TEMPO.CO, Jakarta - Terlempar dari babak 6 besar Indonesian Idol 2018, karier Marion Jola (18) atau Lala malah tidak terbendung.
Baca juga: Marion Jola Bertemu Cha Eun Woo, Intip 7 Cara Fans Bertemu Idola
Setelah single anyarnya, “Jangan”, mendapat sambutan positif dari penikmat musik Tanah Air, beberapa waktu lalu Lala berhasil menyabet penghargaan bergengsi dari Anugerah Musik Indonesia (AMI) dan Silet Awards.
Menjelang tampil mengamen di sebuah mal di kawasan Pluit, Jakarta Utara, beberapa orang terlihat menunggu untuk berfoto bersama penyanyi asal Kupang, Nusa Tenggara Timur itu. Lala mengaku kaget hidupnya mengalami banyak perubahan setelah dikenal masyarakat luas.
“Menjadi penyanyi adalah impian saya sejak kecil. Meskipun ruang privasi menjadi berkurang, dan kalau mau jalan-jalan enggak sebebas dulu karena harus bekerja,” ujar Lala mengawali obrolan dengan Bintang di Jakarta, pekan lalu.
Terkenal, Marion Jola berusaha untuk mawas diri agar tetap menjadi Lala yang dulu. “Saya berusaha rendah hati dan menghargai proses yang dijalankan dari bawah. Saya enggak boleh terjangkit yang namanya star syndrome,” kata Lala berjanji.
Yang dimaksud Star Syndrome Marion Jola ini sepertinya lebih pada seseorang yang lupa pada masa lalunya dan terjebak pada posisinya yang kini menjadi seorang bintang.
Di dunia kesehatan Star Syndrome sendiri punya arti lain. Seperti dikutip dari laman rarediseases, star syndrome adalah sindrom yang sangat langka yang mempengaruhi banyak bagian tubuh. "STAR" sendiri adalah akronim untuk tanda-tanda utama dan gejala sindrom: [1]Syndactyly - jari-jari atau jari-jari berselaput atau bersekutu (jari-jari kaki sangat terpengaruh pada sindrom ini). [2] Telecanthus - bertambahnya jarak antara sudut-sudut bagian dalam mata. [3] Malformasi anogenital - pembentukan anus dan atau alat kelamin abnormal. [4] Malformasi ginjal (renal). - Pembentukan ginjal yang abnormal.
TABLOIDBINTANG | SDJ