Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Penyebab, Faktor Risiko, dan Gejala Achondroplasia

Editor

Nurhadi

image-gnews
Sebagian besar keluarga Chauhan, dari Hyderabad, India, menderita kondisi genetik Achondroplasia, yang menyebabkan kaki pendek, dwarfisme. dailymail.co.uk
Sebagian besar keluarga Chauhan, dari Hyderabad, India, menderita kondisi genetik Achondroplasia, yang menyebabkan kaki pendek, dwarfisme. dailymail.co.uk
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Achondroplasia adalah sebuah gangguan genetik yang mempengaruhi pertumbuhan tulang dan ukuran tubuh seseorang.

Dikutip dari Healthline, gangguan ini salah satu bentuk dari dwarfisme yang paling umum terjadi. Individu dengan achondroplasia memiliki tubuh yang lebih pendek dari rata-rata populasi dan ciri-ciri fisik khas yang dapat dikenali. 

Menurut Columbia University Medical Center (CUMC), gangguan achondroplasia terjadi pada sekitar 1 dari 25.000 kelahiran. Hal ini umumnya bisa terjadi pada pria dan wanita.

Penyebab Achondroplasia

Selama awal perkembangan janin, sebagian besar kerangka Anda terdiri dari tulang rawan. Biasanya, sebagian besar tulang rawan berubah menjadi tulang. Namun, jika Anda menderita achondroplasia, banyak tulang rawan tak berubah menjadi tulang. Hal ini disebabkan oleh mutasi pada gen FGFR3.

Gen FGFR3 memerintahkan tubuh manusia membuat protein yang diperlukan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tulang. Mutasi pada gen FGFR3 menyebabkan protein menjadi terlalu aktif. Hal ini mengganggu perkembangan tulang normal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Faktor Risiko dan Gejala Achondroplasia

Dikutip dari John Hopkins Medicine, achondroplasia adalah cacat genetik yang dapat diturunkan dari orangtua ke anak. Namun, pada sekitar 80 persen kasus, achondroplasia disebabkan oleh mutasi spontan atau cacat genetik mendadak yang terjadi pada embrio yang sedang berkembang.

Tiap anak dapat mengalami kondisi achondroplasia secara berbeda. Adapun gejalanya yang paling umum adalah sebagai berikut: 

  • Lengan dan kaki memendek, dengan lengan atas dan paha lebih terpengaruh dibandingkan lengan bawah dan kaki bagian bawah.
  • Ukuran kepala besar dengan dahi menonjol dan batang hidung rata.
  • Gigi berjejal atau tidak sejajar.
  • Tulang belakang bagian bawah melengkung, atau terbentuknya punuk kecil di dekat bahu yang biasanya hilang setelah anak mulai berjalan.
  • Saluran vertebra kecil yang dapat menyebabkan kompresi sumsum tulang belakang  pada masa remaja.
  • Kaki bagian bawah tertekuk.
  • Kaki datar yang pendek dan lebar.
  • Ruang ekstra antara jari tengah dan jari manis.
  • Tonus otot buruk dan persendian kendur.
  • Infeksi telinga tengah yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran.
  • Tonggak perkembangan yang tertunda, seperti berjalan yang terjadi antara usia 18 hingga 24 bulan, bukan sekitar 12 bulan.

Pilihan Editor: Kisah Getir Satu Keluarga Cebol di India

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ellen DeGeneres Didiagnosis Osteoporosis, Siapa Saja yang Berisiko Alami Kondisi Ini?

3 hari lalu

Menurut majalah Forbes, Ellen DeGeneres menempati posisi keempat sebagai selebriti dengan bayaran tertinggi sebesar 75 juta dollar AS. Smallz & Raskind/Getty Images for The People's Choice Awards
Ellen DeGeneres Didiagnosis Osteoporosis, Siapa Saja yang Berisiko Alami Kondisi Ini?

Ellen DeGeneres didiagnosis osteoporosis. Meski identik dengan lansia, siapa pun bisa mengalami masalah pengeroposan tulang ini.


Tulang Belulang di Pinggir Jalan Tol Serpong Belum Dipastikan Tulang Manusia

4 hari lalu

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, saat menghadiri konferensi pers ikhwal identifikasi temuan 7 jenazah di Kali Bekasi, di RS Polri Kramat Jati, Kamis, 26 September 2024. TEMPO/Dian Rahma Fika A.
Tulang Belulang di Pinggir Jalan Tol Serpong Belum Dipastikan Tulang Manusia

Polisi menunggu hasil penelitian laboratorium untuk memastikan apakah benda yang ditemukan di pinggir jalan Tol Serpong itu tulang manusia atau bukan.


