Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Beda Perundungan dan Bercanda Menurut Psikolog

Reporter

image-gnews
Ilustrasi bullying. shutterstock.com
Ilustrasi bullying. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog klinis Annisa Mega Radyani mengungkap perbedaan mendasar antara perundungan dengan bercanda yakni pada niat atau intensi pelaku kepada korban. Perundungan cenderung berniat untuk menyakiti orang lain.

"Ada intensi atau niat untuk menyakitinya. Jadi, secara jelas orang tersebut ada keinginan untuk membuat orang lain tidak nyaman, membuat terluka. Jadi ada intensi seperti itu," kata lulusan magister psikologi Universitas Indonesia itu.

Sementara tindakan yang bersifat candaan hanya didasari motif sebatas ingin bersenda gurau dengan teman tanpa ada niat untuk menyakiti atau membuatnya tidak nyaman. Annisa juga menyebutkan perundungan juga secara spesifik dilakukan kepada orang atau kelompok tertentu dan terjadi secara berulang-ulang.

"Bullying itu memang tidak hanya sekali atau dua kali tapi terjadi berulang kali dan dalam waktu berdekatan," ujar psikolog di Ohana Space itu.

Peran penting orang tua
Orang tua berperan penting dalam mendidik demi mencegah sifat perundung timbul dalam diri anak. Salah satunya dengan mengajarkan perbedaan antara tindakan yang bersifat candaan dan yang menjurus kepada perilaku perundungan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Artinya dari orang tua atau keluarga penting sekali mendidik anak sejak dini untuk memahami apa bullying itu? Apa bedanya bullying dan bercanda? Perilaku apa saja yang sudah disebut sebagai bullying?" katanya.

Selain itu, orang tua juga didorong untuk mengajarkan konsekuensi dari setiap perbuatan yang dilakukan oleh anak. Annisa mengatakan orang tua juga perlu tegas dalam menyampaikan kepada anak mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

"Kalau memang anak melakukan kesalahan kita tetap konsisten menyampaikan bahwa itu tidak boleh lagi dilakukan," jelasnya.

Pilihan Editor: Orang Tua Permisif Picu Kenakalan Anak Penyebab Perundungan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


8 Tanda-Tanda Perlu Konsultasi Kesehatan Mental ke Psikiater

1 hari lalu

Ketahui tanda-tanda kita perlu konsultasi kesehatan mental ke psikiater. Salah satunya adalah gangguan tidur kronis yang sering dialami. Foto: Canva
8 Tanda-Tanda Perlu Konsultasi Kesehatan Mental ke Psikiater

Ketahui tanda-tanda kita perlu konsultasi kesehatan mental ke psikiater. Salah satunya adalah gangguan tidur kronis yang sering dialami.


Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

7 hari lalu

Ilustrasi guru sedang berdiskusi dengan siswa sekolah.
Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.


Kasus Bullying di Binus School Serpong Dilimpahkan ke Kejaksaan, Pelaku tidak Ditahan

10 hari lalu

Penetapan tersangka dan ABH dalam kasus bullying geng pelajar Binus School Serpong di Mapolres Tangerang Selatan, Jumat 1 Maret 2024. TEMPO/Muhammad Iqbal
Kasus Bullying di Binus School Serpong Dilimpahkan ke Kejaksaan, Pelaku tidak Ditahan

Kasus bullying atau perundungan di sekolah Internasional Binus School Serpong segera memasuki babak baru.


Saran Psikolog buat Pasangan yang akan Menikah, Perhatikan Hal Ini

11 hari lalu

Ilustrasi pernikahan. Shutterstock
Saran Psikolog buat Pasangan yang akan Menikah, Perhatikan Hal Ini

Perhatikan hal ini sebelum menikah mengingat penyebab perceraian dalam masyarakat biasanya multifaktor.


7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

14 hari lalu

Kecanduan judi online bisa membuat hidup berantakan. Ketahui cara menghentikan kejaduan judi online yang efektif berikut ini. Foto: Canva
7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

PPATK menemukan bahwa 3,2 juta warga Indonesia menjadi pemain judi online dengan perputaran uang mencapai Rp 100 triliun. Ini 7 cara berhenti main judi online.


Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

15 hari lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.


Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

15 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.


Agensi Jeon Jong Seo Bantah Tuduhan Bullying dan Siap Tempuh Jalur Hukum

35 hari lalu

Jeon Jong Seo. Foto: Instagram/@andmarq_official
Agensi Jeon Jong Seo Bantah Tuduhan Bullying dan Siap Tempuh Jalur Hukum

Agensi memastikan kasus bullying yang dituduhkan kepada Jeon Jong Seo tidak benar dan mereka akan menempuh jalur hukum.


Dramanya Baru Tamat, Jeon Jong Seo Dituduh Lakukan Bullying di Sekolah

35 hari lalu

Jeon Jong Seo dalam drama Wedding Impossible. Dok. Prime Video
Dramanya Baru Tamat, Jeon Jong Seo Dituduh Lakukan Bullying di Sekolah

Pemeran utama Wedding Impossible, Jeon Jong Seo dituduh melakukan bullying di sekolah sebelum dia dan keluarganya pindah ke Kanada.


Agensi Bantah Song Ha Yoon Lakukan Bullying di Sekolah 20 Tahun Lalu

37 hari lalu

Song Ha Yoon dalam drama Marry My Husband. Dok. Prime Video
Agensi Bantah Song Ha Yoon Lakukan Bullying di Sekolah 20 Tahun Lalu

Agensi membantah rumor Song Ha Yoon menjadi pelaku bullying di sekolahnya 20 tahun lalu.