Menyimpan Ponsel di Saku Celana Perburuk Kualitas Sperma  

Reporter

Kamis, 6 Juli 2017 18:43 WIB

Ponsel di saku celana. Telegraph.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Pada zaman modern seperti ini, rasanya tidak ada satu orang pun yang dapat hidup tanpa ponsel. Pergi kerja, berbelanja, berkumpul, makan, dan sebelum tidur, bahkan saat ke kamar mandi pun, kebanyakan dari kita membawa serta ponsel kesayangan. Dapatkah Anda hidup tanpa ponsel? Rasanya tidak mungkin.

Baca: Agar Sperma Bermutu, Para Calon Ayah Harus Tidur 8 Jam per Hari

Selain tas, saku kemeja dan celana merupakan tempat favorit untuk menyimpan ponsel. Sayangnya, para ahli mengklaim bahwa tindakan tersebut berpengaruh buruk pada kesehatan Anda. Benarkah demikian?

Dokter Fiona Mathews dari University of Exeter, Inggris, menjelaskan, meletakkan ponsel di saku celana dapat mempengaruhi kesuburan laki-laki. Sebab, radiasi yang ditimbulkan oleh ponsel dapat menurunkan tingkat sperma. "Calon ayah tentu harus menghindari hal tersebut. Selain itu, radiasi yang ditimbulkan ponsel dapat merusak DNA dan menimbulkan stres," katanya.

Fiona Mathews sebelumnya telah melakukan sedikitnya 10 percobaan terhadap 1.492 laki-laki pemegang ponsel. Percobaan tersebut dilakukan bertujuan untuk membuktikan bahwa radiasi elektromagnetik yang dihasilkan ponsel yang kerap disimpan di saku celana mempengaruhi kualitas sperma.



Fiona Mathews mengatakan radiasi ponsel pada tubuh harus segera diklarifikasi, mengingat pertumbuhan ponsel yang semakin menjamur saat ini. Kualitas sperma, kata dia, ditentukan tiga hal utama: apakah sperma tersebut sehat, bagaimana kondisi sperma saat bergerak menuju sel telur, dan konsentrasi sel sperma di dalam air mani.

"Ketiganya dapat dipengaruhi oleh hal yang selama ini dianggap sepele, radiasi ponsel,” kata Fiona Mathews.

Sama halnya dengan ponsel yang diletakkan di saku celana, ponsel yang diletakkan di bagian dada dapat meningkatkan risiko terserang kanker karena radiasi yang ditimbulkan. Selain radiasi, ponsel terbukti menghasilkan radiasi non-ionisasi melalui antena penerima (penangkap) sinyal.

Saat ponsel tersebut diletakkan terlalu dekat dengan tubuh, seperti dada atau paha, jaringan-jaringan di sekitarnya dapat menyerap energi (radiasi non-ionisasi) tersebut.
Radiasi non-ionisasi itu dapat berupa gelombang elektromagnetik, sinar ultraviolet, sinar laser, dan sinar inframerah seperti yang ada pada ponsel.

Ponsel yang Anda gunakan kerap menerima dan mengirim sinyal. Sinyal yang mengandung sinar inframerah tersebut memang tidak langsung merusak sel-sel tubuh, tapi bekerja seperti pemanas yang memanaskan jaringan di sekitar ponsel atau digunakan dalam waktu lama.

Untuk meminimalkan risiko tersebut, sangat disarankan untuk tidak terlalu lama menggunakan ponsel serta meletakkannya di dalam tas, bukan di saku kemeja atau celana.

BOLDSKY | DAILY MAIL UK | ESKANISA RAMADIANI

Berita terkait

Stunting Jadi Masalah Bersama, Edukasi Antar Pihak Harus Dilakukan

55 hari lalu

Stunting Jadi Masalah Bersama, Edukasi Antar Pihak Harus Dilakukan

Stunting masih menjadi masalah bersama. Perlu kolaborasi antar pihak untuk menyelesaikan stunting yang masih jadi perhatian.

Baca Selengkapnya

Alasan Endometriosis Disebut sebagai Penyakit Perkotaan

57 hari lalu

Alasan Endometriosis Disebut sebagai Penyakit Perkotaan

Penelitian di Eropa menunjukkan naiknya kasus endometriosis banyak terjadi di kota karena pengaruh polusi udara yang tinggi.

Baca Selengkapnya

7 Sumber Konflik Pernikahan Menurut Konselor

21 Januari 2024

7 Sumber Konflik Pernikahan Menurut Konselor

Konselor pernikahan memaparkan tujuh sumber konflik dalam rumah tangga. Apa saja dan bagaimana mengatasinya?

Baca Selengkapnya

Alasan Perlunya Sosialisasi Kesehatan Reproduksi pada Orang Tua dan Anak

20 Juni 2023

Alasan Perlunya Sosialisasi Kesehatan Reproduksi pada Orang Tua dan Anak

Pendidikan kesehatan reproduksi tak hanya diberikan di sekolah. Orang tua juga perlu memberikan edukasi tentang hal tersebut kepada anak.

Baca Selengkapnya

Cegah Seks Bebas, Pentingnya Remaja Putri Pahami Kesehatan Reproduksi

1 Mei 2023

Cegah Seks Bebas, Pentingnya Remaja Putri Pahami Kesehatan Reproduksi

Remaja putri perlu menjaga kesehatan reproduksi dan menghindari seks bebas untuk mencegah penularan penyakit menular seksual, kehamilan di luar nikah.

Baca Selengkapnya

Perlunya Peran Orang Tua Edukasi Anak Perempuan Kesehatan Reproduksi

15 April 2023

Perlunya Peran Orang Tua Edukasi Anak Perempuan Kesehatan Reproduksi

Orang tua harus bisa menjadi sumber pengetahuan utama bagi anak perempuan tentang masalah kesehatan reproduksi, terutama jika sudah menstruasi.

Baca Selengkapnya

Perlunya Pendidikan Seks sejak Dini untuk Lindungi Anak dari Kejahatan Seksual

9 Januari 2023

Perlunya Pendidikan Seks sejak Dini untuk Lindungi Anak dari Kejahatan Seksual

Pemerhati anak mengatakan pendidikan seks sejak dini bisa melindungi anak dari kejahatan seksual. Bagaimana caranya?

Baca Selengkapnya

CISDI Kritik Pasal Pidana soal Alat Kontrasepsi di RKUHP: Beri Dampak Buruk

3 Desember 2022

CISDI Kritik Pasal Pidana soal Alat Kontrasepsi di RKUHP: Beri Dampak Buruk

CISDI menyampaikan kritik atas dua pasal kesehatan di Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP).

Baca Selengkapnya

Berapa Lama Terjadi Kehamilan setelah Bercinta?

25 Agustus 2022

Berapa Lama Terjadi Kehamilan setelah Bercinta?

Kesehatan umum dan reproduksi juga berperan dalam menentukan apakah kehamilan bisa terjadi dengan cepat atau tidak.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Persiapan Pasangan sebelum Menikah demi Kesehatan Reproduksi

28 Juni 2022

Pentingnya Persiapan Pasangan sebelum Menikah demi Kesehatan Reproduksi

Persiapan untuk berkeluarga perlu dimulai sejak memasuki usia remaja. Salah satu tujuannya menjaga kesehatan reproduksi kelak.

Baca Selengkapnya