TEMPO.CO, Jakarta - Bentuk pusar setiap orang tak selalu sama dn biasanya akan sedikit berubah sejak bayi serta tak dipengaruhi cara tali pusar dipotong setelah dilahirkan. Perubahan biasanya terjadi selama kehamilan karena terkait dengan perkembangan janin.
Yang perlu diketahui, pusar juga bisa menjelaskan masalah kesehatan yang dialami pemiliknya. Contohnya saat berbau, biasanya karena ada tumpukan kotoran dan bakteri pada celah lipatan kulit pusar. Alasan paling umum pusar berbau adalah kurangnya kebersihan. Apalagi banyak orang dengan lubang pusar cukup dalam sehingga sulit dibersihkan.
Orang obesitas atau disabilitas juga sulit membersihkan pusar. Namun jika sudah dibersihkan dan masih saja bau, tandanya ada infeksi. Gejala lain adalah kemerahan dan bengkak di sekitar pusar dan keluar kotoran berwarna hijau atau kuning, juga rasa sakit dan tidak nyaman, bahkan demam.
Bakteri dan jamur senang tempat yang hangat dan lembap seperti pusar. Periksakan ke dokter untuk pengobatan lebih lanjut, seperti antibiotik dan krim atau minyak antijamur.
Periksakan ke dokter
Bagaimana kalau ada benjolan? Bisa jadi itu gejala hernia yang sering memunculkan benjolan di sekitar pusar dan kasusnya disebut hernia umbilikal, biasanya dialami bayi, terutama yang lahir prematur.
Pusar juga bisa mengeluarkan zat seperti batu dengan istilah medis omfalolit. Penyebabnya biasanya timbunan kotoran, minyak, kulit mati, dan sebum. Ukurannya bervariasi dari kecil sampai agak besar. Batu pusar tidak terasa sakit tapi bisa menyebabkan infeksi dan iritasi kulit.
Bagaimana dengan rasa gatal? Karena dilapisi kulit, pusar pun bisa mengalami masalah kulit seperti di bagian tubuh lain, termasuk eksim dan psoriasis, yang bikin gatal. Infeksi jamur dan bakteri juga bisa menyebabkan gatal. Jika ada tahi lalat di sekitar pusar dan mulai terasa gatal, periksakan ke dokter. Demikian dilansir dari The Sun.
Pilihan Editor: 3 Bagian Tubuh yang Sering Lupa Dibersihkan waktu Mandi