TEMPO.CO, Jakarta - Perbedaan asam folat dan asam sulfat kian dibicarakan warganet, gara-gara salah ucap calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka. Anak sulung Presiden Jokowi itu bilang, asam sulfat untuk kebutuhan ibu hamil. Ucapan itu menjadi perbincangan di media sosial. Gibran mengatakan hal tersebut dalam acara bertema Ekonomi Kreatif Bersama Mas Gibran di Senopati, Jakarta, pada Ahad, 3 Desember 2023
Setelah menjadi perbincangan Gibran memohon maaf dan meralat yang sudah diucapkan dia. Yang dia maksud asam folat untuk kebutuhan ibu hamil, bukan asam sulfat. Apa perbedaannya?
1. Asam Sulfat
Dikutip dari situs web Departemen Perubahan Iklim, Energi, Lingkungan Hidup dan Air Australia, asam sulfat berbentuk cairan berminyak bening, tidak berwarna. Dikutip dari Brittanica, asam ini digunakan dalam pembuatan pupuk, pigmen, pewarna, obat-obatan, bahan peledak, deterjen, dan asam anorganik dalam penyulingan minyak Bumi dan proses metalurgi.
Asam sulfat juga digunakan dalam pemurnian minyak Bumi, pengawetan logam, peleburan tembaga, pelapisan listrik, pengerjaan logam. Bahan kimia ini bisa menyebabkan luka parah jika terkena kulit dan mata.
Jika manusia menghirup udara yang terkontaminasi oleh asam sulfat akan masuk ke dalam tubuh. Paparan dari kabut asam sulfat akan mempengaruhi mata, hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
2. Asam Folat
Dikutip dari situs web Kementerian Kesehatan, asam folat salah satu suplemen yang bersumber dari makanan bergizi. Asam folat dalam bentuk suplemen bermanfaat menurunkan risiko kelahiran prematur. American College of Obstetrics and Gynecology menyarankan ibu hamil untuk mengonsumsi asupan asam folat.
Ibu hamil butuh mengonsumsi asam folat dengan takaran 600 mikrogram hingga 800 mikrogram semasa kehamilan. Asam folat ini bisa bersumber dari hati, kacang-kacangan, telur, sayuran berdaun hijau tua, kacang polong.
Dengan menambahkan 0,5 miligram asam folat tiap hari bisa menurunkan kadar homosistein sebanyak 25 persen. Kombinasi antara asam folat 0,5 miligram tiap hari ditambah dengan 0,5 miligram vitamin B12 bisa mengendalikan turunnya kadar homosistein. Asam folat memiliki peran untuk metabolisme homositein menjadi metionin sehingga tidak terjadi akumulasi berlebihan. Asam folat terkait dengan homosistein. Adapun homosistein salah satu jenis asam amino atau protein dalam tubuh. Kadar homosistein yang terlalu tinggi rentan menyebabkan risiko perubahan struktur dan fungsi pembuluh darah.
Pilihan Editor: Pekerja Ini Rentan Kena Asam Sulfat, Zat Kimia yang Ramai Dibahas Gara-gara Gibran