Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

7 Bahaya Makan Mi Instan Berlebihan yang Perlu Diketahui

Editor

Laili Ira

image-gnews
Pengunjung mengolah mie instan di toko Good Noodle di Bangkok, Thailand, 21 Maret 2022. REUTERS/Athit Perawongmetha
Pengunjung mengolah mie instan di toko Good Noodle di Bangkok, Thailand, 21 Maret 2022. REUTERS/Athit Perawongmetha
Iklan

TEMPO.CO, JakartaMi instan menjadi salah satu jenis makanan yang banyak digemari oleh semua kalangan, karena praktis, terjangkau, dan lezat. 

Bahkan, berdasarkan data Asosiasi Mi Instan Dunia atau World Instant Noodles Association (WINA), Indonesia menduduki posisi kedua setelah Cina sebagai negara dengan konsumsi mi instan terbanyak di dunia pada 2023, yaitu mencapai 14,54 juta porsi. 

Meskipun sering dianggap sebagai “makanan penyelamat” saat kondisi keuangan sedang tidak baik atau karena kondisi lainnya, konsumsi mi instan yang berlebihan ternyata dapat berdampak negatif bagi tubuh. Apa saja? 

Bahaya Makan Mi Instan Berlebihan

Ahli Gizi Universitas Muhammadiyah Surabaya, Tri Kurniawati mengatakan konsumsi mi instan lebih baik tidak lebih dari dua bungkus dalam seminggu dan tidak dijadikan sebagai kebiasaan rutin. Apabila ingin makan mi instan, maka sebaiknya ditambah sayuran dan sumber pangan protein, seperti telur dan daging ayam. 

“Waspadai konsumsi mi instan yang dijadikan sebagai lauk atau dimakan hanya dengan nasi. Hal tersebut tidak dianjurkan karena hanya mengandung karbohidrat,” kata Tri dalam keterangan tertulisnya melalui situs resmi Universitas Muhammadiyah Surabaya di Surabaya, Jawa Timur, Kamis, 4 Mei 2023. 

1. Obesitas dan Kolesterol Tinggi

Tri menjelaskan mi instan dapat membahayakan kesehatan, karena dalam sekali penyajian, umumnya mengandung lemak dan natrium tinggi, tetapi rendah vitamin, mineral, dan serat. Pola konsumsi mi instan yang berlebihan, lanjut dia, dapat menyebabkan obesitas abdominal dan hiperkolesterolemia. 

Untuk diketahui, obesitas abdominal atau obesitas sentral merupakan kondisi kegemukan yang ditandai dengan penumpukan lemak di bagian perut atau biasa disebut sebagai perut buncit. 

Sementara hiperkolesterolemia adalah istilah lain untuk kadar kolesterol tinggi dalam darah yang dapat menumpuk dan mempersempit pembuluh darah. 

2. Sindrom Metabolik

Tri juga mengungkapkan bahwa konsumsi mi instan yang berlebihan dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik pada wanita. Sindrom metabolik merupakan kondisi kesehatan yang berhubungan dengan tekanan darah, obesitas, gangguan gula darah, dan kolesterol. 

“Konsumsi mi instan lebih dari dua bungkus dalam seminggu berhubungan dengan peningkatan sindrom metabolik yang tinggi pada wanita,” ucap Tri. 

3. Diabetes Melitus

Melansir laman resmi Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Playen 2, Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, karbohidrat yang terkandung di dalam mi instan akan diubah oleh tubuh menjadi glukosa atau gula. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apabila kadar gula terlalu banyak, maka kerja pankreas akan semakin beras, sehingga bisa rusak dan memicu penyakit diabetes melitus. 

4. Kanker

Mengutip Jurnal Psikologi Integratif (2016), konsumen mi instan mempunyai asupan nutrisi yang rendah, seperti protein, kalsium, zat besi, fosfor, kalium, vitamin C, vitamin A, dan niasin. 

Hal tersebut semakin diperparah dengan ditemukannya zat penyebab kanker, yaitu benzopyrene di dalam sejumlah merek mi instan yang beredar di pasaran. 

5. Penyakit Otak

Kandungan monosodium glutamat (MSG) atau vetsin di dalam bumbu mi instan juga disebut dapat menyebabkan disfungsi otak dan kerusakan berbagai organ tubuh. 

Selain itu, MSG juga dapat menimbulkan berbagai penyakit lainnya, seperti alzheimer, parkinson, dan kesulitan belajar pada anak. 

6. Merusak Hati

Menurut Keck Medicine of University of Southern California (USC), makanan olahan yang mengandung bahan pengawet, pemanis, perasa buatan, dan zat aditif lainnya, seperti pada mi instan dapat membebani kerja hati. 

Apabila kerja hati sangat berat, maka akan menyimpan lemak berlebih di dalam sel-selnya, sehingga dapat menyebabkan peradangan atau kerusakan. 

7. Mengganggu Sistem Pencernaan

Ramen atau mi instan umumnya diawetkan dengan tersier-butil hidrokuinon (TBHQ), produk berbasis minyak bumi yang sulit dicerna serta ditemukan dalam pernis dan produk pestisida yang dapat memengaruhi sistem pencernaan bila dikonsumsi berlebihan. 

