Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kenali Gejala Baby Blues Syndrome dan Cara Mengatasinya

image-gnews
Ilustrasi ibu sedih saat mengasuh bayinya. Foto: Unsplash/Hollie Santos
Ilustrasi ibu sedih saat mengasuh bayinya. Foto: Unsplash/Hollie Santos
Iklan

TEMPO.CO, JakartaBaby blues syndrome merupakan kelainan emosi yang sering terjadi pada ibu-ibu setelah melahirkan.

Dikutip dari Johns Hopkins Medicine, Syndrome ini disebabkan oleh perubahan hormonal yang menyebabkan sang ibu merasa cemas, menangis, serta gelisah. Kondisi ini biasanya akan hilang dalam 2 Minggu pertama setelah melahirkan.

Baby blues syndrome juga dikenal dengan nama postpartum blues, yang mana merupakan bentuk ringan dari depresi yang bersifat sementara dan akan hilang setelah hormon si ibu kembali stabil.

Depresi ini biasanya disebabkan oleh kondisi ibu setelah melahirkan biasanya memiliki waktu istirahat yang tidak stabil hingga kurang tidur. Selain itu, ibu yang baru melahirkan juga tidak memiliki banyak waktu untuk dirinya sendiri. Oleh sebab itu, 4 dari 5 ibu yang baru melahirkan mengalami depresi ringan serta suasana hati yang berubah-ubah.

Untuk mengetahui apakah seorang ibu yang baru melahirkan mengalami baby blues syndrome atau tidak, dapat dikenali dengan beberapa ciri berikut ini.

1. Tanda utama bagi ibu yang mengalami syndrome baby blues adalah perubahan suasana hati yang cepat dari yang sebelumnya senang menjadi sedih. Contohnya, seorang ibu baru saja merasa senang dan bangga dengan pekerjaan barunya sebagai seorang ibu, kemudian perasaan tersebut langsung berubah dengan perasaan sedih karena merasa sulit dan tidak mampu untuk merawat anaknya.

2. Selain dari tanda utama tersebut, ada beberapa gejala baby blues syndrome yang dapat ibu kenali, yaitu sebagai berikut.

a. Kelelahan sehingga membuat ibu tidak mampu mengurus diri sendiri.

b. Merasa mudah tersinggung, mudah marah, dan cemas.

c. Kesedihan, kemurungan, kecemasan.

d. Menangis.

e. Kehilangan selera makan.

f. Sulit tidur.

g. Merasa kewalahan dengan tugas bayi.

h. Kesulitan berkonsentrasi atau membuat keputusan.

Untuk ibu yang merasa memiliki kesamaan dengan ciri-ciri diatas, ibu dapat mengatasinya dengan melakukan hal-hal berikut ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

1. Istirahat dengan cukup

Ibu yang baru melahirkan membutuhkan waktu untuk proses pemulihan setelah melahirkan serta mengembalikan energinya. Ibu bisa istirahat ketika bayi sedang tidur atau ibu dapat meminta bantuan kepada keluarga atau orang-orang terdekat dalam mengurus bayi atau mengurus pekerjaan rumah tangga lainnnya.

2. Makan makanan yang sehat dan bergizi.

Ibu yang baru melahirkan tentu membutuhkan asupan makanan yang sehat dan bergizi untuk kebutuhan tubuh sang Ibu dan bayi. Ibu bisa memilih makanan yang kaya dengan protein, karbohidrat, lemak sehat, vitamin, dan mineral serta menghindari mengonsumsi kafein, alkohol, atau gula berlebih karena dapat memperburuk gejala baby blues.

3. Olahraga dengan teratur

Olahraga mampu meningkatkan mood, mengurangi stres, serta meningkatkan kesehatan fisik. Olahraga yang bisa Ibu lakukan seperti berjalan, bersepeda, yoga, atau senam. Ibu dapat memilih olahraga yang sesuai dengan minat dan kondisi tubuh.

Olahraga ini bisa dilakukan minimal 30 menit sehari, selama 3 kali seminggu, dengan intensitas ringan hingga sedang.

4. Melakukan interaksi dengan orang lain

Ibu yang baru melahirkan harus melakukan interaksi dengan orang sekitar, tidak boleh mengisolasi diri dari lingkungan sosial. Berinteraksilah dengan pasangan, keluarga, teman, atau orang lain yang dapat memberikan dukungan serta pengertian.

5. Menyusui bayi

Menyusui bayi dapat berguna untuk ibu dan bayi. Untuk ibu, menyusui dapat melepaskan hormon oksitosin, sehingga dapat menimbulkan perasaan nyaman, tenang, dan sayang. Sedangkan bagi bayi, menyusui dapat memberikan nutrisi, kekebalan, dan ikatan batin dengan ibu.

