TEMPO.CO, Jakarta - Kerontokan rambut dalam jumlah sewajarnya masih tergolong kondisi normal untuk pria maupun wanita. Sebab, rambut pun memiliki siklus istirahat, pertumbuhan, dan peralihan. Ahli dermatologi Helena Kuhn menjelaskan, kerontokan membantu menghilangkan rambut lama, rusak atau patah. Proses itu mengganti rambut lama dengan yang baru lebih kuat dan sehat.
Rambut rontok
Mengutip WebMD, rata-rata orang dewasa memiliki 10.000 hingga 15.000 helai rambut. Kecepatan pertumbuhan yang normal sekitar satu sentimeter per bulan. Rambut rontok setiap hari, setidaknya 50 hingga 100 helai.
Jika mengalami kerontokan terlalu banyak, maka bisa saja menandakan bukan kerontokan yang normal. Misalnya, kekurangan nutrisi atau penyakit yang mendasari hingga kulit kepala yang tidak sehat.
Kerontokan rambut seseorang masih dianggap normal jika jumlah helai yang jatuh masih di antara angka 50 hingga 100 helai. Rambut yang rontok itu berganti pertumbuhan yang baru. Proses rambut rontok yang normal tidak sama dengan kerontokan permanen yang berakibat kebotakan.
Tanda kerontokan rambut
- Kuncir rambut
Mengutip Antara, apabila ikatan rambut di sekitar kunciran menjadi lebih banyak daripada sebelumnya, itu menandakan kerontokan yang menyebabkan penipisan.
- Volume rambut mengempis
Jika volume rambut menjadi sangat sedikit dari biasanya menandakan ada banyak kerontokan.
- Belahan rambut melebar
Coba memeriksa belahan rambut di tengah maupun pinggir. Jika terlihat lebih lebar kulit kepala daripada biasanya, itu menandakan banyak rambut yang rontok. Untuk memastikan, bisa memotret bagian belahan rambut. Nanti lain waktu difoto ulang untuk membandingkan kecenderungan rambut rontok.
- Rambut tersangkut di sisir
Jika terdapat lebih banyak rambut rontok di sisir, lantai, hingga saluran pembuangan di kamar mandi, bisa menandakan kerontokan rambut yang parah. Kondisi ini cenderung mengkhawatirkan, sebaiknya berkonsultasi dengan spesialis untuk mencegah kerontokan makin parah.
M. RIZQI AKBAR
Baca: Rambut Makin Tipis saat Menua, Inilah Enam Penyebabnya
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
