TEMPO.CO, Jakarta - Istilah gaslighting dalam suatu hubungan populer belakangan ini. Menurut para ahli, meningkatnya popularitas kata tersebut juga ditandai dengan meningkatnya penyalahgunaan, yang menyebabkan kebingungan tentang arti sebenarnya.
Robin Stern, PhD, pendiri Yale Center for Emotional Intelligence dan penulis The Gaslight Effect, mengatakan arti gaslighting adalah tindakan yang merusak realitas orang lain dengan menyangkal fakta, lingkungan di sekitar, atau perasaan mereka. Sebuah contoh penyalahgunaan kata gaslighting secara luas datang ketika bintang "Bachelorette", Katie Thurston, yang mengatakan definisi dari kata "Gaslighting adalah ketika Anda mencoba membuat orang lain merasa seperti itu adalah kesalahan mereka."
Ini bukan definisi gaslighting yang sebenarnya. Stern mengatakan ciri utama gaslighting yang membedakannya dari bentuk manipulasi emosional lain adalah niatnya untuk menciptakan kekacauan, yang tidak dimiliki oleh definisi Thurston. Itu bukan untuk mengatakan Thurston tidak mengalami jenis perilaku ini tetapi kalimat yang dia gunakan untuk menggambarkannya menunjukkan kurangnya pemahaman tentang arti gaslighting sebenarnya.
"Kabar baiknya adalah istilah-istilah ini lebih mudah diterima oleh masyarakat sehingga mereka dapat membantu mengidentifikasi perilaku tertentu dengan lebih mudah dan membantu orang menjadi lebih sadar akan keterbatasan mereka," kata psikoterapis berlisensi Alisa Stamp, penulis Gaslighting Recovery Journal.
"Kabar buruknya adalah kita dapat membuang istilah-istilah ini, menyalahgunakannya, dan kemudian kehilangan definisi aslinya," tambahnya.
Gaslighting mulai muncul di jurnal akademik pada 1980-an, sering kali membahas mengenai dinamika kekuatan gender. Sementara menurut American Psychological Association, istilah ini kadang digunakan dalam istilah klinis, sekarang digunakan lebih umum dan sebagai bahasa sehari-hari.
Iistilah itu juga tidak termasuk dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-V), yang berarti itu bukan kondisi psikiatri atau kesehatan mental yang diakui secara resmi. Tapi itu tidak meniadakan dampaknya pada korban dari perilaku gaslighting.
Masalah yang terkait dengan penyalahgunaan kata gaslighting
Menyalahgunakan kata gaslighting dapat mematikan percakapan yang produktif. “Gaslighting sering digunakan dengan cara menuduh ketika seseorang mungkin bersikeras pada sesuatu atau seseorang mungkin mencoba mempengaruhi Anda,” kata Stern.
Tujuan dari contoh ini bukan untuk menggoyahkan persepsi Anda tentang realitas atau pengalaman hidup melainkan untuk mendorong Anda mempertimbangkan persepsi atau pengalaman selain milik sendiri. Meskipun dorongan ini memang manipulatif dalam pelaksanaannya, tanpa niat merusak atau menyangkal sudut pandang Anda, itu bukanlah gaslighting.
Gaslighting juga terkait erat dengan perilaku kekerasan. Itulah sebabnya Stern mengatakan menuduh seseorang melakukan gaslighting hanya karena mereka mencoba meyakinkan Anda tentang sesuatu adalah cara yang pasti untuk membuat mereka meninggalkan argumen mereka. Selain menyalahgunakan kata gaslighting, menyalahkan gaslighting berfungsi sebagai kartu truf untuk mengakhiri atau bahkan memenangkan percakapan, yang juga bukan komunikasi yang sehat. Oleh karena itu, sebaiknya hindari tuduhan seperti itu sebagai taktik mengakhiri pembicaraan.
Selain itu, korban gaslighting membutuhkan definisi kata yang dipahami untuk dilindungi. Stern dan Stamps sama-sama melaporkan bahwa dalam pekerjaan mereka, klien dan pasien yang terjebak dalam hubungan gaslighting jarang mengetahui mereka sedang terkena gaslighting dan tanpa memiliki definisi yang jelas tentang arti istilah tersebut. Pemahaman tersebut lebih sulit untuk dicapai.
"Gaslighter dimaksudkan untuk menanamkan benih keraguan pada orang yang mereka gaslighting dengan harapan membuat mereka mempertanyakan ingatan, kewarasan, persepsi, dan realitas mereka," kata Stern.
Karena tujuan gaslighting adalah untuk menciptakan kebingungan, pasien ini jarang memiliki kejernihan mental untuk berkonsultasi kepada ahli dan mengatakan, "Pasangan saya melakukan gaslighting kepada saya," tambah Stern.
Ia menunjukkan banyak yang mengalami momen ini ketika para penyintas mendengar pola hubungan mereka menyerupai gaslighting dan mereka memahami hubungan mereka tidak sehat. Menambah interpretasi yang membingungkan tentang arti sebenarnya dari istilah tersebut, korban cenderung tidak mengenali perilaku gaslighting yang mereka alami. Dengan kata lain, ketika gaslighting sering terjadi pada banyak pasangan tetapi terkadang kata tersebut menjadi lebih sulit untuk dipahami oleh sebagian orang.
NADIA RAICHAN FITRIANUR | WELLANDGOOD