Warga Kota Besar Mulai Tertarik Nonton Film di Bioskop Alternatif
Senin, 18 September 2017 13:20 WIB
Kineforum dan Kinosaurus merupakan bioskop alternatif yang rutin didatangi Mutya. Alasannya, dua tempat itu mudah diakses dan memiliki program tersendiri di setiap pemutaran film. “Film-filmnya ada tema, beragam jadinya,” tutur dia. Faktor pemikat berikutnya adalah seringnya bioskop alternatif menjadi tempat pameran seni sehingga penonton bisa melihat karya seni sebagai “bonus”.
Penggemar bikoskup alternatif lainnya, Menurut Panji Mukadis, 28 tahun, mengatakan kehadiran bioskop alternatif menjadi tempat untuk mengapresiasi para pembuat film Indonesia, terutama yang memiliki kualitas tapi belum bisa menembus bioskop jaringan atau belum sanggup membuat film panjang. Ia melihat pembuat film seperti ini membutuhkan ruang apresiasi.
Panji juga mencari variasi tontonan film dengan mendatangi bioskop alternatif. Film di bioskop alternatif dianggapnya lebih utuh dan jujur. Dua hal itu terletak dari sensor yang tidak terlalu ketat dan tidak besarnya pertimbangan komersial dari film tersebut.
Panji ingin mengatasi kejenuhan menonton film Hollywood dengan datang ke bioskop alternatif. Dia menilai, sejumlah film Hollywood memiliki alur cerita yang mudah ditebak, sehingga ia mengimbangi tontonannya dengan film-film alternatif. “Bioskop alternatif menawarkan varian lebih banyak.”
Ketertarikannya juga didorong oleh keinginan menonton film-film yang masa penayangannya sudah lewat tapi masih tetap bisa dinikmati dengan fasilitas bioskop.
Akibat sering menonton di bioskop alternatif, Panji lantas membentuk komunitas Infoscreening. Komunitas yang berawal dari sekadar membagikan informasi tentang pemutaran film melalui media sosial itu kini juga sering mengadakan pemutaran film.
Mereka pernah mengadakan pemutaran film di Family Mart di Jakarta dan di @america, serta menginisiasi program Sinema Rabu di Paviliun 28.
Sejauh ini, Panji merasa film buatan dalam negeri masih menjadi magnet bagi penonton hadir di bioskop alternatif. Ia menyebutkan film seperti Ziarah dan Nay yang banyak ditonton orang ketika dijadwalkan diputar di bioskop alternatif. Lalu ada film-film lain yang masa penayangannya hanya sebentar di bioskop jaringan. “Ada juga film langka seperti Drupadi (disutradarai Riri Riza).”
DIKO OKTARA