Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peneliti Kembangkan Sensor Diagnosis Serangan Jantung Dalam Hitungan Menit

Reporter

image-gnews
Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Gejala serangan jantung sering sulit sekali dideteksi. Sering kali pasien tidak menyadari adanya gangguan pada jantung sehingga orang di sekitar akan terkejut apabila tiba-tiba ia mengalami serangan jantung. Padahal, pasien serangan jantung memerlukan perhatian medis secepat mungkin karena setiap penundaan dapat semakin membahayakan nyawa.

Untuk mengatasi masalah tersebut, sekelompok peneliti telah mengembangkan sensor untuk mendiagnosis serangan jantung dalam kurun waktu kurang dari 30 menit. Studi menunjukkan dengan menargetkan tiga jenis mikroRNA atau miRNA yang berbeda, maka sensor baru dapat membedakan antara serangan jantung akut dan reperfusi (pemulihan aliran darah) atau cedera reperfusi dan penyakit yang membutuhkan lebih sedikit darah daripada metode diagnostik tradisional lain.

“Teknologi yang dikembangkan untuk sensor ini menunjukkan keuntungan menggunakan miRNA dibandingkan biomarker berbasis protein dan target diagnostik tradisional,” kata Cang Hsueh-Chia dari Universitas Notre Dame.

Para peneliti telah mengajukan aplikasi yang digunakan untuk sensor. Lebih lanjut, mereka juga telah bekerja sama dengan pusat IDEA Notre Dame karena hal ini memiliki potensi untuk bisa mendirikan perusahaan baru guna memproduksi perangkat tersebut .

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Lab on a Chip, saat ini masih dibutuhkan waktu berjam-jam bagi para profesional perawatan kesehatan untuk mendiagnosa serangan jantung. Misalnya, hasil awal dari ekokardiogram atau USG jantung dapat dengan cepat menunjukkan indikasi penyakit jantung. Tapi, untuk memastikan pasien mengalami serangan jantung masih diperlukan sampel darah dan waktu selama 8 jam untuk menganalisisnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Dalam metode yang saat ini digunakan untuk mendiagnosis serangan jantung memang masih memakan waktu karena harus diterapkan dalam jangka waktu tertentu agar mendapatkan hasil yang akurat,” kata Pinar Zorlutuna dari universitas yang sama.

Chang juga menambahkan portabilitas dan efisiensi biaya perangkat ini menunjukkan potensinya untuk ditingkatkan.

LAURENSIA FAYOLA l TIMES OF INDIA

Baca juga: Macam Kebiasaan Buruk Pemicu Serangan Jantung

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Metode TEVAR EVAR untuk Atasi Gangguan Pembuluh Darah Aorta

10 jam lalu

Ilustrasi Ring jantung. Vidio/Abott
Mengenal Metode TEVAR EVAR untuk Atasi Gangguan Pembuluh Darah Aorta

Tak perlu operasi, berikut tindakan yang bisa diterapkan untuk mengatasi pembesaran aorta atau pembuluh darah utama.


Ketahui Apa Itu Mitokondria dan Gangguan Metabolik

1 hari lalu

Ilustrasi mitokondria/gangguan metabolik. Lasertherapy
Ketahui Apa Itu Mitokondria dan Gangguan Metabolik

Contoh gangguan mitokondria termasuk penyakit mitokondria, gangguan neurodegeneratif, dan gangguan metabolik.


Huawei Luncurkan Seri Ponsel Pura 70 di Malaysia, Ini Spesifikasinya

1 hari lalu

Logo Huawei. HUAWEI-USA/CAMPAIGN REUTERS/Philippe Wojazer
Huawei Luncurkan Seri Ponsel Pura 70 di Malaysia, Ini Spesifikasinya

Pura 70 Ultra dan Pro dilengkapi panel LTPO OLED 6,8 inci dengan refresh rate 120Hz dan kecerahan puncak 2.500 nits.


Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

3 hari lalu

Peneliti muda yang merupakan mahasiswa doktoral Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (Unair), Muhammad Ikhlas Abdjan. Dok. Humas Unair
Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.


Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

3 hari lalu

Perekayasa Ahli Utama Pusat Riset Teknologi Roket, Rika Andiarti bersama teknologi roket hasil karya BRIN. Dok. Humas BRIN
Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.


Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

4 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Peneliti menyebut amarah buruk buat fungsi pembuluh darah, mengganggu fungsi arteri, yang selanjutnya terkait risiko serangan jantung.


Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

4 hari lalu

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Mikrobiologi Terapan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dede Heri Yuli Yanto. Dok. Humas BRIN
Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.


Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

4 hari lalu

Foto aerial kondisi polusi udara di kawasan Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu, 13 Desember 2023. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada Rabu, konsentrasi polutan particulate matter 2.5 (PM2,5) di Jakarta sebesar 41 mikrogram per meter kubik dan berada di kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif karena polusi. ANTARA/Iggoy el Fitra
Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).


Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

4 hari lalu

Kelompok lansia melakukan gerakan senam ringan pada peluncuran Gerakan Senam Sehat (GSS) Lansia di Jakarta, Senin (29/5). (ANTARA/Ahmad Faishal)
Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.


Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

4 hari lalu

Ilustrasi paracetamol. Shutterstock
Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

Paracetamol tidak dapat dikonsumsi sembarangan karena memiliki efek dan bahaya bagi kesehatan. Perhatikan dosis yang disarankan.