TEMPO.CO, Jakarta - Stroke adalah salah satu kondisi kesehatan serius yang dapat mengancam kehidupan seseorang. Amat penting mengetahui penyebab stroke.
Stroke terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu, menyebabkan kerusakan pada sel-sel otak yang dapat mengakibatkan berbagai gangguan fisik dan kognitif.
Terdapat dua jenis utama stroke: stroke iskemik dan stroke hemoragik. Kedua jenis stroke ini mempengaruhi otak dengan cara yang berbeda dan memiliki penyebab yang berbeda pula.
Iskemik Stroke
Dilansir dari National Health Service, stroke iskemik adalah jenis stroke paling umum. Jenis ini terjadi ketika sejumlah bekuan darah menghalangi aliran darah dan oksigen ke otak.
Bekuan darah ini umumnya terbentuk di daerah di mana arteri telah menyempit atau terblokir seiring berjalannya waktu akibat penumpukan lemak (plak). Proses ini dikenal sebagai aterosklerosis.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya iskemik stroke meliputi:
- Merokok
- Tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Obesitas
- Kadar kolesterol tinggi
- Diabetes
- Konsumsi alkohol berlebihan
- Aritmia jantung, seperti fibrilasi atrium
Hemoragik Stroke
Stroke hemoragik, yang juga dikenal sebagai perdarahan otak, lebih jarang terjadi dibandingkan dengan iskemik stroke. Dilansir dari medicalnewstoday.com, stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di dalam tengkorak pecah dan mengeluarkan darah ke otak.
Penyebab utama stroke hemoragik adalah tekanan darah tinggi, yang dapat melemahkan arteri di otak dan membuatnya lebih rentan pecah.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi meliputi:
- Kelebihan berat badan
- Konsumsi alkohol berlebihan
- Merokok
- Kurangnya aktivitas fisik
- Stres
- Aneurisma otak (pelebaran seperti balon pada pembuluh darah otak)
- Kelainan pembuluh darah di otak
Faktor-faktor Penyebab Stroke Lainnya
Selain faktor-faktor yang telah disebutkan, terdapat berbagai faktor lain yang juga dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke. Dilansir dari WebMD, beberapa di antaranya adalah:
- Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
Tekanan darah tinggi merupakan penyebab utama stroke. Jika tekanan darah Anda secara rutin mencapai 130/80 atau lebih tinggi, dokter Anda akan membahas pengobatan untuk mengatasinya.
- Merokok
Merokok dapat meningkatkan risiko stroke. Nikotin dalam tembakau dapat meningkatkan tekanan darah, menyebabkan penumpukan lemak dalam arteri leher, dan membuat darah lebih cenderung membeku.
- Penyakit Jantung
Penyakit jantung, termasuk kelainan katup jantung dan fibrilasi atrium (denyut jantung tidak teratur), dapat meningkatkan risiko stroke. Juga, penumpukan lemak dalam arteri bisa mengarah pada penyumbatan aliran darah.
- Diabetes
Penderita diabetes cenderung memiliki tekanan darah tinggi dan berisiko lebih tinggi untuk kelebihan berat badan, faktor-faktor yang meningkatkan risiko stroke. Diabetes juga merusak pembuluh darah, yang membuat stroke lebih mungkin terjadi.
- Berat Badan dan Aktivitas Fisik
Kelebihan berat badan dan kurangnya aktivitas fisik adalah faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko stroke. Berolahraga secara teratur, seperti berjalan cepat selama 30 menit sehari atau melakukan latihan pemantauan berat badan seperti push-up, dapat membantu mengurangi risiko stroke.
- Obat-obatan
Beberapa obat dapat meningkatkan risiko stroke. Misalnya, obat pengencer darah yang diresepkan untuk mencegah pembekuan darah dapat menyebabkan risiko pendarahan.
- Usia
Risiko stroke cenderung meningkat seiring bertambahnya usia. Setiap dekade setelah usia 55, risiko stroke hampir dua kali lipat.
- Faktor Keturunan
Beberapa faktor risiko stroke dapat bersifat genetik, termasuk kecenderungan terhadap hipertensi atau diabetes. Selain itu, adanya kelainan genetik tertentu dapat menghambat aliran darah ke otak.
- Jenis Kelamin
Meskipun risiko stroke sedikit lebih rendah pada wanita dibandingkan pria pada usia yang sama, wanita biasanya mengalami stroke pada usia yang lebih tua. Stroke pada usia yang lebih lanjut dapat mengurangi kemungkinan pemulihan dan meningkatkan risiko kematian.
- Ras
Stroke lebih sering terjadi pada orang Amerika-Afrika dan non-Hispanic Amerika keturunan Latin daripada kelompok lain di Amerika Serikat. Selain itu, penyakit sel sabit, sebuah kondisi genetik yang dapat menyebabkan penyempitan arteri dan gangguan aliran darah, lebih umum pada kelompok-kelompok ini.
M RAFI AZHARI | WINDA OKTAVIA
Pilihan editor: Ini Alasan Mengapa Banyak Orang Gagal Mengidentifikasi Gejala Stroke