Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tantangan Era Industri 4.0, Dosen Harus Peka Perubahan. Caranya?

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi dosen sedang mengajar. shutterstock.com
Ilustrasi dosen sedang mengajar. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Melihat tantangan di era Industri 4.0 seperti sekarang ini para dosen diharapkan bisa membuka diri dan kesempatan untuk lebih peka terhadap perubahan. Untuk itulah mereka perlu meningkatkan kompetensi, mulai dari pengetahuan, keahlian serta cara berpikirnya. “Dosen harus banyak berinteraksi dengan para pelaku industri, seperti saat ini. Kemudian juga kunjungan ke dunia industri, sehingga semakin membuka wawasan para dosen untuk meningkatkan kemampuan mereka,” kata Kasubdit Pendidikan Vokasi dan Profesi, Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Hendra Suryanto dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 14 November 2019.

Menurut Quality Plant Operation Karawang 1 Department Head PT Astra Honda Motor, Sugeng, mahasiswa D3 dan S1 selama ini banyak belajar tentang proses, namun metrologinya masih minim. Padahal ilmu metrologi ini sangat bermanfaat bagi mereka yang nanti bekerja di industri manufacturing untuk proses produksi mesin otomotif seperti pengecoran, permesinan, pengecatan, pengelasan, dan perakitan.

Industri manufaktur jadi salah satu penopang pesatnya pertumbuhan ekonomi nasional. Contohnya pada sektor otomotif, Indonesia berperan penting dalam menghasilkan lulusan berkompeten, bahkan hingga level Internasional. Agar makin kompetitif dalam persaingan, menjamin kualitas produksi tentu semakin jadi tuntutan. Perkembangan teknologi dan industri otomotif yang pesat juga wajib diimbangi oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang melek teknologi, khususnya lulusan politeknik dan universitas yang mampu mendukung industri di masa mendatang menjadi sangat penting.

Untuk itu penerapan Geometrical Dimensioning & Tolerancing (GD & T) yang jadi kunci utama proses quality control (QC) produksi wajib tercipta. Melihat tantangan tersebut, PT Kawan Lama Sejahtera bersama dengan Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemristekdikti) menggelar Seminar dan Workshop Nasional bertema Penerapan Ilmu Pengukuran Geometrical Dimensioning & Tolerancing (GD & T) di Dunia Industri Serta Pengembangannya ke Industri 4.0, pada 5-6 November 2019 di Auditorium Kawan Lama Cikarang dan di Mitutoyo Indonesia. Acara yang didukung oleh brand asal Jepang, Mitutoyo ini dihadiri oleh dosen dari berbagai politeknik dan universitas di Indonesia. Sedikitnya terdapat 68 universitas dan politeknik mengikuti gelaran ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Direktur PT Kawan Lama Sejahtera Albertus Primusanto mengatakan lewat workshop ini, Kawan Lama ingin berkontribusi dengan mendekatkan dan sinergikan antara dunia pendidikan dan dunia industri. "Kami berharap dengan kegiatan ini, para dosen bisa mendapatkan wawasan dan informasi tentang dunia industri sekarang ini, khususnya untuk alat pengukuran, mulai dari aplikasinya, penggunaan, serta level dari alat ukur yang digunakan. Nantinya, informasi ini bisa dibagikan ke peserta didik mereka,” kata Albertus.

Dengan adanya sharing dari pelaku dunia industri dalam aplikasi terhadap alat ukur, ke depannya dapat membantu para dosen dan dunia pendidikan pada umumnya untuk lebih mendekatkan diri pada dunia industri. Adanya link and match dunia usaha dan dunia industri, merupakan keniscayaan untuk mempersempit celah antara dunia pendidikan dan kebutuhan industri.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Serikat Pekerja Kampus Sebut Banyak Dosen Bermimpi Jadi Komisaris Akibat Gaji Rendah

4 jam lalu

10.1_NAS_dosendemo
Serikat Pekerja Kampus Sebut Banyak Dosen Bermimpi Jadi Komisaris Akibat Gaji Rendah

Gaji mayoritas dosen yang masih di bawah Rp 3 juta membuat mereka tergiur dengan jabatan yang ditawarkan secara politis oleh penguasa.


Mayoritas Dosen Bergaji di Bawah Rp 3 Juta, Serikat Pekerja Kampus Ungkap Sederet Permasalahannya

9 jam lalu

Ilustrasi dosen sedang mengajar. shutterstock.com
Mayoritas Dosen Bergaji di Bawah Rp 3 Juta, Serikat Pekerja Kampus Ungkap Sederet Permasalahannya

Hasil penelitian Serikat Pekerja Kampus menemukan mayoritas dosen masih berpenghasilan di bawah Rp 3 juta pada kuartal pertama 2023.


Fenomena Flexing Mahasiswa KIP Kuliah di Media Sosial, Ini Kata Dosen Unair

9 jam lalu

Ilustrasi Media Sosial. Kredit: Forbes
Fenomena Flexing Mahasiswa KIP Kuliah di Media Sosial, Ini Kata Dosen Unair

Banyak yang mempertanyakan kelayakan mahasiswa tersebut sebagai penerima bantuan biaya KIP Kuliah.


Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

21 jam lalu

Ilustrasi kekerasan seksual. Freepik.com
Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

Beredar surat permohonan maaf seorang dosen UPN Veteran Yogyakarta (UPNVYK) terkait dugaan kekerasan seksual kepada seorang mahasiswi kampus tersebut.


Mayoritas Dosen Bergaji di Bawah Rp 3 Juta, Begini Respons Pemerintah

2 hari lalu

Ilustrasi dosen sedang mengajar. shutterstock.com
Mayoritas Dosen Bergaji di Bawah Rp 3 Juta, Begini Respons Pemerintah

Serikat Pekerja Kampus (SPK) menyebut mayoritas dosen bergaji di bawah Rp 3 juta.


Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

3 hari lalu

Nila Armelia Windasari, S.A., M.B.A, Ph.D. (Humas ITB/Anggun Nindita)
Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

Nila Armelia Windasari, dosen muda ITB menceritakan pengalamannya meraih gelar doktor di usia 27 tahun.


Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

4 hari lalu

Ilustrasi dosen sedang mengajar. shutterstock.com
Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.


Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

9 hari lalu

TalKshop Hari Kartini bertajuk 'Perempuan dan Perannya '/Nakara
Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

Refleksi terhadap dinamika peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan dalam memperingati Hari Kartini.


Untan Investigasi Kasus Dosen yang Diduga Jadi Joki Nilai, Apa Hasilnya?

11 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Untan Investigasi Kasus Dosen yang Diduga Jadi Joki Nilai, Apa Hasilnya?

Untan membentuk tim investigasi untuk kasus tersebut.


Dosen Untan Diduga Jadi Joki Nilai, Dekan FISIP Minta Mahasiswa Tak Umbar Kasus Tersebut

11 hari lalu

Ilustrasi Universitas Tanjungpura. Sumber: Untan.ac.id
Dosen Untan Diduga Jadi Joki Nilai, Dekan FISIP Minta Mahasiswa Tak Umbar Kasus Tersebut

Dekan FISIP Untan meminta sivitas akademika agar tak mengumbar info soal dosen yang diduga jadi joki nilai.