrine Pearson di Instragram

Baca Selengkapnya