Sistem pencernaan manusia bahkan membutuhkan waktu hingga dua jam untuk mencerna mi instan. 

Pilihan Editor: Apa Efek Makan Mi Instan Setiap Hari? Ini Penjelasannya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BIsakah Akupunktur Bantu Menurunkan Kolesterol Tinggi?

1 hari lalu

Akupunktur. Foto : Hermina
BIsakah Akupunktur Bantu Menurunkan Kolesterol Tinggi?

Selain menjalani gaya hidup sehat, pasien juga dapat melakukan terapi akupunktur untuk membantu menurunkan kolesterol tinggi.


Saran Dokter untuk Turunkan Kadar Kolesterol Tinggi

3 hari lalu

Ilustrasi kolesterol. Shutterstock
Saran Dokter untuk Turunkan Kadar Kolesterol Tinggi

Dokter menjelaskan cara untuk menurunkan kolesterol tinggi dalam tubuh. Contohnya menghindari makanan manis dan lemak jahat, juga berolahraga rutin.


Apa Efek Makan Mi Instan Setiap Hari? Ini Penjelasannya

9 hari lalu

Ilustrasi mi instan. shutterstock.com
Apa Efek Makan Mi Instan Setiap Hari? Ini Penjelasannya

Berbagai dampak negatif dari konsumsi mi instan yang berlebihan bagi kesehatan tubuh


Ginekolog Ungkap Penyebab PCOS pada Remaja dan Gejalanya

16 hari lalu

Ilustrasi sistem repoduksi wanita, rahim, PCOS (Freepik)
Ginekolog Ungkap Penyebab PCOS pada Remaja dan Gejalanya

Dokter kandungan menjelaskan PCOS atau gangguan siklus haid yang terjadi sejak remaja harus diperbaiki dengan gaya hidup sehat.


Mahasiswa Kedokteran Harvard Ini Makan 720 Butir Telur dalam Sebulan, Apa Kabar Kolesterolnya?

17 hari lalu

Ilustrasi Telur Rebus
Mahasiswa Kedokteran Harvard Ini Makan 720 Butir Telur dalam Sebulan, Apa Kabar Kolesterolnya?

Nick Norwitz melakukan eksperimen dengan makan 720 butir telur dalam sebulan untuk melihat dampak pada kadar kolesterolnya, naik atau turun?


Studi: Akses Pangan di Lingkungan Sekitar Pengaruhi Risiko Obesitas Anak

19 hari lalu

Ilustrasi obesitas. ANTARA
Studi: Akses Pangan di Lingkungan Sekitar Pengaruhi Risiko Obesitas Anak

Studi peneliti dari Harvard Pilgrim Health Care Institute menunjukkan, kondisi lingkungan mempengaruhi obesitas pada anak.


Aturan Kadar Gula dalam Makanan Bisa Beratkan UMKM, Ini yang Akan Dilakukan Pemerintah dan BPOM

22 hari lalu

Penjual warteg saat menyajikan paket nasi Rp. 7500 di sebuah warteg di Jakarta, Jumat 19 Juli 2024.  Program Makan Siang Gratis yang berganti nama jadi Makan Bergizi Gratis jadi sorotan. Pasalnya, harga satuan per porsi Makan Bergizi Gratis dikabarkan turun dari Rp 15 ribu menjadi Rp 7.500. TEMPO/Subekti.
Aturan Kadar Gula dalam Makanan Bisa Beratkan UMKM, Ini yang Akan Dilakukan Pemerintah dan BPOM

Pemerintah dan BPOM siapkan peraturan tentang kadar gula, lemak dan garam dalam makanan yang tidak memberatkan UMKM tapi juga aman untuk masyarakat.


Makanan Cepat Saji Mengancam Kesehatan Generasi Muda di Prancis

23 hari lalu

ilustrasi makanan cepat saji (pixabay.com)
Makanan Cepat Saji Mengancam Kesehatan Generasi Muda di Prancis

Gaya hidup yang kurang aktif yang akan semakin memperparah situasi. Fenomena ini semakin diperburuk dengan maraknya konsumsi makanan cepat saji.


Mengulas Obat Statin, Efek Sampingnya pada Manusia dan Hewan

31 hari lalu

Ilustrasi minum obat. TEMPO/Subekti
Mengulas Obat Statin, Efek Sampingnya pada Manusia dan Hewan

Golongan statin dikenal sebagai lini pertama dalam menurunkan kadar kolesterol. Bisa diberikan kepada manusia maupun hewan. Apa efek sampingnya?


Perlunya Sekolah Beri Edukasi Makanan Sehat Cegah Anak Obesitas

34 hari lalu

Ilustrasi anak obesitas/obesitas dan kesehatan. Shutterstock.com
Perlunya Sekolah Beri Edukasi Makanan Sehat Cegah Anak Obesitas

Ahli gizi mengimbau sekolah turut memberi edukasi makanan sehat untuk mencegah risiko anak obesitas.