TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis THT di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, Trimartani, menjelaskan tentang bibir sumbing dan lelangit serta cara mengatasi dengan tindakan operasi.
“Kelainan bibir dan langit-langit atau bibir sumbing dan celah lelangit adalah kelainan akibat jaringan bibir atau langit-langit mulut yang tidak menyatu sempurna,” kata Trimartani dalam gelar wicara daring, Rabu, 12 Juni 2024.
Baca juga:
Dokter lulusan Universitas Indonesia itu menyebut sejumlah risiko kesehatan yang dapat terjadi pada pasien bibir sumbing dan lelangit jika tidak segera diobati, mulai dari gangguan struktur bibir dan lelangit, gangguan pernapasan, gangguan bicara, gangguan menelan, hingga gangguan pendengaran. Karena itu, Trimartani menyarankan pasien bibir sumbing dan lelangit segera diobati dengan operasi. Salah satunya dengan morpho functional surgical reconstruction (operasi bentuk dan fungsi) untuk mengembalikan struktur asli bibir dan lelangit serta mengatasi gangguan kesehatan yang dapat dialami pasien.
“Di THT, kami melakukan morpho functional surgical reconstruction untuk memperbaiki pernapasan, proses bicara, proses menelan, dan proses mendengar pada pasien,” jelas Trimartani. “Kapan waktu dioperasi? Maunya saat masa toodller agar perkembangannya bagus, kalau bisa sedini mungkin sekitar usia 9-18 bulan jika sudah memenuhi syarat kesehatan."
Meski demikian, pasien dewasa dengan bibir sumbing dan lelangit juga sangat mungkin menjalani operasi tersebut. Namun, kesengauan saat bicara pada pasien dewasa akan lebih sulit dihilangkan karena kebiasaan bicara yang sudah lama dilakukan.
“Kalau angka penghilangan kesengauan memang berkurang. Kalau anak-anak 80 persen bisa hilang kesengauannya, pada orang dewasa akan lebih turun sekitar 60-70 persen,” paparnya.
Operasi bentuk hidung
Jika bibir sumbing mempengaruhi bentuk hidung, dokter juga akan melakukan operasi untuk memperbaiki bentuk hidung pasien atau rhinoplasty. Untuk operasi bibir sumbing dan lelangit pada bayi dan anak-anak biasanya dokter THT akan melakukan rhinoplasty primer.
Berbeda dengan prosedur bedah hidung untuk dewasa, rhinoplasty primer untuk bayi dan anak-anak hanya dilakukan dengan memperbaiki bagian bibir dan celah lelangit ke bentuk seharusnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari pasien dari risiko gangguan kesehatan di masa tumbuh kembangnya.
“Setelah operasi, biasanya pasien, terutama bayi dan anak-anak, akan mengalami kesulitan dalam berbicara serta menelan. Oleh sebab itu, mereka harus dilatih dengan speech teraphy (terapi berbicara), kita juga akan mengevaluasinya,” tuturnya.
Pilihan Editor: Gejala Rinitis Alergi pada Anak yang Perlu Dikenali Orang Tua