TEMPO.CO, Jakarta - Dalam hitungan hari, momentum Hari Raya Natal datang. Pemberian hadiah Natal menjadi hal tak terpisahkan.
Seperti dilansir dari laman English-heritage.org.uk, tradisi pemberian dan menurut laman tersebut dapat ditelusuri kembali jejaknya pada masa periode Neolitik. Pada saat tersebut, masyarakat berkumpul pada suatu situs seperti Stonehenge untuk menghadiri acara makan bersama dan penukaran hadiah untuk memperingati akhir tahun.
Lebih lanjut, ketika proses penggalian Dinding Durrington yang berada di dekat situs Stonehenge, ditemukan sekitar 38 ribu tulang hewan, sebagian besar merupakan tulang babi dan beberapa hewan ternak lainnya yang sengaja dibunuh pada saat pertengahan musim salju. Selain itu, banyak tulang belulang yang ditemukan masih terdapat daging yang menempel.
Tradisi Pemberian Hadiah
Tradisi memberi hadiah pada masa Romawi dikenal dengan nama Strenae yang dinamakan untuk menghormati Strenia yang merupakan dewi kesehatan fisik. Sementara itu, pada natal, tradisi memberi hadiah dapat ditelusuri kembali pada era Reformasi Protestan yang terjadi Eropa bagian utara dan tradisi tersebut juga identik dengan keberadaan Santa Claus yang terkenal di Amerika bagian utara.
Namun demikian, tradisi memberi hadiah pada Hari Natal telah dikenal sebelumnya karena dirayakan dengan acara makan besar dan suasana ramai yang tercipta secara umum. Sementara itu, seperti dilansir dari laman Historyhit.com, tradisi pemberian hadiah natal kepada anak mulai dilakukan pada abad ke-16 yang berawal dari benua Eropa.
Kendati demikian, pada saat awal tradisi tersebut berlaku, pemberian hadiah kepada anak-anak ditujukan untuk mengurangi keramaian di jalanan pada saat perayaan Natal. Selain itu, pemberian hadiah tersebut juga ditujukan agar orang tua dapat menjaga anaknya untuk tidak turun ke jalan, terhindar dari pengaruh buruk yang terjadi di jalanan.
Namun demikian, hadiah natal yang diterima oleh anak-anak memiliki perbedaan yang signifikan dengan hadiah yang diterima oleh orang dewasa saat pemberian hadiah natal. Seperti dilansir dari berbagai laman, berikut deretan rekomendasi hadiah natal untuk anak-anak.
Mainan
Mainan selalu identik dengan anak-anak, ketika mendapatkan mainan, mereka selalu tertantang untuk mengetahui cara menggunakannya dan sensasi yang dihasilkan. Meskipun demikian, perlu diperhatikan lebih lanjut mengenai pemilihan permainan, utamanya permainan yang bersifat edukatif agar menjadi stimulus tumbuh kembang anak.
Kotak Makan dan Botol Minum
Selain mainan, botol minum dan kotak makan dapat menjadi hadiah utama bagi anak-anak. Kotak makan dan botol minum akan digunakan oleh anak-anak pada saat melakukan aktivitas di luar ruangan, adanya kotak makan dan botol minum akan dapat menjamin kesehatan bagi anak-anak karena makanan dan minuman berasal dari rumah yang kebersihannya sudah terjamin.
Alat Musik
Alat musik menjadi salah satu alternatif yang dapat diberikan kepada anak-anak selain mainan, karena fungsinya yang kurang lebih sama. Kendati demikian, perlu diperhatikan bahwa pemilihan hadiah alat musik harusnya yang bisa dimainkan, tetapi jika tidak bisa digunakan, anak dapat mempelajari cara menggunakannya.
Komputer Jinjing
Gawai menjadi salah satu kebutuhan primer bagi setiap generasi, tidak terkecuali bagi anak-anak. Lebih lanjut, pemberian hadiah komputer jinjing kepada anak-anak dapat mengoptimalkan tumbuh kembang mereka, tetapi penggunaannya harus mendapatkan pengawasan dari orang tua.
Pakaian Santai
Pakaian santai menjadi opsi hadiah Natal yang bersifat universal karena cocok digunakan oleh anak-anak. Selain itu, pakaian juga merupakan opsi kado paling terjangkau karena dapat ditemukan dan dibeli dimanapun.
RENO EZA MAHENDRA | RINI KUSTIANI
Pilihan editor: 20 Ide Kado= Natal untuk Orang Tua yang Penuh Makna