TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog klinis anak dan remaja Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengingatkan hal-hal yang perlu diperhatikan pasangan sebelum memutuskan untuk menikah.
“Banyak hal yang harus diperhatikan oleh pasangan yang ingin membangun keluarga mengingat penyebab perceraian dalam masyarakat kita biasanya multifaktor, mulai dari ketidaksiapan berkeluarga, masalah ekonomi, sampai perselingkuhan,” kata Vera.
Psikolog dari dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia mengatakan perceraian merupakan satu faktor yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak yang utamanya dapat dilihat dari perubahan pola perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa perubahan sikap yang menurutnya patut diwaspadai adalah anak mengalami aneka ragam emosi tergantung usia, merasa kebingungan karena berusaha memproses diri menerima kenyataan, emosi secara berlebihan, hingga tidak mau sekolah.
Karena itu, sebelum menjadi orang tua, Vera mengingatkan seluruh calon pengantin untuk mempersiapkan diri apabila ingin membangun keluarga yang dapat diawali dengan membangun komunikasi yang baik dengan pasangan. Dalam komunikasi tersebut, setiap pasangan dapat membeberkan rencana masing-masing seperti apa pola asuh yang ingin diterapkan, rencana untuk memiliki anak, hingga mendiskusikan kondisi perekonomian.
Kemudian, pasangan bisa mulai menyiapkan mentalnya sebagai orang tua. Menurutnya, dengan siap secara fisik, finansial, maupun mental, orang tua dapat lebih bertanggung jawab dalam membesarkan anak-anak, termasuk menekan rasa egois yang dapat menempatkan anak dalam kondisi tidak nyaman ketika pasangan mengalami masalah seperti bercerai.
“Orang tua perlu menurunkan ego masing-masing sehingga tidak menempatkan anak terjepit dalam masalah orang tua,” ujar Vera.
Siapkan fisik dan mental
Sebelumnya, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengingatkan calon pengantin tidak hanya menyiapkan kesehatan fisik tetapi juga mental untuk membangun keluarga, mulai dari meningkatkan pemahaman kesehatan reproduksi dan menjaga tubuh tetap sehat, mempersiapkan prakonsepsi atau persiapan kehamilan sebelum proses pembuahan, sampai mengikuti kelas pranikah untuk memahami hal-hal penting dalam berkeluarga.
Salah satunya adalah menghindari terjebak dalam hubungan yang tidak sehat atau toxic dan anak kehilangan arah dalam kehidupan. Karena itu, Hasto mengatakan penting bagi orang tua untuk memahami pentingnya pendidikan kepada anak dalam keluarga melalui prinsip 3A, yaitu asah, asih, dan asuh.
"Asah yakni diajari ilmu agama yang baik, asih yaitu dikasihi dengan sebaik-baiknya, dan asuh dengan diimunisasi, kemudian diberikan perlindungan yang baik," ujarnya.
Hasto juga menjelaskan BKKBN telah menyiapkan berbagai program untuk membantu calon pengantin mempelajari seluruh hal tersebut. Salah satunya berupa programsosialisasi sejak remaja melalui program Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Duta Generasi berencana (Genre).
Pilihan Editor: Persoalan yang Bisa Muncul Akibat Menikah karena Dijodohkan