Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

4 Alasan Perlunya Sensor Film, Termasuk Kesehatan Mental

Reporter

image-gnews
Ilustrasi nonton film bioskop weekend. Foto: Canva
Ilustrasi nonton film bioskop weekend. Foto: Canva
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 14 Tahun 2019 tentang Pedoman dan Kriteria Penyensoran, badan sensor film akan melakukan penelitian dan penilaian untuk menentukan kelayakan serta penggolongan usia dengan memperhatikan acuan utama dan acuan pendukung. Hal itu diperlukan karena film tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi sarana pembelajaran dalam menyampaikan pesan moral yang dapat mempengaruhi cara berpikir dan perilaku seseorang.

Setiap film yang akan ditayangkan di Indonesia memang harus menjalani uji sensor terlebih dulu demi melindungi penonton dari konten berbahaya dan tidak pantas sesuai norma dan nilai yang berlaku. Lembaga Sensor Film (LSF) terus mengajak masyarakat untuk lebih bijak memilih film, terutama untuk anak-anak yang perlu bimbingan orang tua agar dapat menghindari penayangan yang tidak sesuai, termasuk dalam hal bahasa, kekerasan, diskriminasi, serta konten pornografi. Berikut alasannya.

Melindungi anak dan remaja
Salah satu alasan utama melakukan sensor adalah melindungi anak-anak dan remaja dari konten yang tidak pantas. Terdapat beberapa film yang mengandung adegan kekerasan, pornografi, atau penggunaan obat-obatan, yang bisa menimbulkan dampak negatif pada perkembangan mental dan moral anak dan remaja. Dengan adanya sensor, orang tua dapat lebih mudah memilih film yang sesuai untuk anak karena pada dasarnya setiap anak berhak untuk bisa hidup, bertumbuh, dan berkembang sesuai usianya.

Mempertahankan nilai-nilai budaya
Setiap negara memiliki nilai-nilai dan norma budaya yang berbeda. Sensor film dapat membantu mempertahankan nilai-nilai tersebut, mencegah penyebaran konten yang dianggap merusak atau bertentangan dengan budaya lokal. Untuk mempertahankan nilai budaya, lembaga sensor film harus melakukan penyaringan terkait bahasa yang digunakan film tersebut. Penggunaan bahasa dapat berpengaruh terhadap bahasa lisan maupun tulisan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perlindungan dari konten sensitif
Beberapa film mengangkat tema yang sensitif, seperti kekerasan, diskriminasi, atau masalah sosial lain. Sensor diperlukan untuk menghindari trauma atau dampak psikologis yang mungkin dialami penonton, terutama yang memiliki pengalaman pribadi terkait hal tersebut. Sensor juga dapat memberikan perlindungan kepada anak di bawah umur.

Menjaga kesehatan mental penonton
Alur jalan cerita sebuah film terkadang dapat mempengaruhi emosi dan kesehatan mental penonton. Adanya sensor bisa membantu menjaga konten yang mungkin dapat memicu kecemasan atau depresi sehingga penonton dapat menikmati film tanpa rasa tertekan atau depresi.

Pilihan Editor: Studi Menunjukkan Menonton Film Horor Dapat Bermanfaat Bagi Kesehatan Mental

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Selain Nutrisi, Olahraga Fisik juga Bantu Kesehatan Otak

1 jam lalu

Ilustrasi otak. Pixabay
Selain Nutrisi, Olahraga Fisik juga Bantu Kesehatan Otak

Olahraga fisik yang teratur sangat penting untuk kesehatan otak


Para Pemeran Film Sector 36 Netflix

3 jam lalu

Poster film Sector 36. Foto: Wikipedia.
Para Pemeran Film Sector 36 Netflix

Sector 36 film India Netflix terbaru yang sudah rilis pada 13 September 2024


Love Stuck: Mengenal Pemeran Utama Film Thailand Ini

6 jam lalu

Film Love Stuck dibintangi Teeradon Supapunpinyo (James) dan Plearnpichaya Komalarajun (Junei). Dok. Prime Video
Love Stuck: Mengenal Pemeran Utama Film Thailand Ini

Prime Video akan meluncurkan film orisinal Thailand, Love Stuck


7 Film Netflix Hollywood Terbaik yang Diangkat dari Kisah Nyata, Ada Garapan Angelina Jolie

10 jam lalu

Poster film Netflix karya Angelina Jolie,  First They Killed My Father . Foto: WIkipedia.
7 Film Netflix Hollywood Terbaik yang Diangkat dari Kisah Nyata, Ada Garapan Angelina Jolie

Deretan film Netflix Hollywood terbaik yang diangkat dari kisah nyata menurut Majalah Entertainment Weekly.


