TEMPO.CO, Jakarta - Kemeja batik merupakan pengembangan kain batik dari yang tradisional menuju trend modern dengan menyesuaikan perubahan zaman.
Dikutip dari artikel ilmiah berjudul Pohon Kelapa sebagai Ide Pembuatan Motif Batik untuk Kemeja Pria Dewasa, sejarah batik diolah menjadi kemeja dimulai saat kepemimpinan Presiden Soeharto.
Baca juga:
Pada masa Soeharto, batik diperkenalkan sebagai kemeja yang dapat dikenakan kaum pria pada 1970. Batik kemudian dipopulerkan lebih lanjut Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin.
Di tangan perancang Iwan Tirta dan Poppy Dharsono, kain batik yang sarat akan nilai tradisional disulap menjadi kemeja formal dan bebas dikenakan oleh para pejabat untuk menghadiri acara-acara resmi.
Kemeja batik terus dikembangkan untuk motif dan modelnya dalam dunia fashion. Pada 1994, Presiden Soeharto menjadikan kemeja batik sebagai pakaian resmi para anggota APEC (Asia Pacific Economic Cooperation).
Dilansir dari laman wapresri.go.id, perkembangan batik menjadi kemeja terus melesat pesat sejak diakuinya batik oleh UNESCO sebagai warisan tak hidup milik Indonesia pada 2009.
Kemeja batik mulai dikenal di kancah internasional, bahkan yang dulunya kemeja batik mengambil dari motif Solo, Cirebon, dan Yogyakarta telah berkembang dengan mengambil motif luar Jawa, seperti halnya Kalimantan, Papua, dan Sumatera.
Di kancah internasional, seorang Presiden Afrika Selatan bernama Nelson Mandela mempopulerkan kemeja batik pada saat menghadiri sidang PBB sehingga orang luar lebih mengenal batik sebagai Madiba's shirt.
Pilihan Editor: Ini Sejarah Panjang Batik Indonesia