TEMPO.CO, Jakarta - Warna lidah memang bisa berubah setelah kita makan sesuatu. Misalnya jadi merah tua setelah menyantap buah naga atau kuning usai minum jus jeruk. Namun, perubahan warna lidah juga bisa terkait penyakit, jadi waspadalah.
"Lidah sudah pasti bisa memberi tahu masalah kesehatan seseorang. Perubahan warna, tekstur, atau permukaan bisa mengindikasikan bermacam kondisi," kata Stephen Dodd, dokter gigi di Ringway Dental di Inggris, kepada The Sun.
"Contohnya, permukaan yang putih bisa menunjukkan masalah mulut atau dehidrasi. Permukaan yang tampak berbulu mungkin menandakan kurangnya kebersihan mulut atau berkembangnya bakteri. Pecah-pecah atau sariawan bisa menandakan infeksi atau masalah kesehatan lain yang lebih serius," tambahnya.
Ia mengatakan pentingnya memonitor setiap perubahan dan memeriksakannya jika tak ada perubahan setelah beberapa hari. Berikut perubahan warna lidah yang perlu mendapat perhatian serius, bukan hanya karena sisa warna makanan.
Kuning
Kurangnya kebersihan mulut, merokok, minum alkohol, kopi, dehidrasi, diabetes, sakit kuning, masalah pada empedu.
Hijau
Infeksi jamur, kebersihan mulut yang buruk, pertumbuhan bakteri.
Putih atau abu-abu
Kandidiasis oral, dehidrasi, anemia, ulkus, leukoplakia.
Hitam
Infeksi bakteri, obat-obatan, merokok, kebersihan mulut yang buruk.
Biru
Sianosis, asma, sepsis, pneumonia, gagal jantung.
Ungu
Sirkulasi yang buruk, masalah jantung, penyakit Kawasaki.
Oranye
Makan makanan tinggi beta karoten, kurangnya kebersihan mulut.
Merah
Kekurangan vitamin B, demam scarlet, glositis, Covid-19.
Merah muda
Inilah warna lidah yang sehat, meski kondisi setiap orang berbeda. "Lidah merah muda itu yang kita harapkan dan menandakan kondisinya sehat," ujar Dodd.
Pilihan Editor: Yang Perlu Diperhatikan setelah Operasi Kanker Lidah