Jokowi Peringatkan Soal Fenomena Gig Economy di Indonesia, Apakah Ekonomi Serabutan Itu?

1 hari lalu

Presiden Joko Widodo (kanan) menyapa warga saat mengunjungi Pasar Dukuh Kupang, Surabaya, Jawa Timur, Jumat, 20 September 2024. Dalam kunjungannya tersebut, Presiden Jokowi mengecek harga bahan-bahan kebutuhan pokok seperti cabai dan telur serta membagikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan Bantuan Modal Kerja (BMK) kepada pedagang dan warga sekitar. ANTARA FOTO/Rizal Hanafi
Jokowi Peringatkan Soal Fenomena Gig Economy di Indonesia, Apakah Ekonomi Serabutan Itu?

Jokowi meminta agar seluruh pihak mewaspadai fenomena gig economy atau ekonomi serabutan seiring berkembang pesatnya kemajuan teknologi.


Komparasi Gaya SBY dan Jokowi Mengulas Film Ramai Disorot Netizen

1 hari lalu

Presiden Joko Widodo saat bertemu dengan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono di Ruang Garuda, Istana Merdeka, Jakarta, Kamis 10 Oktober 2019. Pertemuan dilakukan di tengah isu Demokrat menyatakan siap mendukung pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin. Meskipun, PDIP telah mengutarakan sinyal penolakan ada parpol di luar koalisi Jokowi-Ma'ruf yang gabung usai Pilpres 2019. TEMPO/Subekti.
Komparasi Gaya SBY dan Jokowi Mengulas Film Ramai Disorot Netizen

Perbandingan gaya ulasan Jokowi dan SBY usai menonton film mengundang sorotan netizen.


7 Rekomendasi Film Indonesia di Vidio, Kisah Remaja hingga Aksi Menegangkan

3 hari lalu

Sejumlah pemeran film 22 Menit foto bersama di sela premier film 22 Menit di XXI Cinema Epicentrum, Jakarta, Senin, 16 Juli 2018. Film 22 Menit merupakan adaptasi dari kisah nyata teror ledakan bom Thamrin, Jakarta, pada 14 Januari 2016. Film ini diperankan Ario Bayu, Ade Firman Hakim, Mathias Muchus, Hana Malasan, Ardina Rasti, serta Taskya Namya. TEMPO/Nurdiansah
7 Rekomendasi Film Indonesia di Vidio, Kisah Remaja hingga Aksi Menegangkan

Deretan film Indonesia terbaru di Vidio, mulai dari cerita anak remaja, romansa anak muda, komedi, hingga aksi yang menegangkan.


Serba-serbi Film I, the Executioner: Pencapaian 2 Juta Penonton dalam 3 Hari

4 hari lalu

Film I, the Executioner. Dok. CJ ENM
Serba-serbi Film I, the Executioner: Pencapaian 2 Juta Penonton dalam 3 Hari

Film I, the Executioner atau Veteran 2 menembus 2 juta penonton dalam waktu tiga hari sejak peluncuran di bioskop Korea Selatan pada 13 September 2024


Sinopsis Love Stuck Film Thailand di Prime Video yang Tayang 17 Oktober 2024

5 hari lalu

Film Love Stuck dibintangi Teeradon Supapunpinyo (James). Dok. Prime Video
Sinopsis Love Stuck Film Thailand di Prime Video yang Tayang 17 Oktober 2024

Film Love Stuck dibintangi Teeradon Supapunpinyo (James) dan Plearnpichaya Komalarajun (Junei), tentang remaja yang terjebak dalam lingkaran waktu.


Yunita Siregar Ungkap Adegan Tersulit di Film Home Sweet Loan

5 hari lalu

Yunita Siregar pemeran Kaluna dalam film Home Sweet Loan saat diwawancara di Kantor Tempo, Jakarta, Selasa, 10 September 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Yunita Siregar Ungkap Adegan Tersulit di Film Home Sweet Loan

Yunita Siregar mengungkapkan beberapa adegan di film Home Sweet Loan sangat menguras emosi dan energinya.