6. Mencari bantuan profesional

Apabila gejala-gejala baby blues tidak juga membaik, ibu bisa meminta bantuan profesional seperti dokter, psikolog, atau konselor yang dapat memberikan penilaian, diagnosis, dan pengobatan yang sesuai dengan kondisi ibu.

Ibu yang mengalami  baby blues syindrome seperti gejala-gejala di atas, jangan merasa sendirian dan malu dengan kondisi tersebut karena hal itu sering terjadi pada ibu-ibu yang baru melahirkan. Apabila ibu mengalaminya, segera lakukan hal-hal di atas dan selalu percaya diri bahwa ibu bisa melewati masa-masa ini dengan bayi.

Pilihan Editor: 57 Persen Ibu di Indonesia Alami Baby Blues Pascamelahirkan, Tertinggi di Asia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cara Mencegah Depresi dengan Saling Bantu Hingga Terapkan Pola Hidup Sehat

1 hari lalu

Ilustrasi depresi. Shutterstock
Cara Mencegah Depresi dengan Saling Bantu Hingga Terapkan Pola Hidup Sehat

Masalah kesehatan mental ini dapat ditangani dengan menjaga pola hidup hingga mengenai dengan baik gejala-gejala pemicunya.


Bagaimana Depresi Bisa Menular?

1 hari lalu

Ilustrasi depresi. Shutterstock
Bagaimana Depresi Bisa Menular?

Sebuah penelitian menunjukan adanya pengaruh kontak fisik terhadap penularan depresi serta kontribusinya pada kesehatan mental seseorang


5 Makanan yang Harus Dihindari Jika Ingin Tidur Cepat

8 hari lalu

Ilustrasi tidur gelisah atau sulit tidur. Shutterstock
5 Makanan yang Harus Dihindari Jika Ingin Tidur Cepat

Hindari makanan dan minuman ini jika ingin cepat tidur


Kekhawatiran dan Kebiasaan yang Bikin Orang Sulit Tidur

10 hari lalu

Ilustrasi pria sulit tidur. shutterstock.com
Kekhawatiran dan Kebiasaan yang Bikin Orang Sulit Tidur

Survei menemukan ragam penyebab warga Amerika Serikat sulit tidur, termasuk kekhawatiran yang dirasakan dan kebiasaan pemicunya.


Penelitian Ungkap Perempuan dengan Pasangan ADHD Lebih Berisiko Depresi

10 hari lalu

Ilustrasi pasangan. Dok: StockXpert
Penelitian Ungkap Perempuan dengan Pasangan ADHD Lebih Berisiko Depresi

Studi menunjukkan sekitar 59 persen wanita dengan pasangan pengidap ADHD mengalami depresi dengan gejala yang bervariasi dari ringan hingga berat.


Seorang Pria di Kabupaten Malang Ditemukan Tewas di Halaman Rumah, Diduga Akibat Sakit Menahun

12 hari lalu

Ilustrasi tewas/meninggal/mayat. Shutterstock
Seorang Pria di Kabupaten Malang Ditemukan Tewas di Halaman Rumah, Diduga Akibat Sakit Menahun

Istri dan anggota keluarga korban yang lain menolak jasad warga Pakis, Kabupaten Malang itu diautopsi.


Meta Tingkatkan Keamanan Akun Remaja di Bawah 18 Tahun

16 hari lalu

Ilustrasi Logo Meta. REUTERS/Dado Ruvic
Meta Tingkatkan Keamanan Akun Remaja di Bawah 18 Tahun

Peraturan baru dari Meta tentang peningkatan keamanan pada akun remaja menjadi sorotan. Bagaimana faktanya?


Cemas dan Stres Berkepanjangan Picu Sakit Jantung

17 hari lalu

Ilustrasi wanita stress. TEMPO/Zulkarnain
Cemas dan Stres Berkepanjangan Picu Sakit Jantung

Faktor munculnya sakit jantung bisa disebabkan akibat cemas atau stres yang berkepanjangan.


Waktu Makan Malam Ideal yang Dianjurkan Pakar

20 hari lalu

Ilustrasi wanita makan larut malam. Freepik.com/Tirachardz
Waktu Makan Malam Ideal yang Dianjurkan Pakar

Makan malam terlalu larut sering bikin sulit tidur. Pasalnya, tubuh harus mencerna makanan di waktu seharusnya beristirahat.


Psikiater Ungkap Perlunya Perubahan Narasi Seputar Bunuh Diri untuk Pencegahan

25 hari lalu

Ilustrasi pencegahan atau stop bunuh diri. Shutterstock
Psikiater Ungkap Perlunya Perubahan Narasi Seputar Bunuh Diri untuk Pencegahan

Narasi seputar bunuh diri perlu diubah untuk memahami dan mencarikan solusi bagi yang berniat bunuh diri, kata psikiater.