Kronologi Penemuan Tulang Belulang di Tol Serpong, Polisi: Berawal dari Laporan Warga

4 hari lalu

Kasat Reskrim Polres Tangsel AKP Alvino Cahyadi saat konferensi pers pengungkapan kasus tindak pidana pembunuhan berencana yang dibungkus dalam sarung di Gedung Satya Haprabu Dit Reskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa, 14 Mei 2024. Disampaikan kepada media motif pelaku pembunuh pria dalam sarung di Tangerang Selatan akibat sakit hati. Jasad seorang pria terbungkus kain sarung ditemukan di pinggir jalan Perumahan Makadam, Benda Baru, Pamulang, Tangerang Selatan, pada Sabtu, 11 Mei 2024 lalu. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Kronologi Penemuan Tulang Belulang di Tol Serpong, Polisi: Berawal dari Laporan Warga

Penemuan ini ketika dua warga yang melintas melihat sesuatu yang mencurigakan tergeletak di pinggir tol serpong sekitar pukul 16.30 WIB.


Dampak Kekurangan Vitamin D pada Pemulihan Patah Tulang Anak

5 hari lalu

Ilustrasi anak terluka/patah tulang. Shutterstock.com
Dampak Kekurangan Vitamin D pada Pemulihan Patah Tulang Anak

Penelitian mendapati anak yang patah tulang dan kekurangan vitamin D butuh waktu lebih lama untuk pulih dibanding yang kadar vitamin D normal.


Mengapa Semut Selalu Berjalan dalam Satu Baris Lurus?

8 hari lalu

Ilustrasi semut. Pixabay.com
Mengapa Semut Selalu Berjalan dalam Satu Baris Lurus?

Alasan gerombolan semut berbaris lurus ketika berjalan bermuara pada zat kimia beraroma yang disebut feromon.


Perbedaan Demensia dan Alzheimer

10 hari lalu

Ilustrasi demensia. Shutterstock
Perbedaan Demensia dan Alzheimer

Semua orang dengan Alzheimer mengalami demensia, tetapi tidak semua demensia disebabkan oleh Alzheimer.


Tes DNA Bukan Cuma Merunut Garis Keturunan, Bisa Analisis Risiko Penyakit hingga Pengaruhi Keputusan Medis

11 hari lalu

Peneliti dari Akademi Eropa (Eurac) melakukan tes DNA dari sample mumi manusia es di Bolzano, Italy, 8 November 2015. REUTERS/Marco Samadelli/EURAC/Handout via Reuters
Tes DNA Bukan Cuma Merunut Garis Keturunan, Bisa Analisis Risiko Penyakit hingga Pengaruhi Keputusan Medis

Tes DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) adalah tes genetik yang digunakan untuk mengetahui garis keturunan, risiko penyakit, dan lainnya.


Ide Awal Tim Mahasiswa UGM Manfaatkan Limbah Tulang Hewan untuk Filtrasi Air Limbah dan Irigasi Sawah

27 hari lalu

Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (ugm.ac.id)
Ide Awal Tim Mahasiswa UGM Manfaatkan Limbah Tulang Hewan untuk Filtrasi Air Limbah dan Irigasi Sawah

Tim mahasiswa UGM menciptakan inovasi dengan memanfaatkan limbah gigi dan tulang hewan sebagai filter air limbah yang diolah menjadi air irigasi sawah


Pentingnya Periksa Rutin pada Orang dengan Riwayat Keluarga Aneurisma Otak

28 hari lalu

Ilustrasi pendarahan otak. Pexels/Anna Shvets
Pentingnya Periksa Rutin pada Orang dengan Riwayat Keluarga Aneurisma Otak

Pemilik riwayat keluarga aneurisma otak, apalagi jenis ruptur atau pecah, diminta untuk melakukan pemeriksaan secara rutin.


Setelah Umur 30, Fungsi Organ Tubuh Turun 1 Persen Setiap Tahun

30 hari lalu

Ilustrasi wanita lansia. Pexels/Marcus Aurelius
Setelah Umur 30, Fungsi Organ Tubuh Turun 1 Persen Setiap Tahun

Setelah usia 30 tahun, fungsi organ tubuh akan menurun sekitar 1 persen. Artinya, di usia 60 tahun ada 30 persen fungsi tubuh yang menurun.